WWW.INISIAL.CO.CC   Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka."(hadits shahih riwayat Ahmad) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak."(hadits shahih riwayat Abu Amr Ad Dani dan Al Ajurry)
Yang MEROKOK, dilarang buka blog saya...!!! image Klik! untuk mampir ke blog saya SILAKAN KLIK!
تبرئة العلامة الهرري مما افتراه عليه المدعو عبد الرحمن دمشقية في كتابه المسمى "الحبشي شذوذه وأخطاؤه"  والكتاب المسمى "بين أهل السنة وأهل الفتنة" وغيرهما من الإصدارات من مناشير وشرط  

Nubuwat as-Sunnah ash-Shahihah tentang

Nubuwat as-Sunnah ash-Shahihah tentang

Kebinasaan Bangsa Yahudi
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah
mengabarkan bahwa kaum muslimin akan berperang
melawan bangsa Yahudi, beliau Shallallahu ‘alaihi wa
Salam bersabda :
“Tidak akan tiba hari kiamat sehingga kaum muslimin
berperang melawan Yahudi. Sampai-sampai apabila
orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau
bebatuan, maka pohon dan batu itu akan berseru,
‘wahai Muslim, wahai hamba Alloh, ini orang Yahudi
ada bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah
ia.’ Kecuali pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon
Yahudi.” (Muttafaq ‘alaihi dari Abu Hurairoh
radhiyallahu ‘anhu).
Diriwayatkan oleh Syaikhaini (Bukhari dan Muslim) dari
Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :
“Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi,
sampai-sampai mereka bersembunyi di balik batu,
maka batu itupun berkata, ‘wahai hamba Alloh, ini ada
Yahudi di belakangku, bunuhlah dia!’.”
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa :
Pertama : Akan datang masa sebelum datangnya hari
kiamat bahwa kaum muslimin dan bangsa Yahudi akan
mengalami peperangan besar dan ini adalah suatu hal
yang pasti akan terjadi.
Kedua : Bangsa Yahudi akan dibantai oleh kaum
muslimin, dan hal ini terjadinya di bumi Palestina, dan
saat itu seluruh pepohonan dan bebatuan yang
dijadikan tempat persembunyian bangsa Yahudi akan
berseru memanggil kaum muslimin untuk membunuh
mereka, kecuali pohon Ghorqod.
Ketiga : Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan
berada di tangan Islam dan kehinaan akan meliputi
bangsa Yahudi yang terlaknat dan terkutuk.
Keempat : Berkaitan dengan sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh
Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma di atas,
dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda
“latuqootilunna” (Kalian benar-benar akan membunuhi
kaum Yahudi) yang disertai dengan lam dan nun
sebagai ta’kid (penegasan) akan kepastian hal ini.
Khithab (seruan) Nabi ini adalah kepada para sahabat,
hal ini menunjukkan secara sharih bahwa masa depan
adalah milik Islam saja –biidznillahi-, namun haruslah
dengan metode para sahabat Nabi dan kaum salaf yang
shalih.
Kelima : Berkaitan dengan sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairoh radhiyallahu ‘anhu di atas, dimana Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda tentang seruan
batu dan pohon : “Wahai muslim, wahai hamba
Alloh...” yang menunjukkan manhaj tarbawi
(pendidikan) ishlahi (pembenahan) yang ditegakkan di
atas manifestasi tauhid dan al-‘Ubudiyah
(penghambaan) yang merupakan cara di dalam
menegakkan syariat Islam di muka bumi dan
melanggengkan kehidupan Islami berdasarkan manhaj
nabawi.3
3 Dipetik secara ringkas dan bebas dari artikel yang berjudul Haditsu Qitaali al-
Yahuudi Riwaayatan wa Dirooyatan, karya Syaikh Ali Hasan al-Halabi, dalam Majalah
al-Asholah, no. 30, th. V, hal. 7-8.
