WWW.INISIAL.CO.CC   Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka."(hadits shahih riwayat Ahmad) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak."(hadits shahih riwayat Abu Amr Ad Dani dan Al Ajurry)
Yang MEROKOK, dilarang buka blog saya...!!! image Klik! untuk mampir ke blog saya SILAKAN KLIK!
تبرئة العلامة الهرري مما افتراه عليه المدعو عبد الرحمن دمشقية في كتابه المسمى "الحبشي شذوذه وأخطاؤه"  والكتاب المسمى "بين أهل السنة وأهل الفتنة" وغيرهما من الإصدارات من مناشير وشرط  

Wanita Tomboy !!

Oleh ABU HAIDAR hafizhohullah

Di Zaman kita sekarang telah muncul sekelompok wanita yang menyimpang dari fitrah Allah, padahal Allah telah menciptakan manusia di atas fitrah itu. Mereka menunjukkan sifat yang tidak sesuai dengan tabiat kewanitaan mereka, padahal Allah telah menjadikan tabiat tersebut untuk membedakan dengan tabiat laki-laki. Mereka menyangka bahwa mereka bisa berubah menjadi laki-laki .

Akibatnya sekelompok wanita tersebut banyak menemui kesulitan dan kesempitan, mereka mengalami problem fisik dan psikis, menjadi wanita-wanita yang tersisihkan yang dibenci sekaligus menjadi pelampiasan kemarahan suami dan anak-anak mereka.

Disamping itu ada ancaman yang amat keras lagi bagi para wanita yang meyimpang dari fitrah dan kodrat kewanitaan mereka serta menyerupai laki-laki dalam hal berpakaian, penampilan, akhlak dan tindakan. Dalam sebuah hadits shahih dari ibnu Abbas Radhiallaahu anhu dia berkata: “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang berpenampilan seperti laki-laki (HR. Al-Bukhari). Laknat artinya terusir dan dijauhkan dari rahmat Allah. Hadits lain yang juga diterima dan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dia berkata: “Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah melaknat kaum laki-laki yang berpenampilan seperti wanita dan wanita yang berpenampilan laki-laki,” (HR. Al-Bukhari) wanita yang berpenampilan seperti laki-laki artinya yang meniru-niru laki-laki dalam berpakaian dan penampilan. Adapun meniru dalam hal ilmu dan pemikiran maka hal itu terpuji.

Dari Salim Bin Abdullah dari bapaknya, dia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam : “Ada tiga golongan manusia yang tidak akan dipandang oleh Allah Azza Wajalla pada hari kiamat: Orang yang durhaka kepada orang tua, wanita yang menyerupai laki-laki, dan Dayuts (orang yang tidak punya rasa cemburu Pent.)” (HR. An-Nasai)

Beberapa bentuk penyerupaan wanita terhadap laki-laki

Banyak sekali bentuk penyerupaan wanita terhadap laki-laki. Masalah ini tidaklah terbatas hanya dalam hal pakaian saja tetapi mencakup lebih dari itu, diantara bentuk (penyerupaan) terhadap laki-laki yang sering dilakukan oleh para wanita adalah:

  1. Menyerupai laki-laki dalam hal berpakaian berupa memakai pakaian yang persis menyerupai pakaian laki-laki dan memakai celana panjang yang pada asalnya merupakan pakaian laki-laki dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki pernah ditanyakan kepada Aisyah Radhiallaahu anha bahwa ada seorang wanita yang memakai sandal (model laki-laki-pent), maka berkatalah Aisyah: “Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam melaknat wanita yang meniru-niru laki-laki.” (HR. Abu Dawud).
  2. Tidak berpegang teguh terhadap Hijab (pakaian wanita muslimah) yang disyariatkan. Imam Adz-Dzahabi berkata: “Diantara perbuatan yang menyebabkan terlaknatnya wanita adalah menampakkan perhiasan, emas dan berlian di balik cadar (hijab) dan memakai wangi-wangian ketika keluar atau memakai pakaian yang mencolok (norak) … Semua itu termasuk tabarruj yang dimurkai Allah dan dimurkai pula orang yang melakukannya di dunia dan akhirat.”
  3. Banyak keluar rumah tanpa ada keperluan baik bersama sopir pribadi, naik kendaraan umum atau menyetir sendiri seperti yang banyak terjadi dibeberapa negara atau berjalan kaki sekalipun jaraknya jauh.
  4. Berdesak-desakan dengan laki-laki dan bercampur baur dengan mereka di pasar-pasar dan di tempat-tempat umum, bahkan sebagian mereka tidak merasa malu untuk mengantri di barisan laki-laki ketika menunggu, masuk dan duduk diantara laki-laki khususnya di lapangan bisnis.
  5. Meninggikan suara dalam berbicara dengan laki-laki dengan suara yang keras sehingga terdengar dari kejauhan. Padahal tabiat seorang wanita biasanya berbicara rendah dan menghindari berbicara dengan laki-laki asing.
  6. Meniru kebiasaan laki-laki dalam hal berjalan dan beraktifitas, berupa berjalan di pasar-pasar atau jalanan seperti berjalannya laki-laki dengan gagah menyerupai gerakan laki-laki yang menampakkan kegagahan dan kejantanan.
  7. Kasar dalam bermuamalah dan berakhlak dengan keluarga dan kerabatnya, tidak lembut, galak, keras kepala dan tidak menghargai orang lain, semua ini tercela bagi laki-laki apalagi bagi wanita?
  8. Tidak memakai perhiasan yang khusus bagi wanita seperti pacar, celak mata, dan yang lainnya sehingga menjadi seperti laki-laki dalam bentuk dan penampilan. Aisyah Radhiallaahu anhu berkata: Ada seorang wanita menyodorkan sebuah buku dengan tangannya dari balik hijab kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam, beliaupun mengambilnya lalu berkata: “Aku tidak tahu apakah ini tangan laki-laki ataukah tangan wanita?” Aisyah menjawab: “Tangan wanita.” Beliau berkata lagi: “Kalau engkau wanita maka engkau harus merubah kuku-kukumu,” maksudnya dengan pacar.” (HR. Abu Dawud)
  9. Menyerupai laki-laki dalam berpenampilan berupa memotong rambut seperti potongan rambut laki-laki, memanjangkan kuku, posisi ketika berdiri atau duduk dan sebagainya.
  10. Melepaskan diri dari pengawasan suami atau wali. Dia tidak mau menerima kalau dirinya berada di bawah pengaturan suami atau wali dia menginginkan kebebasan bertindak secara mutlak tanpa izin atau pengawasan laki-laki yang memang bertanggung jawab atas dirinya.
  11. Bepergian tanpa mahram dengan berbagai alat transportasi dan yang paling masyur adalah pesawat terbang. Dia sendirilah yang membeli tiket, pergi ke bandara, dan bepergian tanpa mahram yang menyertainya dan melindunginya dari orang-orang fasik. Perbuatannya itu telah menyimpang dari diennya (agamanya) dan tabiatnya. Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:“Janganlah seorang wanita bepergian (safar) kecuali dengan mahramnya.” (muttafaq ‘alaih)
  12. Sedikitnya rasa malu, seorang wanita tomboy telah tercabut rasa malu dari kepribadian dan akhlaknya, ia tak ubahnya seperti pohon bugil tak berkulit. Berbicara tentang segala hal, ngobrol dengan setiap orang pergi ke berbagai tempat tanpa rasa malu dan akhlak, sebagai mana sabda Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits yang shahih: “Sesungguhnya diantara hal yang telah diketahui manusia dari ucapan para nabi yang dulu adalah: Kalau kamu tidak merasa malu maka bertindaklah semaumu.”

