WWW.INISIAL.CO.CC   Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka."(hadits shahih riwayat Ahmad) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak."(hadits shahih riwayat Abu Amr Ad Dani dan Al Ajurry)
Yang MEROKOK, dilarang buka blog saya...!!! image Klik! untuk mampir ke blog saya SILAKAN KLIK!
تبرئة العلامة الهرري مما افتراه عليه المدعو عبد الرحمن دمشقية في كتابه المسمى "الحبشي شذوذه وأخطاؤه"  والكتاب المسمى "بين أهل السنة وأهل الفتنة" وغيرهما من الإصدارات من مناشير وشرط  

BERPISAH DENGAN RAMADHAN

BERPISAH DENGAN RAMADHAN


Disebutkan dalam Shahihain sebuah hadits yang

diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu 'anhu,

bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa puasa bulan Ramadhan karena iman dan

mengharap pahala dar i (Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya

yang telah lalu. "

Dan dalam Musnad Imam Ahmad dengan sanad hasan

disebutkan: "Dan (dosanya) yang Kemudian. "

"Barangsiapa mendirikan shalat pada malam Lailatul Qadar,

karena iman dan mengharap pahala dari Allah niscaya diampuni

dosa-dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa mendirikan

shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap

pahala dari (Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah

lalu." An-Nasa'i menambahkan: "Diampuni dosanya, baik yang

telah lalu maupun yang datang belakangan. "

Ibnu Hibban dan A1Baihaqi meriwayatkan dari Abu Sa'id, bahwa

Rasulullah shallallahu 'alihi wasallam bersabda :

"Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dan mengetahui

batas-batasnya (ketentuan -ketentuannya) serta memelihara

hal-hal yang harus dijaga, maka dihapus dosanya yang telah

lalu. "

Ampunan dosa tergantung pada terjaganya sesuatu yang harus

dijaga seperti melaksanakan kewajiban-kewajiban dan

meninggalkan segala yang haram. Mayoritas ulama berpendapat

bahwa ampunan dosa tersebut hanya berlaku pada dosa-dosa

kecil, hal itu berdasarkan hadits riwayat Muslim, bahwasanya

Nabi shallallahu 'alihi wasallam bersabda:

"Shalat lima waktu, Jum'at sampai dengan Jum'at berikutnya

dan Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya adalah penghapus

dosa yang terjadi di antara waktu-waktu tersebut, selama dosadosa

besar ditinggalkan. "

Hadits ini memiliki dua konotasi :

Pertama : Bahwasanya penghapusan dosa itu terjadi dengan

syarat menghindari dan menjauhi dosa-dosa besar.

Kedua : Hal itu dimaksudkan bahwa kewajiban-kewajiban

tersebut hanya menghapus dosa-dosa kecil. Sedangkan jumhur

ulama berpendapat, bahwa hal itu harus disertai dengan taubat

nashuha (taubat yang semurni-murninya) .

Hadits Abu Hurairah di atas menunjukkan bahwa tiga faktor ini

yakni puasa, shalat malam di bulan Ramadhan dan shalat pada

malam Lailatul Qadar, masing-masing dapat menghapus dosa

yang telah lampau, dengan syarat meninggalkan segala bentuk

dosa besar.

Dosa besar adalah sesuatu yang mengandung hukuman tertentu

di dunia atau ancaman keras di akhirat; seperti zina, mencuri,

minum arak, melakukan praktek riba, durhaka terhadap orang

tua, memutuskan tali keluarga dan memakan harta anak yatim

secara zhalim dan semena-mena.

Dalam firman-Nya, Allah Ta 'ala menjamin orang-orang yang

menjauhi dosa besar akan diampuni semua dosa kecil mereka:

"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang

kamu dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus

kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa kecilmu) dan Kami

memasukkanmu ke tempat yang mulia (Surga). "(An-Nisaa':

31).