Tha`ifah al-Manshurah adalah Pembebas Negeri
Syam al-Muqoddasah
Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah memberkahi negeri
Syam di dalam kitab-Nya al-Majid (yang terpuji) di
dalam 5 ayat, sebagai berikut :
“Dan kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang
kami Telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (QS al-
Anbiyaa’ : 71)
“Dan (telah kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat
kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri
yang kami Telah memberkatinya. dan adalah kami Maha
mengetahui segala sesuatu.” (QS al-Anbiyaa’ : 81)
“Dan kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu,
negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang
Telah kami beri berkah padanya. dan Telah sempurnalah perkataan
Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan
kesabaran mereka. dan kami hancurkan apa yang Telah dibuat
Fir'aun dan kaumnya dan apa yang Telah dibangun mereka.” (QS
al-A’raaf : 137)
“Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang
kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang
berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarakjarak)
perjalanan. berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam
hari dan siang hari dengan dengan aman.” (QS Sabaa` : 18)
“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang
Telah kami berkahi sekelilingnya.” (QS al-Israa` : 1)
Seluruh ayat di atas menunjukkan akan keutamaan dan
keberkahan negeri Syam, tidak diketahui adanya
perselisihan para ulama tafsir tentangnya. Negeri Syam
adalah negeri yang memiliki fadhilah (keutamaan)
dibandingkan negeri-negeri lainnya. Di negeri inilah
risalah-risalah kenabian banyak diturunkan, para rasul
banyak diutus dan menjadi tempat hijrah para Nabi
Alloh. Di dalamnya terdapat kiblat pertama kaum
muslimin, di-isra`kannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Salam. Di dalamnya Dajjal akan binasa di tangan al
Masih ‘alaihi Salam, demikian pula Ya’juj dan Ma’juj
serta bangsa Yahudi akan binasa.
Namun negeri ini kini terampas dan terjajah, dirampas
dan dijajah oleh bangsa terburuk di muka bumi ini.
Namun penjajahan mereka atas bumi Palestina dan
Syam adalah penggalian kuburan bagi mereka sendiri.
Karena Nabi yang mulia telah memilih negeri ini
sebagai bangkitnya ath-Tha`ifah al-Manshurah
(golongan yang mendapat pertolongan) yang akan
membinasakan bangsa Yahudi dan membebaskan
negeri Syam dari kekuasaan mereka serta menegakkan
Islam sebagai agama yang haq.
Berikut ini adalah hadits-hadits yang menjelaskannya
yang diuraikan oleh Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied
al-Hilali :
Pertama : Hadits ‘Imran bin Hushain radhiyallahu
‘anhu : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku,
yang berperang di atas kebenaran, yang menampakkan
(kebenaran) terhadap orang-orang yang mencela
mereka, hingga terbunuhnya orang yang terakhir dari
mereka, yaitu al-Masih ad-Dajjal.” (HR Abu Dawud :
2484; Ahmad : IV/329 dan IV/343; ad-Daulabi dalam
al-Kuna : II/8; al-Lalika`i dalam Syarh I’tiqod ‘Ushulis
Sunnah no. 169; dan al-Hakim : IV/450; dari jalan
Hammad bin Salamah, meriwayatkan dari Qotadah,
dari Mutharif).
Al-Hakim berkata : “Shahih menurut syarat Muslim”
dan Imam adz-Dzahabi menyepakatinya. Syaikh Salim
berkata : “Hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh
al-Hakim”.
Dan menyertai (tabi’) riwayat ini adalah riwayat dari
Abul ‘Alaa` bin asy-Syakhir dari saudaranya Mutharif,
dikeluarkan oleh Ahmad (IV/434), dan Syaikh Salim
berkomentar : “isnadnya shahih menurut syarat imam
yang enam.”
Kedua : Hadits Salamah bin Nufail radhiyallahu ‘anhu :
“Saat ini akan tiba masa berperang, akan senantiasa
ada segolongan dari umatku yang menampakkan
(kebenaran) di hadapan manusia, Alloh mengangkat
hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan
Alloh Azza wa Jalla menganugerahkan kepada mereka
(kemenangan), dan mereka tetap dalam keadaan
demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum
mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu
tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari
kiamat.” (HR Ahmad : IV/104; an-Nasa`i : VI/214-215;
Ibnu Hibban : 1617-Mawarid; al-Bazzar dalam Kasyful
Astaar : 1419; dari jalan al-Walid bin Abdurrahman al-
Jarsyi dari Jabir bin Nufair.)
Syaikh Salim berkata : “Dan isnad ini shahih menurut
syarat Muslim.”