Inilah beberapa bentuk penyerupaan wanita terhadap laki-laki yang keburukannya begitu nyata dikalangan para wanita, dan hal ini amat patut disesalkan. Dari penjelasan di atas bisa kita tarik kesimpulan yang menyeluruh tentang definisi wanita tomboy yaitu: wanita yang menyerupai laki-laki dalam hal berpakaian, penampilan, berjalan, berbicara, meninggikan suara, beraktifitas dan bercampur baur. Atau secara ringkasnya bahwa seorang wanita dikatakan tomboy kalau dia meniru seperti laki-laki (padahal yang ia tiru adalah merupakan ciri laki-laki yang bertentangan dengan kodrat kewanitaannya-pent).

Beberapa sebab seorang wanita menjadi tomboy

Ada beberapa penyebab yang mendorong seorang wanita menjadi tomboy yang secara umum diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Kurangnya iman dan sedikitnya rasa takut kepada Allah, karena terjerumusnya seseorang kepada maksiat baik dosa kecil ataupun dosa besar merupakan akibat dari kurangnya iman dan lemahnya perasaan merasa diawasi oleh Allah Azza wa Jalla.
  2. Pendidikan yang jelek, peribahasa mengatakan bahwa seseorang adalah anak bagi lingkungannya. Bila lingkungan tempat dia hidup merupakan lingkungan yang shaleh, maka diapun akan shaleh, kalau lingkungannya jelek maka diapun akan seperti itu. Seorang anak wanita yang hidup dirumah yang semrawut yang kosong dari pendidikan yang baik pada umumnya akan menyeret dia kepada berbagai penyimpangan.
  3. Pengaruh media masa dengan berbagai bentuk dan jenisnya, baik tontonan, yang di dengar, ataupun bacaan. Di dalamnya berkembang dan tersebar pemikiran-pemikiran sesat dan penyimpangan yang akan menyesatkan para wanita dan mendorong mereka untuk melanggar norma agama dan prinsip-prinsip kebenaran.
  4. Taklid buta, dia berpakaian dan berprilaku tanpa memahami dan mengetahui apa yang dia lakukan, juga tidak memikirkan manfaat dan madharaat-nya. Dia hanya sekedar ikut-ikutan kepada apa yang ada di sekitar dirinya, dari kawan-kawannnya dan dari para seniwati (artis atau bintang), sekalipun hal itu bertendengan tabiat kewanitaannya.
  5. Kawan bergaul yang jelek, di antara hal yang tidak diragukan lagi adalah kawan bergaul yang mempunyai pengaruh besar dalam pribadi seseorang baik positif ataupun negatif. Sebagaimana sabda nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam : “Perumpamaan kawan bergaul yang saleh dengan kawan bergaul yang jelek seperti orang yang menjual minyak wangi dengan peniup pande besi (kiir). Panjual minyak wangi mungkin dia akan memberikan kepadamu atau kamu membeli darinya, atau kamu bisa mencium harumnya. Adapun peniup pande besi mungkin dia bisa membakar pakaianmu atau kamu mencium bau busuk darinya.” (Muttafaq ‘alaih).
  6. Kurang percaya diri dan upaya menarik perhatian, sebagian wanita ada yang merasa kurang percaya diri dan berupaya menutup kekurangan itu dengan cara yang justeru menyeret mereka kepada keburukan yaitu menyerupai laki-laki dalam berperilaku, penampailan, pakaian dan sebagainya.
  7. Contoh yang buruk, contoh (figur) merupakan unsur pendidikan yang terpenting. Kadang-kadang seorang ibu berprilaku menyerupai laki-laki lalu di contoh oleh anak perempuannya. Umumnya para anak wanita memiliki kepribadian karena mencontoh ibu-ibu mereka. Maka seorang ibu yang tidak menghargai dan tidak menghormati ayah, pada umumnya anak wanitanya pun bertabiat seperti itu yaitu tidak menghargai suami mereka. Dan seorang ibu yang kasar nada bicaranya dan selalu keras dalam bersuara maka anak wanita-nya pun akan mewarisi sifat ini pula.
  8. Tidak adanya rasa cemburu dari suami atau walinya, sehingga tidak mencegah dia dari penyimpangan dalam masalah hijab dan pakaian dan tidak melarangnya dari perilaku tidak layak.

Demikian diantara sebab-sebab terpenting yang dapat menjerumuskan wanita ke dalam sikap meniru kaum laki-laki. Semoga Allah menjaga kita dari segala perbuatan yang menyelisihi syari’atNya serta membimbing kita semua agar tetap diatas fitrah yang diridhaiNya.

Dari Nasyrah Darul Wathan, “Al-Mustarjilah, al-mar’ah al-musyabbihah bir rijal”, Hamud bin Ibrahim As-Sulaim

Blogged with the Flock Browser

الشيخ عبد الرزاق عفيفي ودوره وعطائه العلمي

الحمد لله فاطر السماوات والأرض ، جاعل الملائكة رسلا وباعث الرسل مبشرين ومنذرين لئلا يكون للناس على الله حجة بعد الرسل أحاط بكل شيء علما ووسع كل شيء رحمة وحلماً ، خلق الإنسان وعلمه ورفع قدر العلم وعظمه وخص به من خلقه منت كرمه وحض عباده المؤمنين على التفقه في الدين .

وأشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شريك له ، الممتن على المؤمنين بفضله بذل لهم الإحسان وزين في قلوبهم الإيمان وكره إليهم الكفر والفسوق والعصيان .

وأشهد أن محمداً صلى الله عليه وسلم عبده ورسوله ونبيه وصفيه ونجيه وخليله وأمينه علي وحيه وخيرته من خلقه ، المبعوث بالدين القويم والخلق العظيم ، الموعود يوم القيامة مقاماً محموداً وحوضاً موروداً وشرفاً مشهوداً اختصه الله بالمحامد الكثيرة والمآثرة الأثيرة ، أرسله الله رحمة للعالمين وقدوة للعالميين ومحجة للسالكين وحجة على العباد أجمعين ، بعثه للإيمان منادياً وللخليقة هادياً ولكتابه تالياً ولمرضاته ساعياً وبالمعروف آمراً وعن المنكر ناهياً .

أرسله الله على حين فترة من الرسل وحاجة من البشر فجاء صلى الله عليه وسلم بالدلائل الواضحة والحجج القاطعة والبراهين الساطعة ، أيقظ به العقول من سباتها وصرف به النفوس عن أهوائها فكان صلى الله عليه وسلم مصدر خير ومبعث نور وشمس هداية ، بلغ الرسالة وأدى الأمانة وتنهض بالحجة ودعا إلى الحق وحض على الصدق ، فصلوات الله وسلامه عليه أفضل صلاة وأنماها وأطيبها وأزكاها وأبقى الله في العالمين محبته وفي المقربين مودته وجعل في أعلى عليين درجته وعلى آله الطيبين الطاهرين .

