WWW.INISIAL.CO.CC   Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka."(hadits shahih riwayat Ahmad) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak."(hadits shahih riwayat Abu Amr Ad Dani dan Al Ajurry)
Yang MEROKOK, dilarang buka blog saya...!!! image Klik! untuk mampir ke blog saya SILAKAN KLIK!
تبرئة العلامة الهرري مما افتراه عليه المدعو عبد الرحمن دمشقية في كتابه المسمى "الحبشي شذوذه وأخطاؤه"  والكتاب المسمى "بين أهل السنة وأهل الفتنة" وغيرهما من الإصدارات من مناشير وشرط  

Sekapur Sirih

Sekapur Sirih


Bersatu dan berkasih sayang merupakan ciri khas
ahlus sunnah sedangkan berpecah belah dan
berselisih merupakan ciri khas ahli bid’ah. Namun,
sungguh amat disayangkan, ciri khas ahlus sunnah ini
–yaitu bersatu dan kasih sayang- telah mulai terkikis
dan ciri ahli bid’ah –yaitu berpecah belah dan
berselisih- mulai mengambil bagian dan merasuki
barisan ahlus sunnah.
Sungguh, keadaan ini akan menguntungkan musuhmusuh
Islam dan ahli bid’ah, karena bagaimana ahlus
sunnah dapat berdakwah menyeru kepada kejayaan
Islam dan persatuan ummat, apabila mereka sendiri
saling bertikai, berselisih dan berpecah belah. Oleh
karena itulah, para ulama turun memberikan
penjelasan dan nasehat supaya ahlus sunnah mau
untuk saling berkasih sayang dan bersatu serta
meninggalkan pertikaian dan perselisihan mereka.
Diantara para ulama tersebut adalah Fadhilatusy
Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkholi hafizhahullahu.
Berikut ini merupakan ceramah beliau yang sangat
bermanfaat dan anggun, yang dikemas dengan
bahasa halus dan lembut, sebagai nasehat bagi ahlus
sunnah untuk mau berlemahlembut kepada
saudaranya, bersatu dan saling menyayangi. Dan
nasehat kepada umat untuk menjauhi segala bentuk
perpecahan dan perselisah, serta belenggu-belenggu
Bersatu dan Berkasih Sayanglah Wahai Ahlus Sunnah dan Janganlah
Berpecah dan Berselisih
hizbiyah, ashobiyah, taqlid dan semangat buta yang
jahiliyah –tidak diiringi oleh ilmu syar’i-.
Aduhai, betapa banyak mereka yang mengaku-ngaku
sebagai pengikut Syaikh Rabi’ bin Hadi, menukil
ucapan-ucapan beliau, bahkan menjadikan ucapan
dan fatwa beliau sebagai dasar di dalam berwala’ dan
baro’ dan dasar di dalam menilai keahlussunnahan
seseorang. Namun, pada hakikatnya manhaj mereka
jauh dari manhaj syaikh, uslub mereka jauh dengan
uslub Syaikh.
Mereka ini, hanya mau mengambil sesuatu yang
terkesan keras saja, tanpa mau menengok akhlak dan
adab syaikh sebenarnya. Mereka mengambil ucapan
syaikh yang selaras dengan ambisi dan hawa nafsu
mereka, namun tatkala dihadapkan dengan perintah
untuk berlemah lembut, mereka malah mencak
mencak dan mencela orang yang mengajak kepada
kelemahlembutan, dan menuduh mereka sebagai
mumayyi’in (orang yang lunak manhajnya) dan
seakan-akan menganggap bahwa Syaikh Rabi’ tidak
mengajarkan kelemahlembutan, kelemahlembutan itu
hanyalah untuk kami dan rekan-rekan kami yang
sepakat dengan kami saja, apabila tidak sepakat,
maka mereka bukan saudara kami dan tidak berhak
untuk kami sikapi dengan kelemahlembutan.
Demikianlah, sikap pongah, arogan dan angkuh
mereka ini malah membuat umat tanfir (lari menjauhi
kebenaran). Akhirnya, terciptalah iklim fobia dan
sindromatik kepada dakwah salafiyyah, stigma
burukpun disematkan kepada dakwah mubarokah ini
sebagai dakwah pencela dan penghujat. Bahkan,
Bersatu dan Berkasih Sayanglah Wahai Ahlus Sunnah dan Janganlah
Berpecah dan Berselisih
syaikh Rabi’ pun dihujat oleh sebagian besar kalangan
dikarenakan seringnya mereka –para pemuda yang
ekstrim ini- menukil ucapan syaikh dan
menempatkannya sekena hati mereka tanpa
memandang maslahat dan madharatnya. Menerapkan
semua ucapan syaikh secara membabi buta tanpa
memperhatikan maslahat dan madharat.
Umatpun mulai mengenal sosok Syaikh Rabi’ bin Hadi
raghmun unufihi sebagai sosok yang keras, suka
mencela, menghujat dan lain sebagainya, hanya
karena ulah oknum yang katanya mengaku-ngaku
mencintai syaikh dan dakwah salafiyyah. Namun,
mereka sendirilah yang akhirnya mencela syaikh dan
menyebabkan pencelaan terhadap syaikh dikarenakan
ulah serampangan yang mereka lakukan.
Syaikh hafizhahullahu sendiri di dalam risalah ini telah
menasehatkan supaya cerdas di dalam berdakwah.
Kepada umat yang masih awam, janganlah
menyebutkan nama ulama yang mereka fobia
dengannya, namun sebutkanlah ulama yang mereka
menerima dan tidak mungkin akan mencelanya.
Apabila kita berdakwah dan memulai dengan mencela,
maka kita sendirilah yang akan dicela. Apalagi, jika
ketika kita mencela membawakan ucapan para ulama,
maka sungguh, kita telah menzhalimi para ulama
tersebut karena menyebabkan umat menjatuhkan
celaannya kepada mereka...
‘Ala kulli haal, semoga risalah ini dapat bermanfaat
bagi kaum muslimin.

0 komentar:

Labels

comment

Artikel cari disini

Download E book

Hire Me Direct
eXTReMe Tracker