Ketiga : Hadits Qurroh radhiyallahu ‘anhu : “Apabila
penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi
kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan
dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah
membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi
mereka hingga datangnya hari kiamat.” (HR at-Tirmidzi
: 2192; Ahmad : V/34; al-Lalika`i : 172; Ibnu Hibban :
61; al-Hakim di dalam Ma’rifatu ‘Ulumul Hadits hal. 2;
dari jalan Syu’bah bin Mu’awiyah bin Qurroh, dari
ayahnya secara marfu’)
Imam at-Tirmidzi berkata : “hadits hasan shahih.”
Syaikh Salim berkomentar : “Hadits ini shahih menurut
syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim).”
Keempat : Hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu
‘anhu yang memiliki dua lafazh yang berbeda, yaitu :
•Pertama : Beliau berkata, bersabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa
ada segolongan dari umatku yang
menampakkan (diri) di atas kebenaran, yang
senantiasa perkasa hingga hari kiamat.” (HR al-
Lalika`i di dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlis
Sunnah wal Jama’ah : 170).
•Kedua : Beliau berkata, bersabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa
penduduk Maghrib (barat) menampakkan
kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” (HR
Muslim : XIII/68-Nawawi; Abu Nu’aim di dalam
al-Hilyah : III/95-96; as-Sahmi di dalam Tarikh
Jurjaan : 467; dan selainnya dari jalan Abu
Utsman al-Hindi).
Syaikh Salim berkomentar : “Iya, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Salam telah menjelaskan negeri al-Firqoh an-
Najiyah dengan penjelasan yang terang yang tidak ada
lagi keraguan padanya, dan beliau mengabarkan bahwa
negeri itu adalah Syam yang diberkahi dan penuh
kebaikan.”
Dan penjelasan Syaikh Salim al-Hilali di sini ditopang
oleh penjelasan berikut :
•Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu yang
diriwayatkan oleh ‘Umair dari Malik bin
Yakhomir, Mu’adz berkata : “Dan mereka ini
(ath-Tha`ifah al-Manshurah) berada di Syam.”
Dan ucapan ini dihukumi marfu’ karena tidaklah
diucapkan dengan ra’yu (pendapat) dan ijtihad.
•Hadits Sa’ad di atas : “Akan senantiasa
penduduk Maghrib (barat) menampakkan
kebenaran hingga datangnya hari kiamat.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu
menukil dalam kitabnya Manaqib asy-Syam wa
Ahluhu (hal. 72-77) ucapan Imam Ahmad bin
Hanbal : “Penduduk Maghrib, mereka adalah
penduduk Syam.”
Syaikh Salim mengomentari : “Saya sepakat dengan
dua alasan : Pertama adalah, bahwa seluruh haditshadits
di atas menjelaskan bahwa mereka adalah
penduduk Syam. Kedua, bahasa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Salam dan penduduk Madinah tentang
“penduduk Maghrib (barat)” maksudnya adalah
penduduk Syam, karena mereka (penduduk Maghrib)
berada di barat mereka (Rasulullah dan para
sahabatnya), sebagaimana bahasa mereka tentang
“penduduk Masyriq (timur)” adalah penduduk Nejed
dan Irak. Karena Maghrib (barat) dan Masyriq (timur)
adalah perkara yang nisbi (relatif). Seluruh negeri yang
memiliki barat maka bisa jadi merupakan bagian timur
bagi negeri lainnya dan sebaliknya. Dan yang menjadi
pertimbangan di dalam ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Salam ini tentang barat dan timur adalah tempat
beliau mengucapkan hadits ini, yaitu Madinah.”
Kesimpulan : Negeri Syam adalah negeri ath-Tha`ifah
al-Manshurah yang akan menampakkan kebenaran,
tidaklah akan membahayakan mereka orang-orang
yang menyelisihi dan mencela mereka, mereka akan
mendapatkan kemenangan dari Alloh dan mereka tetap
dalam keadaan demikian sampai datangnya hari
kiamat. Ath-Tha’ifah al-Manshurah inilah yang akan
memenangkan Islam dan membebaskan negeri Syam
dari belenggu penjajahan bangsa Yahudi yang
terlaknat, dan merekalah yang akan membinasakan
bangsa Yahudi terlaknat ini.4
4 Disarikan dari artikel yang berjudul ath-Tha`ifah al-Manshurah wal Bilaad al-
Muqoddasah, karya Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, dalam Majalah al-
Asholah, no. 30, th, V, hal. 17-21.