ورضي الله عن أصحابه الطيبين المطيبين ، الذين آمنوا به واتبعوه وعزروه ونصروه ، ونقلوا لنا رسالته وبلغونا أمانته شهدوا الوحي والتنزيل وعرفوا التفسير وهم الذين أختارهم الله عز وجل لصحبة نبيه صلى الله عليه وسلم ونصرته وإقامة دينه وإظهار حقه وبذلوا في ذلك أنفسهم ونفسيهم فهدى الله بهم العباد وفتح على أيديهم البلاد ، أبر الأمة قلوباً وأعمقها علماً وأحسنها عملاً وأقلها تكلفاً ، رضى الله عنهم وأرضاهم ومن اقتفى أثرهم وسلك سبيلهم من العلماء العاملين والدعاة المصلحين الذين فقهوا دين الله وأدركوا مراميه وفهموا مقاصده واستنوا بهديه وعملوا بأحكامه ودعوا إليه بالحكمة والموعظة الحسنة .

أما بعد :

فإن الله جل ثناؤه وتقدست أسماؤه لم يخلق خلقه عبثاً ولم يتركهم سدى بل خلقهم لأمر عظيم وخطب جسيم ورضى منهم باليسير من العمل وتجاوز لهم عن الكثير من الزلل ، أفاض عليهم النعمة وكتب على نفسه الرحمة .

ومن كمال رحمته وتمام نعمته أن هيأ لهذه الأمة – في كل فترة من الزمن – علماء عاملين ، بصراء ناصحين ، أمناء مخلصين ؟، يذكرون الغافل ويعلمون الجاهل ، يدعون من ضل إلى الهدى ويصبرون منهم على الأذى ، هم أحسن الناس هدياً وأقومهم سبيلاً ، رفعهم الله بالعلم وزينهم بالحلم ، بحلمهم يعرف الحلال من الحرام والحق من الباطل والضار من النافع والحسن من القبيح ، فضلهم عظيم ونفعهم عميم ، هم ورثة الأنبياء وخيار الأتقياء وهم أئمة العباد ومنار البلاد وقوام الأمة وينابيع الحكمة بهم تحيا قلوب أهل الحق وتموت قلوب أهل الزيغ .

قال بن القيم رحمه الله : ( وهم – أي العلماء – في الأرض بمنزلة النجوم في السماء ، بهم يهتدي الحيران في الظلماء وحاجة الناس إليهم أعظم من حاجتهم إلى الطعام والشراب وطاعتهم أفرض عليهم من طاعة الأمهات والآباء بنص الكتاب ) .

كتب سلمان الفارسي إلى أبي الدرداء – رضى الله عنهما – " إنما مثل المعلم كمثل رجل عمل سراجا في طريق مظلم يستضيء به من مر به وكل يدعو إلى الخير " .

ومما يدل على عظم منزلة العلماء أن الله تعالى أمر الناس بسؤالهم والرجوع إلى أقوالهم وجعل علامة زيغهم وضلالهم ذهاب علمائهم واتخاذ الرؤوس من جهلهم وقد صح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : " إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من العباد ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يبق عالماً أتخذ الناس رؤوساً جهالاً فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا " .

ولا شك أن موت العلماء كسر لا يجبر وثلمة لا تسد ، ذلك أن العلم يموت بموت حامليه .

قال محمد بن الحسين : إذا مات العلماء تحير الناس ودرس العلم بموتهم وظهر الجهل ، فإنا لله وإنا إليه راجعون ، مصيبة ما أعظمها على المسلمين .

قال ابن عبد البر رحمه الله : أنشدني احمد بن عمر بن عبد الله في قصيدة له :

وذهاب العلــم عنا في ذهـــاب العلماء

فهم أركان ديـن الـ ـله في الأرض الفضاء

فجزاهم ربهـم عنـ ـا بمحمود الـــجزاء

وقال آخر :

تعلم ما الرزية فقد مال ولا شاة تموت ولا بعير

ولكن الرزية فقد حبر يموت بموته خلق كثير

ولكن الله تعالى برحمته وطوله وقوته وحوله ، ضمن بقاء طائفة من هذه الأمة على الحق لا يضرهم من خذلهم ولا من خالفهم ، أولئك هم الأقلون عدداً ، الأعظمون عند الله قدراً ، قال صلى الله عليه وسلم : " لا تزال طائفة من أمتي قائمة بأمر الله لا يضرهم من خذلهم أو خالفهم حتى يأتي أمر الله وهم ظاهرون على الناس " . وفي رواية : " لا تزال طائفة من أمتي يقاتلون على الحق ظاهرين إلى يوم القيامة " .

ومما لا شك فيه أن هذه الطائفة " هم ورثة الرسل وخلفاؤهم في أممهم وهم القائمون بما بعثوا به علماً وعملاً ودعوة الخلق على الله في طريقهم ومنهاجهم" وهذا ما ذكره العلامة بن القيم رحمه الله في بيان طبقات المكلفين ومراتبهم في الآخرة وأكده بقوله : وهذه – الطبقة – أفضل مراتب الخلق بعد الرسالة والنبوة وهي مرتبة الصديقية ولهذا قرنهم الله في كتابه بالأنبياء ، فقال تعالى : ( وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقاً) .

فجعل درجة الصديقية معطوفة على درجة النبوة ، هؤلاء هم الربانيون وهم الراسخون في العلم وهم الوسائط بين الرسول وأمته ، فهم خلفاؤه وأولياؤه وحزبه وخاصته وحملة دينه وهم المضمنون لهم أنهم لا يزالون على الحق لا يضرهم من خذلهم ولا من خالفهم حتى يأتي أمر الله وهم على ذلك ، قال الله تعالى : ( وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ أُولَئِكَ هُمُ الصِّدِّيقُونَ وَالشُّهَدَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ لَهُمْ أَجْرُهُمْ وَنُورُهُمْ ) .

والمقصود أن درجة الصديقية والربانية ووراثة النبوة وخلافة الرسالة هي أفضل درجات الأمة ولو لم يكن من فضلها وشرفها إلا أن كان من علم بتعليمهم وإرشادهم، أو علم غيره شيئاً من ذلك كان له مثل أجره ما دام ذلك جارياً في الأمة على أبد الدهور وقد صح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لعلي بن أبي طالب : " لأن يهدي الله بك رجلاً واحداً خير لك من حمر النعم " .

وصح عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال : " من سن في الإسلام سنة فعمل بها بعده كان له مثل أجر من عمل به لا ينقص من أجورهم شيء " .

وصح عنه صلى الله عليه وسلم أيضاً أنه قال : " إذا مات العبد انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية ، أو علم ينتفع به ، أو ولد صالح يدعو له " .

وصح عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال : " من يرد الله به خيراً يفقهه في الدين " .

وفي السنن عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال : " إن العالم يستغفر له من في السماوات والأرض حتى النملة في جحرها " .

وعنه صلى الله عليه وسلم أنه قال : " إن الله و ملائكته يصلون على معلم الناس الخير " .

وعنهصلى الله عليه وسلم أنه قال : " إن العلماء ورثة الأنبياء وإن الأنبياء لم يورثوا ديناراً ولا درهماً وإنما ورثوا العلم ، فمن أخذ به أخذ بحظ عظيم وافر " .