Barangsiapa melaksanakan puasa dan amal kebajikan lainnya

secara sempurna, maka ia termasuk hamba pilihan. Barangsiapa

yang curang dalam pelaksanaannya, maka Neraka Wail pantas

untuknya. Jika Neraka Wail diperuntukkan bagi orang yang

mengurangi takaran di dunia, bagaimana halnya dengan

mengurangi takaran agama.

Ketahuilah bahwa para salafus shalih sangat bersungguhsungguh

dalam mengoptimalkan semua pekerjaannya, lantas

memperhatikan dan mementingkan diterimanya amal tersebut

dan sangat khawatir jika ditolak. Mereka itulah orang-orang

yang diganjar sesuai dengan perbuatan mereka sedangkan

hatinya selalu gemetar (karena takut siksa Tuhannya).

Mereka lebih mementingkan aspek diterimanya amal daripada

bentuk amal itu sendiri, mengenai hal ini Allah Ta 'ala berf irman:

"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orangorang

yang bertaqwa. " (Al-Maa'idah:27).

Oleh karena itu mereka berdo'a (memohon kepada Allah)

selama 6 (enam) bulan agar dipertemukan lagi dengan bulan

Ramadhan, kemudian berdo'a lagi selama 6 (enam) bulan

berikutnya agar semua amalnya diterima.

Banyak sekali sebat-sebab didapatnya ampunan di bulan

Ramadhan oleh karena itu barangsiapa yang tidak mendapatkan

ampunan tersebut, maka sangatlah merugi. Nabi Shallallahu

'alaihi wasallam bersabda:

"Jibril mendatangiku seraya berkata; 'Barangsiapa yang

mendapati bulan Ramadhan, lantas tidak mendapatkan

ampunan, kemudian mati, maka ia masuk Neraka serta

dijauhkan Allah (dari rahmat-Nya). 'Jibril berkata lagi;'Ucapkan

amin' maka kuucapkan, 'Amin.' " (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu

Khuzaimah)

Ketahuilah saudaraku, bahwasanya puasa di bulan Ramadhan,

melaksanakan shalat di malam harinya dan pada malam Lailatul

Qadar, bersedekah, membaca Al-Qur'an, banyak berdzikir dan

berdo'a serta mohon ampunan dalam bulan mulia ini merupakan

sebab diberikannya ampunan, jika tidak ada sesuatu yang

menjadi penghalang, seperti meninggalkan kewajiban ataupun

melanggar sesuatu yang diharamkan. Apabila seorang muslim

melakukan berbagai faktor yang membuatnya mendapat

ampunan dan tiada sesuatu pun yang menjadi penghalang

baginya, maka optimislah untuk mendapatkan ampunan. Allah

Ta 'ala berfirman :

" Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang

bertaubat, beriman dan beramal shalih, kemudian tetap dijalan

yang benar. " (Thaaha : 82).

Yakni terus melakukan hal-hal yang menjadi sebab didapatnya

ampunan hingga dia mati. Yaitu keimanan yang benar, amal

shalih yang dilakukan semata-mata karena Allah, sesuai dengan

tuntunan As-Sunnah dan senantiasa dalam keadaan demikian

hingga mati. Allah Ta'ala berfirman :

"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu apa yang

diyakini (ajal)." (AI-Hijr: 99).

Di sini Allah tidak menjadikan batasan waktu bagi amalan

seorang mukmin selain kematian.

Jika keberadaan ampunan dan pembebasan dari api neraka itu

tergantung kepada puasa Ramadhan dan pelaksanaan shalat di

dalamnya, maka di kala hari raya tiba, Allah memerintahkan

hamba-Nya agar bertakbir dan bersyukur atas segala nikmat

yang telah dianugerahkan kepada mereka, seperti kemudahan

dalam pelaksanaan ibadah puasa, shalat di malam larinya,

pertolongan-Nya terhadap mereka dalam nelaksanakan puasa

tersebut, ampunan atas segala dosa dan pembebasan dari api

Neraka.

Maka sudah selayaknya bagi mereka untuk memperbanyak

dzikir, akbir dan bersyukur kepada Tuhannya serta selalu,

bertaqwa kepada-Nya dengan sebenar-benar ; ketaqwaan.