Seruan Al-‘Allamah Ibnu Baz rahimahullahu wa
Qoddasallahu Ruuhahu Kepada Kaum Muslimin
Tentang Permusuhan Yahudi
Peperangan Islam
Wahai kaum muslimin di segala penjuru... wahai orangorang
Arab di seluruh tempat... wahai para pemimpin
dan penguasa...
Sesungguhnya peperangan yang terjadi antara bangsa
Arab dan Yahudi bukanlah peperangan ‘Arabiyah
belaka, perhatikanlah! Namun ia merupakan
peperangan Islamiyah ‘Arabiyah, peperangan antara
kekufuran dan keimanan, antara al-haq dan bathil dan
antara kaum muslimin dengan bangsa Yahudi.
Permusuhan Yahudi terhadap kaum muslimin di tanah
air dan pusat negeri mereka adalah suatu hal yang
telah ma’lum (ketahui) dan masyhur. Maka wajib bagi
setiap muslim di setiap tempat untuk menolong
saudara-saudara mereka yang teraniaya, berdiri di atas
barisan mereka dan membantu mereka di dalam
mengembalikan hak mereka yang terampas dari kaum
yang menganiaya dan menzhalimi mereka, dengan
segala kemampuan yang dimiliki : dari jiwa,
kehormatan, peralatan dan harta benda. Semuanya
menurut kesanggupan dan kemampuan yang
dimilikinya, sebagaimana firman Alloh Azza wa Jalla :
“jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan
pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan
kecuali terhadap kaum yang Telah ada perjanjian antara kamu
dengan mereka”5 dan firman-Nya : “Perangilah orang-orang
yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan
oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang
benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab
kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh
sedang mereka dalam keadaan tunduk.”6
Sikap Yahudi di dalam memusuhi Islam dan Nabinya
Islam adalah suatu hal yang ma’lum dan masyhur.
Sejarah telah mencatatnya dan para perawi berita
sejarah saling menukilkannya. Bahkan, Kitab teragung
dan terbenar menjadi saksi atasnya, yaitu Kitabullah
yang tidak ada padanya kebatilan di tengah-tengahnya
dan tidak pula di belakangnya, yang diturunkan oleh
Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Alloh Ta’ala
berfirman : “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang
paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman
ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.”7. Alloh
Azza wa Jalla menegaskan di dalam ayat yang mulia ini
bahwa Yahudi dan orang-orang musyrik itu adalah
kaum yang paling keras permusuhannya terhadap
kaum mukminin...
Kewajiban Bersegera Untuk Berperang Di Jalan
Alloh
Wahai sekalian kaum muslimin dari bangsa Arab dan
selainnya... bersegeralah kalian untuk memerangi
5 QS al-Anfal : 72
6 QS at-Taubah : 29
7 QS al-Maa`idah : 82
musuh-musuh Alloh dari bangsa Yahudi, dan
berjihadlah di jalan Alloh dengan harta dan jiwa kalian,
yang demikian ini adalah lebih baik jika kalian
mengetahui.
Bersegeralah kalian untuk menjumpai surga yang
luasnya seluas langit dan bumi, yang dipersiapkan bagi
muttaqin (orang-orang yang bertakwa), mujahidin dan
shobirin (orang-orang yang sabar).
Ikhlaskanlah niat hanya untuk Alloh, bersabarlah dan
kuatkanlah kesabaran kalian serta bertakwalah kepada
Alloh Azza wa Jalla niscaya kalian akan memperoleh
kemenangan yang besar atau syahid di jalan kebenaran
dalam rangka menumpas kebatilan. Ingatlah selalu
dengan apa yang diturunkan Rabb kalian Subhanahu di
dalam kitab-Nya yang mubin (jelas) tentang
keutamaan mujahidin dan janji Alloh atas mereka
berupa derajat yang tinggi dan tempat yang penuh
kenikmatan (surga).
Alloh Ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman,
sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat
menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman
kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan
harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu
Mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang
baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan
(ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan
dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan
sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.”8.
Dan firman-Nya Ta’ala : “Berangkatlah kamu baik dalam
keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu
dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah
lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.”9.
Dan firman-Nya Ta’ala : “Apakah (orang-orang) yang memberi
minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus
Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari Kemudian serta bejihad di jalan Allah?
mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada kaum yang zhalim. Orang-orang yang beriman dan
berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri
mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di si si Allah; dan Itulah
orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka
menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya,
keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan
yang kekal, Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Sesungguhnya di si si Allah-lah pahala yang besar.”10.