وعنه صلى الله عليه وسلم : " العالم والمتعلم شريكان في الأجر ولا خير في سائر الناس بعده " .

وعنه صلى الله عليه وسلم أنه قال : " نضر الله امرءاً سمع مقالتي فوعاها وأداها كما سمعها " .

والأحاديث في هذا كثيرة فيها لها من مرتبة ، ما أعلاها ومنقبة ما أجلها وأسماها أن يكون المرء في حياته مشغولا ببعض أشغاله أو في قبره قد صار أشلاء متمزقة وصحف حسناته متزايدة يملى فيها الحسنات كل وقت وأعمال الخير مهداة إليه من حيث لا يحتسب ، تلك والله المكارم والغنائم وفي ذلك فليتنافس المتنافسون وذلك فضل الله يؤتيه من يشاء والله ذو الفضل العظيم وحقيقي بمرتبة هذا الشأن أ، تنفق نفائس الأنفاس عليها ويسبق السابقون إليها وتوفر عليها الأوقات وتتوجه نحوها الطلبات وأصحاب هذه المرتبة يدعون عظماء في ملكوت السماء كما قال بعض السلف : من علم وعلم فذلك يدعى عظيماً في ملكوت السماء .

إن السابر لأغوار التاريخ والمتعمق فيه ، يدرك أن تاريخاً الإسلامي حافل بالعلماء الأعلام الذين أوقفوا حياتهم على طلب العلم وتعليمه واقتناص أوابده واستنباط قوانينه وقواعده وأنفقوا أثمن ما يملكونه من مال وجهد ووقت في سبيل هداية الخلق .

وإنني أرى أن من حق هؤلاء العلماء علينا أن نسجل سيرهم وندون أخبارهم وإنه لمما يسر أعظم السرور أن يكون الحديث متواصلا عن العلماء ، تبصيراً بسيرهم وتعريفاً بحياتهم وتذكيراً بأعمالهم وبما كان لهم من الفضل مما أنتج الأثر العظيم الذي يعيشه أهل العلم اليوم متواصلا بجهد جهاد من كان قبلهم .

إن نشر تراجم العلماء والتذكير بفضائلهم والتعريف بسير حياتهم وجهادهم من الأعمال التي تذكر فتشكر .

ذلك أن الكتابة عن العلماء وتسجيل سيرهم بهد رحيلهم يقيها عدوان النسيان مع تباعد الأزمان . إلى جانب ما يحصل من الخير والنفع العاجل والآجل ومن ذلك أن الناس يقتدون بهم ويحذون حذوهم ويدعون لهم .

إن مما لا شك فيه أن اقتفاء سير من كان قبلنا من أهل العلم الذين قد شهد لهم بالتحقيق وشهد لهم بالإمامة في السنة وعرفوا بنقل العلم صافياً عن الرعيل الأول ، أقول : لا شك أن اقتفاء سيرهم سيكون له أبلغ الأثر في نفوس الشببة والناشئة من هذه الأمة ولأن الأمة إن لم يقتد شبابها بكهولها من العلماء وإن لم يتصل أولئك بخبر من تقدم فيمن يتصلون وعمن يأخذون وبمن يقتدون .

وإنه لجميل أن تعرف هذه الأمة للعلماء فضلهم وتحفظ حقهم وتجل قدرهم وتنزلهم منازلهم اللائقة بهم ، بوصفهم معالم هداها ومصابيح دجاها .

وفضلا عن ذلك فإن تسجيل سير العلماء تعد بمثابة دعوة مفتوحة إلى رواد العلم ومحبي المعرفة ودعاة الحق لأخذ الأسوة الحسنة والقدوة الصالحة من سيرهم القيمة وأخلاقهم الفاضلة ، بحيث يلزم القارئ لسيرتهم نفسه بالتحلي بتلك الصفات الرفيعة والخلال الحسنة فيرد من حيث وردوا ويصدر من حيث صدروا تأسيساً بهم ومشابهة لهم .

فتشبهوا إن لم تكونوا مثلهم إن التشبه بالكرام فلاح

وإن من المحزن والمؤسف حقا ، بل ومن العقوق أن ينسى أبناء هذه الأمة دعاتهم المصلحين ورجالهم المخلصين وعلماءهم العاملين ، الذين عبروا بهم إلى شواطئ النجاة وجنحوا بهم عن مراتع الهلكة ومواقع الفتن فسلمت لهم أبدانهم بعد أن سلمت قلوبهم .

ذلك أن صلاح الأمة لا يكون راسخ البناء ولا جميل الطلاء ولا محمود العقبى إلا إذا كان موصولا بحقائق الدين ومصطبغاً بآداب الشرع وذلك لا يكون ولن يكون إلا حين يقوم العلماء الربانيون بمسؤولياتهم وينهضوا بما أستحفظوا من الدين وما أوتوا من العلم .

إن قاصد الحق وصادق الهدف ، يجد في سير الصالحين والعلماء العاملين والأئمة المصلحين ما يدفعه إلى صدق العزيمة وإخلاص النية والتجرد للحق ومجاهدة النفس ، بل إن من أعظم الدروس المستفادة والعبر المستلهمة من موت العلماء العاملين ، استشعار عظم المسؤولية بعد فقدهم ، وتحمل أمانة الدعوة بعد رحيلهم والتي تعتبر بحق واجبنا الأول في هذا العصر الذي ابتليت فيه الإنسانية بما أتلف أعصابها من تقدم مادي وحضارة انفلت فيها زمام العقل وطغت في جنباتها ظلمات الإلحاد وانحسرت القيم الخلقية عن حياة الناس فلم تعد تتدخل في شؤونهم بعد أن كانت هي الفيصل بينهم .

عصر يضم بين آفاته أمما وشعوباً من البشر مثقلة كواهلها بالأزمات النفسية والمادية والفكرية ولا سبيل إلى التخلص من هذه الأزمات على اختلاف ألوانها وأنواعها إلا بالإسلام الذي كمل الله به شرائعه العملية في شريعته الخاتمة ونظم به الحياة الإنسانية نظاماً كاملاً في علاقاتها أفراداً وجماعات وأمماً وشعوباً وحاكمين ومحكومين فلا عبودية إلا لله ولا انقياد إلا لأمره ولا استسلام إلا له سبحانه وبهذه الصورة العامة الخالدة الواضحة ، جاء الإسلام نظاماً عاماً للحياة كلها ، خاتماً لوحي السماء على خاتم النبيين محمد صلى الله عليه وآله وسلم وبهذه الصورة الكاملة رضيه الله تعالى دينا للإنسانية وامتن به عليها ، باعتباره نعمته العظمى على عباده ، قال تعالى : ( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْأِسْلامَ دِيناً ) .

إن الإسلام منذ أن أنزله الله قد فهمه المسلمون الأوائل على أنه دين الله الذي بعث به رسله ، حتى أكمل للإنسانية رشدها وبلغ عقلها منزلة القيادة في الكشف عن أسرار الكون ، ختم الله النبوة بخاتم النبيين محمدصلى الله عليه وسلم وأنزل عليه القرآن الحكيم دستوراً عاماً شاملاً خالداً ، بما أشتمل عليه من قواعد الأحكام وأصول العقائد ودعائم الأخلاق وأسس السياسة والاجتماع .