Allah Ta'ala berfirman :

"Dan hendaklah kama mencukupkan bilangannya dan hendaklah

kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan

kepadamu supaya kamu bersyukur. "(Al-Baqarah: 185).

Wahai para pendosa -demikian halnya kita semua, janganlah

kamu berputus asa dari rahmat Allah, karena perbuatanperbuatan

jelekmu. Alangkah banyak orang sepertimu

yangdibebaskan dari Neraka dalam bulan ini, berprasangka

baiklah terhadap Tuhanmu dan bertaubatlah atas segala

dosamu, karena sesungguhnya Allah tidak akan membinasakan

seseorang pun melainkan karena ia membinasakan dirinya

sendiri. Allah Ta 'ala berfirman:

"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas

terhadap diri mereka sendiri, janganlah kama berputus asa dari

rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa

semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagr i

Maha Penyayang. (Az-Zumar: 53).

Sebaiknya puasa Ramadhan diakhiri dengan istighfar

(permohonan ampun), karena istighfar merupakan penutup

segala amal kebajikan; seperti shalat, haji dan shalat malam.

Demikian pula dengan majlis-majlis, sebaiknya ditutup

dengannya. Jika majlis tersebut merupakan tempat berdzikir

maka istighfar adalah pengukuh baginya , namun jika majlis

tersebut tempat permainan maka istighfar berfungsi sebagai

pelebur dan penghapus dosa. (Lihat kitab Lathaaiful-Ma'aarif;

oleh Ibnu Rajab, hlm. 220-228)

PERINGATAN :

Sebagian orang apabila datang bulan Ramadhan, mereka

bertaubat, mendirikan shalat dan melaksanakan badah puasa.

Namun jika Ramadhan lewat mereka kembali meninggalkan

shalat dan melakukan perbuatan maksiat. Mereka inilah

seburuk-buruk manusia, karena mereka tidak mengenal Allah

kecuali di bulan Ramadhan saja. Tidakkah mereka tahu bahwa

pemilik bulan-bulan itu adalah Satu, berbagai bentuk

kemaksiatan adalah haram di setiap waktu dan Allah Maha

Mengetahui setiap gerak-gerik mereka di mana saja dan kapan

saja. Maka sebaiknya mereka cepat-cepat bertaubat nashuha,

yakni dengan meninggalkan berbagai bentuk kemaksiatan,

menyesalinya dan bertekad untuk tidak mengulanginya di masa

mendatang, sehingga taubatnya diterima Allah dan diampuni

segala dosanya. Allah Ta'ala berfirman :

"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orangorangyang

beriman supaya kamu beruntung. (An-Nuur: 31).

Dan dalam ayat yang lain Allah Ta 'ala berf irman :

" Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah

dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan

kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan

memasukkan kamu ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya

sungai-sungai " (At-Tahrim: 8).

Barangsiapa mohon ampunan kepada Allah dengan lisannya,

namun hatinya tetap terpaut dengan kemaksiatan dan bertekad

untuk kembali melakukannya selepas Ramadhan, lalu dia benarbenar

melaksanakan niatnya tersebut, maka puasanya tertolak

dan tidak diterima.

Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya,

Dzat yang tiada Tuhan yang haq kecuali Dia, Yang Maha hidup

dan Berdiri Sendiri. Tuhanku, ampunilah dosaku dan terimalah

taubatku karena sesungguhnya hanya Engkaulah Yang Maha

Menerima taubat dan Maha Penyayang. Ya Allah aku telah

berbuat banyak kezhaliman terhadap diriku sendiri dan tiada

yang dapat mengampuni dosa melainkan Engkau, maka

ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmatilah

aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha

Penyayang. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan

kepada Nabi Muhammad, segenap keluarga dan para sahabat

beliau.

0 komentar:

Labels

comment

Artikel cari disini

Download E book

Hire Me Direct
eXTReMe Tracker