Berharap Untuk Berangkat Berjihad
Wahai para mujahidin! Alloh Subhanahu telah
menjelaskan di dalam ayat ini keutamaan jihad dan
akibatnya yang terpuji bagi orang-orang yang beriman.
Yaitu berupa pertolongan dan kemenangan yang dekat
8 QS ash-Shaff : 10-13
9 QS at-Taubah : 41
10 QS at-Taubah : 19-22
-di dunia- beserta surga dan keridhaan dari Alloh
Subhanahu serta kedudukan yang tinggi di akhirat.
Ayat yang kedua yaitu yang berbunyi : “Berangkatlah
kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat”
menunjukkan akan kewajiban berangkat untuk berjihad
bagi para pemuda dan orang tua apabila diseru, dalam
rangka meninggikan kalimat Alloh dan melindungi
negeri kaum muslimin serta melawan musuh-musuh
mereka. Terlebih lagi apa yang dihasilkan jihad bagi
kaum muslimin berupa Izzah, kemuliaan, kebaikan,
keagungan, ganjaran yang besar dan tingginya kalimat
Alloh serta terpeliharanya keadaan umat, agama dan
keamanannya.
Telah datang penjelasan di dalam al-Qur’an al-Karim
ayat-ayat yang mulia tentang keutamaan jihad dan
dorongan untuk berjihad, dan janji kemenangan bagi
orang-orang mukmin dan kehancuran kaum kafir, yang
memenuhi hati seorang mukmin dengan semangat,
kekuatan, obsesi dan kejujuran untuk turun di medan
jihad, keberanian di dalam menyokong al-haq untuk
memenuhi janji Alloh, dan keimanan akan pertolongan-
Nya, serta harapan akan ganjaran di antara dua
kebaikan, yaitu kemenangan dan ghanimah (harta
rampasan perang) atau syahid di jalan kebenaran,
sebagaimana firman Alloh Azza wa Jalla : “Katakanlah:
"Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah
satu dari dua kebaikan, dan kami menunggu-nunggu bagi kamu
bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari
si si-Nya. sebab itu tunggulah, Sesungguhnya kami menunggununggu
bersamamu.”11 dan firman-Nya Azza wa Jalla : “Hai
11 QS at-Taubah : 52
orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, ni scaya
dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”12.
Alloh Azza wa Jalla juga berfirman: “Dan kami selalu
berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”13 dan
firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala : “Sesungguhnya Allah
pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orangorang
yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi
niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar.” 14
dan firman-Nya Ta’ala : “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang
yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang
menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan
apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.
sungguh Telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika
kamu memahaminya”15 sampai dengan firman-Nya : “Jika
kamu memperoleh kebaikan, ni scaya mereka bersedih hati, tetapi
jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika
kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun
tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya
Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”16.
Di dalam ayat-ayat ini terdapat at-tashrih (penjelasan
yang terang) dari Alloh Azza wa Jalla akan janji-Nya
12 QS Muhammad : 7
13 QS ar-Ruum : 47
14 QS al-Hajj : 40-41
15 QS Ali ‘Imraan : 118
16 QS Ali ‘Imraan : 120
kepada hamba-hamba-Nya berupa pertolongan dari
musuh-musuh mereka dan keselamatan dari tipu daya
mereka walau sebesar apapun kekuatan mereka dan
sebanyak apapun jumlah mereka. Karena
sesungguhnya Alloh Azza wa Jalla lebih kuat dari segala
kekuatan yang ada dan lebih mengetahui akan akibat
dari segala urusan dan Dia berkemampuan atasnya
serta Ia Maha Mengetahui seluruh amal-amal mereka.
Akan tetapi Alloh Azza wa Jalla mensyaratkan janji-Nya
ini dengan syarat yang besar, yaitu keharusan beriman
kepada-Nya, menolong agama-Nya dan beristiqomah di
atasnya dengan kesabaran dan kekuatan di dalam
bersabar. Barangsiapa yang melaksanakan syarat ini
niscaya Alloh akan memenuhi janji-Nya kepada mereka
dan Dia adalah jujur di dalam janji-Nya : “Allah Telah
berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri
janji-Nya.”17. Dan barangsiapa yang meremehkan syarat
ini, atau tidak mau mengangkat kepalanya (untuk
memenuhi syarat ini), maka dia tidaklah menghinakan
melainkan dirinya sendiri.