ومن هذا كله يتبين أن على علماء الدين وحراس الملة ودعاة الحق ، مسؤولية عظمى وفي أعناقهم أمانة كبرى فهم مؤتمنون في علمهم وتعليمهم وتوجيههم ، تعليماً وتوجيهاً يعصم عن مخالفة أمر الله ، يدعون من ضل إلى الهدى ويصبرون منهم على الأذى ، يبينون للناس كل ما لا يسعهم جهله من أمور العقائد والفرائض وأحكام الحلال والحرام وقضايا الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر في أسهل المسالك وأحكم الوسائل ، لا يكتمون العلم ولا يحجبون النصيحة ولا يتأثرون بهوى ولا يتعصبون لباطل .

وحين يطالب العلماء بمسؤولياتهم فيجب على الأمة أن تحفظ حقوقهم وتشكر جهودهم وترعى عهودهم وتعرف مكانتهم وتلتزم الأدب معهم ، إنهم العلماء وارثو علم الرسالة ، خلفاء النبي في أمته المحيون لما مات من سنته وهم الحملة العدول والحفاظ الفحول ، بهم قام الكتاب وبه قاموا وبهم نطق الكتاب وبه نطقوا .

إن للعلماء فى هذا الدين مكانه كبرى ومنزلة عظمى فهو ورثة الأنبياء وخلفاء الرسل والأمناء على ميراث النبوة هم كواكب الأرض المتلألئة وشموسها الساطعة وإطنابها القوية وأوتادها المتينة هم للأمة مصابيح دجاها وأنوار هداها هم الأعلام الهداة والأئمة التقاه أضواء تنجلى بهم غياهب الظلم وأقطاب تدور عليهم معارف الأمم تتبدد بنور عملهم سحب الجهل وغبوم العى هم آله خشية الله كما قال سبحانه :( إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ)قرنهم الله بنفسه فى الشهادة على وحدانية فقال تعالى :(شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِماً بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ) وضمن الله لهم العلو والرفعة فقال جل وعلا :(يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ )

كما أنهم شهداء الله فى أرضه وخلفاء رسوله فى أمته والمحيون لما مات من سنته بهم حفظ الله الدين وبه حفظوا وما عزت الأمم وبلغت القمم وشيدت الحضارات وقامت الأمجاد إلا بالعلماء مثلهم فى الأرض كمثل النجوم يهتدى بها فى ظلمات البر والبحر فإذا انطمست النجوم وأوشك أن تضل الهداة وفى المسند والسنن من حديث أبى الدرداء رضى الله عنه عن النبى صلى الله عليه وسلم قال : " فضل العالم على العبد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكوكب " .

يقول الإمام احمد رحمه الله فى معرض فضائلهم ومآثرهم " يدعون من ضل إلى الهدى ويصبرون منهم على الأذى يحيون بكتاب الله الموتى ويبصرون بنور الله أهل العمى فكم من قتيل لإبليس قد أحيوه وكم من ضال تائه قد هدوه فما أحسن أثرهم على الناس وما أقبح اثر الناس عليهم ينفون عن دين اله تحريف الغاليين وانتحال المبطلين وتأويل الجاهلين ".

وإنما تبوأ العلماء هذه المكانة لما يضطلعون به من تبليغ علوم الشريعة التى هى مادة حياة القلوب والمقربة لعلام الغيوب فبالعلم الشرعى تبنى الأمجاد وتشاد الحضارات وتبلغ القمم وتمحى غياهب الظلم قال تعالى : (أَوَمَنْ كَانَ مَيْتاً فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُوراً يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ) .

وان من أهم علوم الشريعة واجلها قدرا وأعظمها أثرا وأكثرها فائدة وأكبرها عائدة علم أصول الفقه لأنه الطريق لاستنباط الأحكام الشرعية فهو منهل الأئمة ومأوى المجتهدين ومورد المفتين لا سيما عند النوازل والمستجدات .

ولقد زخر تاريخ الإسلام بكوكبه من علماء الأصول فى مختلف العصور مثلوا منارات عالية فى سماء العلم والمعرفة كما شهد عصرنا الحاضر نخبة مميزة من علماء الأصول يعدون امتداد لسلفهم من الأصوليين بل انه نتيجة لاستقرار المناهج الأصولية ونضج التفكير الأصولي المرتبط بالمنهج الصحيح لدى صفوة منهم أصبح من المهم إبراز منهج هؤلاء ودراسة حياتهم العلمية ومناهجهم الأصولية لما لذلك من الأثر الكبير والخير الوفير على الباحثين وطلاب العلم عامة والمهتمين منهم بالأصول على سبيل الخصوص.

ولقد كان من أعلام هذا العصر فى العلوم الشرعية كافة وعلم الأصول خاصة شخصية علمية أصولية نادرة جديرة بالدراسة والإبراز والاهتمام ذلكم هو العلامة الأصولي الشيخ عبد الرزاق عفيفى رحمة الله .

ونظرا لما يمثله الشيخ رحمه الله من مكانة علمية وأصولية ولما يتمتع به من منهج وحاجة المكتبة الأصولية فيما أرى إلى بحث مستقل يبرز منهجه ويجلى طريقته فقد عزمت على أن أقدم بحثا مستقل يبرز منهجه ويجلى طريقته فقد عزمت على أن أقدم بحثا فى ذلك إسهاما فى البحث العلمي ومشاركته فى ابرز المنهج الأصولي لعلمائنا الأفذاذ وفاء بحقهم علينا وربطا وللأجيال بعلمهم ومنهجهم وقد رأيت أن يكون عنوان هذا البحث " الشيخ عبد الرازق عفيفى ومعالم منهجه الأصولي ".

ومن هؤلاء العلماء الذين تسعد الأمة بهم وتشرف بذكرهم العالم العامل كنز المحققين وقدوة المدققين صاحب العلم الباهر والفضل الظاهر ، العلامة الجليل الفاضل الشيخ عبد الرازق عفيفي – رحمه الله - .

كان قوي العزم في معالي الأمور ، أطبق عليها همته وصرف إليها نهمته وقوى فيها نيته وهدفه خدمة العلم وطلابه .

كما كان – رحمه الله – ضليعاً متيناً عاقلاً محققاً ،قائماً بجلائل الأعمال متجملاً بأكرم الخصال .

اشتغل بالعلم وبرع فيه وبز أقرامه وهو إلى جانب هذا حلو النادرة حسن المحاضرة ، هادئ الموعظة ، رفيق في أمره ونهيه ونصحه وإرشاده ، غاية في العفة والأمانة وسعة الصدر ، ذو كرم وضيافة وخلق كريم .

وبالجملة فقد كان – رحمه الله – من نوادر عصره أدباً وفضلاً وكرماً ونبلاً ، يقول الحق ويقصده ويتحرى الصدق ويؤثره .