Maka sepatutnyalah bagimu wahai mukmin yang
mujahid, untuk banyak-banyak mentadabburi firman
Alloh Azza wa Jalla : “Jika kamu bersabar dan bertakwa,
niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan
kemudharatan kepadamu” 18, karena sesungguhnya di
dalam ayat ini –demi Alloh- terdapat suatu kalimat
yang agung dan janji yang benar dari Yang Maha
Merajai, Maha Berkehendak dan Maha Mulia apabila
engkau bersabar di dalam memerangi musuhmu dan
17 QS az-Zumar : 20
18 QS Ali ‘Imraan : 120
berjihad untuk menghinakan mereka dengan tetap
menegakkan takwa kepada Alloh Azza wa Jalla, yaitu
dengan mengagungkan-Nya Subhanahu,
mengikhlaskan (semua amal) hanya untuk-Nya,
menta’ati-Nya dan Rasul-Nya serta berhati-hati dari
hal-hal yang dilarang-Nya dan Rasul-Nya, maka inilah
hakikat takwa. Dan bersabar di dalam jihad an-Nafsi
(melawan hawa nafsu) dan terus bersabar di dalam
jihad terhadap musuh-musuh (Alloh) adalah
merupakan bagian dari takwa itu sendiri...
Keutamaan Para Mujahidin di Sisi Alloh
Bertakwalah kalian kepada Alloh wahai sekalian kaum
muslimin dan mujahidin di medan pertempuran dan di
mana saja kalian berada... bersabarlah dan kuatkan
kesabaran kalian di dalam jihad terhadap jiwa kalian di
dalam ketaatan kepada Alloh dan menahan diri dari apa
yang diharamkan Alloh, dan jihad terhadap jiwa kalian
di dalam memerangi musuh dan menyerang sekutusekutu
mereka, dan bersabarlah di dalam mengemban
kesulitan-kesulitan di tengah medan pertempuran
dengan ketenangan di bawah kelebatan pesawatpesawat
tempur dan suara-suara yang memekikkan,
dan ingatlah bahwa para salaf kalian yang shalih dari
kalangan para Nabi dan Rasul serta para sahabat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam –semoga Alloh
meridhai mereka semua- serta siapa saja dari para
pengikut mereka dari mujahidin yang jujur, pada
mereka ada tauladan untuk kalian, dan pada mereka
terdapat pelajaran dan ‘ibrah.
Mereka sungguh telah banyak bersabar dan berjihad
dalam waktu yang panjang, maka Alloh membukakan
atas mereka negeri-negeri dan memberi petunjuk
kepada hamba-hamba Alloh melalui perantaraan
mereka, Alloh kokohkan mereka di atas bumi dan Alloh
anugerahkan kepada mereka kekuasaan dan
kepemimpinan dikarenakan keimanan mereka yang
agung, keikhlasan mereka kepada pelindung mereka
Yang Maha Mulia, kesabaran mereka di dalam medan
pertempuran dan mereka lebih mendahulukan Alloh
dan negeri akhirat ketimbang dunia dan segala
perhiasannya yang menipu.
Sebagaimana firman Alloh Azza wa Jalla di dalam Kitab-
Nya yang mulia : “Sesungguhnya Allah Telah membeli dari
orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan
siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?
Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan
itu, dan Itulah kemenangan yang besar.”19 dan firman-nya
Jalla Sya’nuhu : “Dan kami jadikan di antara mereka itu
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami
ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat
kami.”20.
Dan telah shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Salam bahwasanya beliau bersabda : “Ribath (berjagajaga
di perbatasan perang) sehari di jalan Alloh itu
lebih mulia daripada dunia dan seisinya, suatu tempat
bagian salah seorang diantara kalian di surga itu lebih
baik daripada dunia dan seisinya, dan perginya seorang
19 QS at-Taubah : 111
20 QS as-Sajdah : 24
hamba di sore atau pagi hari di jalan Alloh itu lebih baik
daripada dunia dan seisinya.”
Dan telah shahih pula dari beliau bahwasanya beliau
ditanya : “Amal apakah yang paling utama?”,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab :
“Iman kepada Alloh dan Rasul-Nya.” Beliau ditanya
lagi, “Kemudian apa wahai Rasulullah?”, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab : “Jihad di jalan
Alloh.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :
“Perumpamaan seorang mujahid di jalan Alloh –dan
Allohlah yang lebih tahu siapakah yang berjihad di
jalan-Nya- adalah sebagaimana orang yang berpuasa
dengan berdiri, dan Alloh menanggung bagi seorang
mujahid di jalan-Nya apabila Ia mewafatkannya maka
Ia masukkan dirinya ke dalam surga atau Ia
kembalikan ia dalam keadaan selamat dengan pahala
dan harta rampasan perang.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :
“Barangsiapa yang mati dan tidak pernah berperang
ataupun terbetik di dalam dirinya untuk berperang,
maka ia mati di atas cabang kemunafikan.”
Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Salam amalan apakah yang sepadan dengan
keutamaan jihad, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Salam bersabda kepada penanya tadi : “Apakah engkau
sanggup apabila seorang mujahid keluar kemudian
berpuasa tidak berbuka dan berdiri terus tanpa lelah.”
Penanya itu berkata : “Siapakah gerangan yang
sanggup melakukan hal itu wahai Rasulullah?”, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab : “Adapun
seandainya engkau pun mampu melaksanakannya,
tetaplah tidak mencapai keutamaan mujahidin.”
Iman, Kewaspadaan dan I’dad (Persiapan)
Kekuatan yang Disanggupi
Bertakwalah kalian wahai sekalian kaum muslimin, dan
jujurlah di dalam berjihad melawan musuh-musuh Alloh
dan musuh kalian dari bangsa Yahudi dan sekutusekutu
mereka. Introspeksilah diri kalian dan
bertaubatlah kepada Rabb kalian atas segala hal yang
menyelisihi dien Islam dari mabda’ (prinsip), aqidah
dan perbuatan. Berbuat jujurlah ketika di medan
pertempuran, dan dahulukanlah Alloh dan negeri
akhirat. Dan ketahuilah bahwa pertolongan yang nyata
dan akibat yang terpuji bukanlah hanya untuk bangsa
Arab saja tanpa orang ‘ajam (non Arab), ataupun untuk
bangsa ‘ajam saja bukan untuk orang Arab. Juga bukan
pula untuk bangsa berkulit putih saja tanpa bangsa
kulit hitam dan sebaliknya.
Akan tetapi, pertolongan itu dengan izin Alloh adalah
milik orang-orang yang bertakwa kepada-Nya dan
mengikuti petunjuk-Nya, milik orang yang berjihad
melawan nafsunya di jalan Alloh dan orang yang
melawan musuh-Nya dengan kekuatan yang
disanggupinya. Sebagaimana Pelindung (Maula)
mereka memerintahkan hal ini di dalam firman-Nya
Azza wa Jalla : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi” 21 dan firman-Nya :
21 QS al-Anfaal : 60
“Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu” 22 serta
Dia Azza wa Jalla menyeru Rasul yang terpercaya ‘alaihi
Afdholu as-Sholati was Salam : “Dan apabila kamu berada
di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah
segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang
senjata, Kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud
(telah menyempurnakan serakaat),, Maka hendaklah mereka
pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan
hendaklah datang golongan yang kedua yang belum
bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan
hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orangorang
kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan
harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan
tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu
mendapat sesuatu kesusahan Karena hujan atau Karena kamu
memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah Telah
menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir
itu”23.
Renungkanlah wahai saudaraku, perintah Alloh kepada
hamba-Nya ini untuk bersiap-siap melawan musuh
mereka dengan apa saja yang mereka sanggupi dari
kekuatan, kemudian renungkan pula perintah-Nya
kepada Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan kaum
mukminin tatkala peperangan melawan musuh
berkecamuk dan dekat dengan mereka, supaya mereka
tetap menegakkan sholat dan menyandang senjata.
Dan bagaimana Alloh Subhanahu mengulang
perintahnya untuk memanggul senjata dan tetap
22 QS an-Nisaa` : 71
23 QS an-Nisaa` : 102
waspada supaya musuh mereka tidak menyerang
mereka tatkala mereka sedang sholat, agar engkau
tahu dengan demikian ini bahwa wajib bagi mujahidin -
baik pimpinan maupun prajurit- untuk tetap menaruh
perhatian terhadap musuh dan supaya waspada dari
kejahatan mereka. Juga supaya mereka bersiap-siap
dengan kekuatan apa saja yang mereka sanggupi, dan
tetap menegakkan sholat dan menjaganya dengan
tetap bersiap siaga di saat sedang melaksanakannya
(sholat) tatkala perang berkecamuk dan ketika
diperlukan.