إن الكتابة عن هذا الطود الشامخ والعلم المبرز والشيخ الثقة وعرة المسالك صعبة المنال والحق يقال أنني توقفت طويلاً أمام هذه الشخصية الفذة والعبقرية المذهلة التي قل من يفري فريها أو يحذو حذوها وقفت أمامها وسألت نفسي كثيراً كيف الدخول إلى ساحة هذا العالم وباحته كيف يستطيع طالب علم أن يسير أغوار عوالمه وكيف طويلاً وسألت الله أن يلهمني رشدي ، ثم أدركت أن هذا التردد راجع إلى عمق شخصية هذا العالم – المترجم له – وتعدد جوانب الخير فيها كما أنني أدركت حقيقة مؤداها أنني لكي أكون قادراً على النظر في فكره وعلمه وآثاره وحياته لا بد لي من عمر طويل ، يحسب بحبات العرق وعدد الصفحات ولا يحسب بالساعات والأيام .

ولكي أكون أمينا على تاريخ سيرته وتسجيل مواقع حياته ومواقع حله وترحاله ، لا بد من أكون قد تشرفت بمشاركة رحلة عمره ومسيرة أيامه ولكني – والحق يقال – لم أكن كذلك ومع ذلك فقد أكرمني الله بمعرفة سماحته – رحمه الله – والتردد عليه والتحدث إليه سنين عديدة أدركت خلالها ما من الله به على هذا العالم السلفى التقي من مواهب لا تحصى ، وفضائل لا تستقضى .

وكنت أشعر عندما كنت أتردد عليه وأتحدث إليه أنني أمام بحر لا ساحل له وكأن الشاعر قد عناه بقوله :

أنا البحر في أحشائه الدر كامن فهل ساءلوا الغواص عن صدفاتي

لقد عرفت فضيلة الشيخ عبد الرزاق عفيفي – رحمه الله – كما عرفه غيري من محبي العلم ورواد المعرفة – فما رأيت منه إلا غزارة في العلم وسعة في الإطلاع وصدقاً في النصح وما رأت عيني مثله في قوة إرادته وصدق عزيمته مع بعد في النظر وحصيلة في الأثر .

لقد كان إماماً متبحراً في العلوم ، صحيح الذهن سريع الإدراك سيال الفهم كثير المحاسن ، لا لذة له في غير نشر العلم وتدوينه والعمل بمقتضاه ، حتى عد من الراسخين في العلم واجتمع فيه من الكمال ما تضرب به الأمثال وكل هذه المظاهر الحسنة والخصال الحميدة التي تحلى بها هذا العالم ، هي التي دفعتني واستحثت خطاي إلى الكتابة عنه ، اعترافاً بفضله وقياماً بحقه وأداء لبعض واجبه .

ونحن إذ نعدد من مناقب شيخنا ما نعدد ، لا نبتغي إغراقاً في المدح ولا غلواً في الرثاء وإنما القصد إبراز جوانب من حياته تؤكد وتبرهن على أنه – كان غاية في الصلاح والاستقامة وحب الخير وأهله والمثابرة على العمل الصالح في غير رياء ولا سمعة .

لقد كانت حياة فضيلة الشيخ عبد الرازق عفيفي – طيب الله ثراه – ترجمة صادقة للأخلاق العظيمة والسجايا الكريمة التي ينبغي أن يتحلى بها كل عالم يقصد بعلمه وجه الله وإعلاء كلمته وإعزاز دينه وإحياء سنة رسولهصلى الله عليه وسلم لا يخشى في الحق لومة لائم .

ذلك أن الوفاء للحق والقيام بأمره ومواجهة الناس أجمعين به ، من أولى الخصال التي يحيا بها الدعاة إلى الله وتعد صبغة لازمة لسلوكهم بل جزءاً خطيراً من كيانهم .

إن الغيرة على الدين والصدع بالحق وإقامة السنة والتحذير من البدعة ، من الصفات الحميدة والخلال الحسنة التي أقام عليها الشيخ حياته وكرس لها جهوده ، بل كانت فيما ظهر لي مفتاح شخصيته وسر جاذبيته وتأثيره الآسر لتلاميذ ومعاصريه .

لقد ربى رحمه الله بهذه الصفات وتلك المؤثرات ، جيلاً من الدعاة لا يزالون يحمدون غبها ويذكرون فضلها ويجتنبون ثمرها وهذا يؤكد ويدلل على أن الموت العالم مصيبة لا يجبرها إلا خلف غيره له ولا شك أن موت العلماء فساد لنظام العالم ولهذا لا يزال الله يغرس في هذا الدين منهم خالفاً عن سالف ، يحفظ بهم دينه وكتابه وعباده .

لقد فقدنا علما من أعلام الأمة الإسلامية ونحن أحوج ما نكون إلى محصول علم قضى في تحصيله وتحقيقه قرابة سبعين عاماً فقدناه ونحن أحوج ما نكون إلى نضج عقله وسلامة تفكيره ودلالة نظره ، فقدنا رجلاً لا يكاد يعرف الناس له شبيهاً في أصالة معدنه وطهارة ذيله وجودة رأيه ورباطة جأشه وعفة نفسه وغزارة علمه . فإنا لله وإنا إليه راجعون .

إن وفاة هذا العالم الجليل ستترك فراغاً كبيراً لن يملأه إلا بقاء علمه وفكره وذكره ، لأنه من كبار حملة ميراث النبوة ومن دعاة الهدى وأئمة التربية والتوجيه والإصلاح .

وإن تشييع الآلاف المؤلفة له ليدل دلالة قاطعة على وعي هذه الأمة وتقديرها للمخلصين من رجالها وللعلماء العاملين بعلمهم من أبنائها وإنه لشاهد عدل ودليل صدق على صلاحه وورعه وصلابة دينه ، نحسبه كذلك ولا نزكي على الله أحداً وأنه كان ممن طال عمره وحسن عمله .

اسمه ونسبه :

هو العالم الجليل والسلفي النبيل عبد الرزاق بن عفيفي بن عطية بن عبد البر بن شرف الدين النوبي ولد في الربع الأول من القرن الرابع عشر الهجري وعلى وجه التحديد في السابع والعشرين من شهر رجب سنة 1323 هـ الموافق 16 ديسمبر سنة 1905 م ، في قرية شنشور مركز أشمون التابع لمحافظة المنوفية وهي إحدى محافظات مصر .

نشأته وبيئته :

نشأ الشيخ عبد الرزاق في بيئة معطرة بأنفاس القرآن الكريم وسط أسرة محافظة وفي مجتمع ريفي بعيد عن فتن الحواضر ومفاسدها .

ففي قرية شنشور ، تلك القرية الهادئة المتواضعة التي تترابط أسرها وتمتزج في كيان واحد وتتنسم عبير الإخاء والود : في هذه القرية نشأ الفتى عبد الرزاق عفيفي ، نشأة صالحة ، تغمرها العاطفة الدينية الجياشة وتوثق عراها سلامة الفطرة وحسن الخلق والبعد عن الخرافات والخزعبلات وكان لهذه النشأة الطيبة أثرها البالغ في حياة المترجم له حيث بدأ حياته العلمية بحفظه لكتاب الله تعالى حفظاً متقناً مع تجويده على يد عدد من مشايخه آنذاك ومنهم الشيخ محمد بن حسن عافية والشيخ محمد بن عبود عافية هذا فضلاً عن والده الذي قام على تربيته وتنشئته أحسن ما ينشأ الفتيان الذين في مثل سنه ، قال الشاعر :

وينشأ ناشئ الفتيان فينا على ما كان عوده أبوه

وما كان الفتى نجماً ولكن يعوده التدين أقربوه

أصوله وفروعه :

ينتمي الشيخ عبد الرازق عفيفي إلى أسرة كريمة ، طيبة الأخلاق محمودة السيرة حسنة السمعة متمسكة بالأخلاق الإسلامية وأخلاق أهل القرية والريف التي لم تتلون بمظاهر الحضارة الكاذبة .

فوالده هو الشيخ عفيفي بن عطية النوبي ، من مشاهير قرية شنشور وصالحيها ، كان حافظاً لكتاب الله تعالى ، وكان الشيخ عبد الرازق كثيراً ما يتحدث عن والده للخاصة من طلابه وقد ذكر لي فضيلة الشيخ عبد الله بن عبد الرحمن البسام – حفظه الله – أنه رأى والد الشيخ عبد الرازق عند أول قدوم له إلى المملكة سنة (1368هـ) وهي نفس السنة التي قدم فيها الشيخ عبد الرازق إلى أرض الحرمين الشريفين وكان والد الشيخ عبد الرازق يرتدي العمامة البيضاء المستديرة فوق رأسه وهي لباس أهل مصر آنذاك .

فروع الشيخ عبد الرزاق عفيفي :

إن من أعظم النعم وأكبر المنن أن يوفق الإنسان بعد تقوى الله عز وجل إلى زوجة صالحة تعينه على أمر دينه ودنياه ، تطيعه إذا أمر وتسره إذا نظر ، وتحفظه إذا غاب عنها في نفسها وماله ، تتقن عملها وتعتني بنفسها وبيتها وزوجها ، فهي زوجة صالحة ، وأم شفيقة راعية في بيت زوجها ومسئولة عن رعيتها ولا أدل على ذلك من قوله صلى الله عليه وسلم : " المرأة راعية في بيت زوجها ومسئولة عن رعيتها " وقوله صلى الله عليه وسلم وقوله عليه الصلاة والسلام : " الدنيا متاع وخير متاعها المرأة الصالحة" وقوله صلى الله عليه وسلم :" من سعادة ابن آدم المرأة الصالحة ، والمسكن الصالح والمركب الصالح "

ولقد كان من نعم الله وحسن بلائه على فضيلة الشيخ عبد الرزاق أن وفقه لزوجة صالحة وسيدة فاضلة من أسرة كريمة وعائلة فاضلة هي عائلة (سالم ) بالإسكندرية ، وأصلها من إسنا بصعيد مصر وقد رزقه الله منها عدداً من البنبن والبنات .

أما الأبناء فهم :

1- المهندس الزراعي أحمد عاصم بن عبد الرزاق عفيفي ولد سنة 1364هـ - 1944م ، وتوفى في حرب العاشر من رمضان سنة 1393هـ - 1973م بمصر

2- الأستاذ محمد نبيل بن عبد الرزاق عفيفي – حفظه الله – ويعمل مراقباً مالياً بالخطوط السعودية بجدة ، وهو من أبر أبناء الشيخ وأرعاهم لحقوقه في حياته وبعد وفاته جزاه الله خيرا وهو من مواليد سنة 1366هـ - 1946 م

3- الأستاذ محمود بن عبد الرزاق عفيفي – حفظه الله – عمل مدرساً بالرياض ثم ترك التدريس وتفرغ لخدمة والده في السنوات الأخيرة من حياته – رحمه الله – فجزاه الله خيراً وجعل أعماله الصالحة في موازين حسناته ، وهو من مواليد سنة 1369 هـ - 1949م .

4- الأستاذ عبد الله بن عبد الرزاق عفيفي توفى في حياة والده سنة 1412هـ - 1992م – رحمة الله

5- الأستاذ عبد الرحمن بن عبد الرزاق عفيفي توفى في حياة والده اثر حادث وقع عليه سنة1408-1988 وكان من طلبه العلم المبرزين ومن اكثر أبناء الشيخ اتصافا به وكان يعمل بالرئاسة العامة لإدارات البحوث العلمية والإفتاء بالرياض – رحمه الله .

واما البنات فثلاث وقد أكرمها الله بأصهار صالحين بررة ولا نزكي علي الله أحدا نحسبهم كذلك وكان الشيخ عبد الرزاق – يرحمن الله –يهتم بتربية أولاده بل وحتى أحفاده وينشئهم تنشئة صالحة – فكانوا مثالا في الاستقامة والبر ورعاية واداء الأمانات .

يتابع الكاتب فيقول "إن الشيخ الحبشي يجيز للرجال النظر إلى أي شىء من بدن المرأة التي لا تحل له". الردّ: كالعادة أيها الأخ المنصف يتعمدون اقتطاع ع

يتابع الكاتب فيقول "إن الشيخ الحبشي يجيز للرجال النظر إلى أي شىء من بدن المرأة التي لا تحل له".

الردّ: كالعادة أيها الأخ المنصف يتعمدون اقتطاع عبارات الفقهاء، وسوء ظنهم وفهمهم أوصلهم إلى هذا الحدّ، وذلك لحبهم بالتشنيع والافتراءات والفتن وشقّ الصف الإسلامي، فإنهم لا يهدأ لهم بال حتى يرون الأمة تتمزق، ويُشغلون الأمة بترهاتهم وأكاذيبهم عن توحيد الصف على الحق لمجابهة أعداء الاسلام.

أخي المسلم:

بيّن المحدّث الشيخ العلاّمة الهرري في كتابه بغية الطالب أن عورة المرأة الأجنبية أمام الرجل الأجنبي جميع بدنها سوى وجهها وكفيها، كما نقل الحافظ المجتهد محمّد بن جرير الطبري في تفسيره إجماع الأمة على ذلك، ونقل إجماع الأمة أيضًا على جواز خروج المرأة كاشفة الوجه القاضي عياض المالكي وابن حجر الهيتمي الشافعي كما في كتاب الفتاوى الكبرى (ج1/199) وحاشية شرح الإيضاح (ص276ـ178) وشرح روض الطالب (ج3/110) وغيرهم.

وبيّن حفظه الله أن نظر الرجل إلى المرأة الأجنبيّة إلى ما سوى وجهها وكفيّها حرامٌ ولو بلا شهوة وأمّا النظر إلى وجهها وكفّيها فهو جائزٌ بغير شهوة وأما مع شهوة فهو حرام.

وهذا ما عليه جمهور العلماء بما فيهم من متقدّمي أصحاب الشافعي ومعهم الرافعي ومن أخذ بترجيحه. انظر ما نقله النووي الشافعي عن المتقدّمين في روضة الطالبين (ج6/15)، وما ذكره السرخسي الحنفي في المبسوط (ج10/152) وما ذكره الشيخ محمّد عليش المالكي في شرح مختصر خليل (ج1/222) وغيرهم.

وفي كتاب العلل ومعرفة الرجال للإمام أحمد بن حنبل (ج2/432) أن معنى الآية {ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها} [سورة النور] "الوجه والكف" اهـ، وهو تفسير السيّدة عائشة وابن عباس رضي الله عنهم كما في نهاية المحتاج (ج2/80) وقد تقدم ذلك.