Di dalam hal ini, tercakup antara sebab hissiyah
(inderawi/materi) dan ma’nawiyah (spirituil), dan ini
merupakan kewajiban bagi mujahidin di setiap zaman
untuk bersifat dengan akhlak imaniyah, dan
beristiqomah di dalam ketaatan kepada Rabb mereka
serta meyakini bahwasanya pertolongan berada di
tangan-Nya bukan pada selainnya. Dan ini merupakan
sebab yang pertama, asas yang kokoh, pokok yang
agung, poros berputarnya pertolongan dan asasnya
keberhasilan dan kemenangan. Dan ini merupakan
sebab ma’nawi yang Alloh mengkhususkan bagi hambahamba-
Nya yang mukminin yang Alloh bedakan dari
lainnya serta Alloh janjikan dengan pertolongan apabila
mereka menegakkannya bersama dengan sebab kedua
(sebab materi, pent.) sebatas kemampuannya, yaitu
persiapan (i’dad) mereka di dalam melawan musuh
mereka dengan apa yang mereka sanggupi dari
kekuatan dan inayah yang berkaitan dengan
peperangan. Dan juga bersabar dan tetap di dalam
kesabaran di medan peperangan dengan senantiasa
waspada akan tipu daya musuh.
Dengan dua perkara ini (sebab ma’nawi dan
hissi/materi, pent.) maka akan terwujudlah pertolongan
dari Rabb mereka Azza wa Jalla sebagai keutamaan,
kemuliaan, rahmat dan kebaikan dari-Nya serta
pemenuhan janji-Nya dan pertolongan terhadap
kelompok-Nya.
Sebagaimana firman-Nya Azza wa Jalla : “dan kami selalu
berkewajiban menolong orang-orang yang beriman” dan firman-
Nya Ta’ala : “jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu
daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan
kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang
mereka kerjakan”.
Menang Atau Syahid
Wahai mujahid! Engkau sesungguhnya sedang berada
di peperangan yang dahsyat bersama musuh yang
memiliki kedengkian yang luar biasa terhadap Islam
dan pemeluknya. Maka mantapkanlah dirimu di dalam
berjihad dan bersabarlah serta tetaplah di dalam
kesabaran. Ikhlaskanlah amalmu hanya untuk Alloh
dan mintalah pertolongan hanya kepada-Nya semata.
Dan bergembiralah dengan salah satu dari dua
kebaikan apabila engkau benar dengan hal yang
demikian ini, yaitu kemenangan, ghanimah dan akibat
yang terpuji di dunia dan akhirat, atau syahid, tempat
yang penuh kenikmatan, istana yang megah, sungaisungai
yang mengalir dan bidadari yang cantik jelita di
negeri yang mulia.
Wahai bangsa Arab, janganlah kau menyangka bahwa
pertolongan atas musuhmu terkait karena kearabanmu,
namun sesungguhnya pertolongan itu terkait karena
keimananmu kepada Alloh, kesabaranmu di medan
pertempuran, keistiqomahanmu di dalam kebenaran,
taubatmu dari dosa-dosamu yang terdahulu dan
keikhlasanmu kepada Alloh pada seluruh amal-amalmu.
Maka berisitiqomahlah kamu pada hal ini (keikhlasan)
dan berpegangteguhlah dengan Islam yang shahih
yang hakikatnya adalah pengikhlasan hanya untuk
Alloh, istiqomah di atas syariat-syariat-Nya dan meniti
petunjuk Rasul dan Nabi-Nya Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa Salam di dalam peperangan, perdamaian
ataupun pada seluruh keadaan...24
24 Disarikan dari artikel yang berjudul Mauqifu al-Yahud minal Islam wa Fadhlu al-
Jihaad fi Sabilillahi, karya al-Imam Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu, dalam Majalah
al-Asholah, no. 30, th. V, hal. 45-58.

0 komentar:

Labels

comment

Artikel cari disini

Download E book

Hire Me Direct
eXTReMe Tracker