وهذا كله مأخوذ من حديث المرأة الخثعمية الذي أخرجه البخاريّ ومسلم ومالك والنسائيّ وأحمد والدارميّ وغيرهم من طريق عبد الله بن عباس رضي الله عنهما.

ثمّ فليعلم أن المحدّث الهرري يقرر "استحباب النقاب للمرأة أي تغطية الوجه للمرأة بلا إيجاب" ويقرر أن "الأحسن أن تلبس المرأة ما كان أوسع كالجلباب" فكيف يفترون عليه؟!

وأما وجوب تغطية الوجه فهو خاص بنساء النبيّ صلى الله عليه وسلم كما قال أبو داود في سننه.

وهذا الذي ذكره المحدّث الشيخ الهرري في كتابه بغية الطالب ص279 طبعة ثانية وص288 طبعة أولى، وأما ادّعاء الكاتب أن الشيخ هرب من هذه الفتوى فحذفها من الطبعة الثانية فكذب محض، بل الفتوى ما زالت كما هي في الطبعة الثانية في باب معاصي العين، وهاتان المسئلتان يعرفهما طالب العلم فضلاً عن العلماء.

مقاطع بالصوت والصورة للمدعو عبد الرحمن دمشقية

اعتراض الكاتب على أهل السنة والجماعة لتنزيه الله عن المكان والجهة

افتراء الكاتب على الشيخ انه يقول: القرءان ليس بكلام الله

افتراء الكاتب على الشيخ انه يقول: ان الله ليس على كل شىء قدير

افتراء الكاتب على الشيخ انه يقول: لا دخل لمشيئة العبد في الكسب

افتراء الكاتب على الشيخ انه يقول: الايمان مجرد الاعتقاد في القلب

افتراء الكاتب على الشيخ انه يشكك بصحبة الخلفاء الراشدين

افتراء الكاتب على الشيخ انه يشجع الناس على السجود للأصنام

افتراء الكاتب على طلاب الشيخ وزعمه انهم يعتقدون ان شيخهم يتصرف في ابدانهم

افتراء الكاتب على الشيخ انه حث على التبرك بالأحجار

افتراء الكاتب على الشيخ انه يشجع على الحكم بغير ما انزل الله

افتراء الكاتب ان الحافظ العلائي وابا حيان الاندلسي... مدحا ابن تيمية

افتراء الكاتب على الشيخ انه يكره الاستنجاء بالماء

افتراء الكاتب على الشيخ أنه يقول بطهارة بول الكلب وعذرته

افتراء الكاتب على الشيخ انه يجيز ترك الجمعة ولو لغير عذر شرعي

افتراء الكاتب على الشيخ بأنه ابطل الزكاة

افتراء الكاتب على الشيخ انه يحل للصائم الزنا بالخنثى

افتراء الكاتب على الشيخ أنه يتحايل على الشرع

افتراء الكاتب على الشيخ انه يجيز شراء اغراض من مال حرام

افتراء الكاتب على الشيخ انه أفتى بسرقة الكافر

افتراء الكاتب على الشيخ انه اجاز القمار واليانصيب والربا

افتراء الكاتب على الشيخ انه يجيز المراهنة

افتراء الكاتب على الشيخ انه اجاز لمحارم النساء النظر إلى افخاذهن

افتراء الكاتب على الشيخ انه أفتى لتلاميذته أن يكشفن عن سيقانهن

افتراء الكاتب على الشيخ انه أباح الرقص للرجال والنساء

افتراء الكاتب على الشيخ انه أباح للمرأة الخروج من بيت زوجها متى شاءت وبدون اذنه

افتراء الكاتب على الشيخ انه اجاز للرجل النظر إلى أي شىء من بدن المرأة التي لا تحل له

ومن جملة الأكاذيب والافتراءات التي يرفضها كل عاقل قول الكاتب المضطرب ان طلاب الحبشي يزنون بالكتابيات نكاية في دينهن

اعتراض الكاتب على ما في كتاب الصراط المستقيم ص 10

اعتراض الكاتب على أهل السنة لتجويزهم الاستغاثة والتوسل بالأنبياء والصالحين

اعتراض الكاتب على جمهور الفقهاء لقولهم ان تارك الصلاة كسلا لا يكفر

اعتراض الكاتب على علماء الشافعية في مسئلة النذر في الصلاة

اعتراض الكاتب على الشيخ لقوله بسُنية تلقين الميت البالغ

اعتراض الكاتب على العلماء في جواز صرف الزكاة للولد البالغ الفقير

اعتراض الكاتب على الشيخ لتفسيره الحديث "لأن يجلس أحدكم على جمرة ..." بأنه الجلوس للبول أو الغائط

بيان اتجاه القبلة في امريكا وكندا

بيان حكم خروج المرأة متعطرة وفيه تفصيل

بيان حكم اختلاط الرجال بالنساء وفيه تفصيل

بيان مسئلة القتال بين علي ومعاوية

بيان حد العورة للرجل

بيان ان سيدنا عليا كان يلبس الصوف في أشد حرّ الصيف ويعرق في يوم البرد الشديد

بيان اسم كتاب للنسائي وهو: سنن النسائي

بيان كذب ادعاء الكاتب ان الشيخ افترى على ابن تيمية بانه يقول بفناء النار

تحريف الكاتب لكلام الشيخ في مسئلة التعوذ بغير الله

معنى قول الرسول: "من رءاني في المنام فسيراني في اليقظة"

اقتطاع الكاتب لكلام نقله الشيخ في كتابه بغية الطالب في حكم من صلى وعليه قشرة البرغوث أو القملة

تشنيع الكاتب على أهل العلم لقولهم لا يقال لغير المميز صلِ

حكم التداوي بالخمرة

ملاحظة للمسلمين

كلمة أخيرة

انتهى الجزء الأول

التعريف بابن عبد الوهاب

ليعلم أن الفرقة الوهابية تائهون في أغلب أمورهم يوافقون ابن تيمية في بعضها وفي بعض يخالفونه، فإن ابن تيمية ذكر في كتابه الكلم الطيب الحديث الذي رواه البخاري وغيره عن ابن عمر أنه خدرت رجله فقال: يا محمد، وقد ذكر هذا الحديث قبله ـ يعني ابن تيمية ـ البخاري في الأدب المفرد، وابن السني في عمل اليوم والليلة، والنووي في كتابه المعروف بالأذكار، وأورده بعد ابن تيمية الحافظ سيد القراء شمس الدين بن الجزري في كتابيه الحصن الحصين ومختصره، وذكره الشوكاني وغيره ممن جاءوا بعد ابن تيمية، أما الوهابية فإنهم خالفوا ابن تيمية في هذا وهذا يدل على أنهم تائهون، فعندهم من قال يا محمد بعد موت النبي محمد أو في حياته في غيابه فقد أشرك، ونص عبارة ابن تيمية في كتابه الكلم الطيب تحت عنوان "فصل في الرجل إذا خدرت قال عن الهيثم بن خَنَش، قال: كنا عند عبد الله بن عمر رضي الله عنهما فخدرت رجله فقال له رجل: أذكر أحب الناس إليك فقال: يا محمد فكأنما نشط من عقال".



Labels

comment

Artikel cari disini

Download E book

Hire Me Direct
eXTReMe Tracker