WWW.INISIAL.CO.CC   Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka."(hadits shahih riwayat Ahmad) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak."(hadits shahih riwayat Abu Amr Ad Dani dan Al Ajurry)
Yang MEROKOK, dilarang buka blog saya...!!! image Klik! untuk mampir ke blog saya SILAKAN KLIK!
تبرئة العلامة الهرري مما افتراه عليه المدعو عبد الرحمن دمشقية في كتابه المسمى "الحبشي شذوذه وأخطاؤه"  والكتاب المسمى "بين أهل السنة وأهل الفتنة" وغيرهما من الإصدارات من مناشير وشرط  

Peran Istri Dalam Mewujudkan Suami yang Shaleh

Peran Istri Dalam Mewujudkan Suami yang Shaleh

  • Filed under: Kajian Live
  • Tema : Peran Istri Dalam Mewujudkan Suami yang Shaleh

    Pemateri : Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah

    Tempat : Studio Radio Rodja

    Istri memiliki peran yang sangat penting untuk turut membantu sang suami senantiasa diatas keta’atan,bagaimanakah penjelasannya? Silahkan simak kajian berikut

    icon for podpress Peran Istri untuk Suami yg Shaleh: Hide Player | Play in Popup | Download

    Penyembelih Yang Sah

    Fiqih Qurban 2: Penyembelih Yang Sah

    Terdahulu disampaikan tentang pengertian sembelihan, hukum dan hikmahnya. Maka berikut ini dipaparkan tentang syarat sembelihan yang sesuai dengan syariat Islam.

    Sembelihan yang sesuai syariat Islam memiliki syarat-syarat, sebagian syarat berhubungan dengan penyembelihnya dan sebagian lainnya berhubungan dengan hewan sembelihan dan alat sembelihnya.

    Syarat Pertama: Syarat yang berhubungan dengan penyembelih

    Syarat-syarat yang berhubungan dengan penyembelih adalah:

    1. Penyembelih harus berakal baik laki-laki atau perempuan, sudah baligh atau belum asalkan sudah mumayyiz. Sehingga tidak sah sembelihan orang gila, anak kecil yang belum berakal dan orang mabuk, karena mereka dianggap tidak berakal dalam syariat. Inilah pendapat mayoritas ulama Islam.

    Imam Ibnu Hazm rahimahullah menyatakan: “Tidak sah sembelihan orang yang tidak berakal seperti orang gila dan orang mabuk, karena mereka tidak dibebani beban syariat dalam firman Allah Ta’ala:

    إِلاَّ مَاذَكَّيْتُمْ

    “Kecuali yang sempat kamu menyembelihnya.” (QS. al Maidah [5]: 3). Karena mereka tidak mukallaf.[1]

    Sedangkan Syaikh DR. Shalih Al Fauzan menyatakan: “Yang rajih disyaratkan akal dan mumayyiz dalam penyembelih, karena menyembelih adalah satu jenis ibadah dan disebutkan padanya nama Allah. Sedangkan ibadah harus dengan niat dan niat tidak akan diakui kecuali penyembelih tersebut berakal dan mumayyiz. Demikian juga penyembelihan memiliki syarat-syarat yang tidak akan diperhatikan dan dilaksanakan kecuali berakal dan mumayyiz.[2]

    2. Penyembelih harus muslim atau ahlu kitab. Sembelihan orang musyrikin dan Majusi tidak sah menurut syariat dan ini merupakan ijma’ kesepakatan ulama islam. Hal ini karena orang musyrik tidak akan ikhlas menyebut nama Allah dan menyembelih untuk berhala mereka hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

    حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنزِيرِ وَمَآأُهِلَّ لِغَيْرِ اللهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَآأَكَلَ السَّبُعُ إِلاَّ مَاذَكَّيْتُمْ وَمَاذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِاْلأَزْلاَمِ ذَلِكُمْ فِسْقٌ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن دِينِكُمْ

    Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk ( mengalahkan) agamamu. (QS. al Maidah [5]: 3)

    Adapun sembelihan ahlu kitab dihalalkan karena dasar firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

    الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلُُّ لَّكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلُُّ لَّهُمْ

    Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberikan Al-Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (QS. 5:5)

    Sahabat yang mulia Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menafsirkan kata طَعَامُ dalam ayat di atas dengan sembelihan. Seandainya yang dimaksud dengan kata طَعَامُ dalam ayat di atas bukan sembelihan, maka pengkhususan terhadap ahlu kitab sia-sia, sebab makanan seluruh orang kafir selain sembelihan halal dimakan. Demikian juga kata طَعَامُ adalah sesuatu yang dimakan dan sembelihanpun masuk dalam pengertian yang dimakan.[3]

    3. Penyembelih tidak dalam keadaan berihram baik untuk umroh atau haji, apabila menyembelih hewan buruan darat. Seorang yang berihram dilarang secara syariat ikut campur tangan terhadap hewan buruan darat baik dengan berburu, menyembelih atau membunuhnya. Bahkan juga diharamkan menunjukkan hewan buruan kepada pemburu atau memberi isyarat. Sehingga hewan buruan darat yang disembelih seseorang yang sedang berihram adalah bangkai. Hal ini didasarkan firman Allah Subhanhu wa Ta’ala:

    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَأَنتُمْ حُرُمُُ وَمَن قَتَلَهُ مِنكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَآءُُ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهِ ذَوَا عَدْلٍ مِّنكُمْ هَدْيًا بَالِغَ الْكَعْبَةِ أَوْ كَفَّارَةُ طَعَامِ مَسَاكِينَ أَوْ عَدْلُ ذَلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوقَ وَبَالَ أَمْرِهِ عَفَا اللهُ عَمَّا سَلَفَ وَمَنْ عَادَ فَيَنتَقِمُ اللهُ مِنْهُ وَاللهُ عَزِيزُُ ذُو انْتِقَامٍ

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa diantara kamu membunuhn

    Pendaftaran Santri Baru LEMBAGA BAHASA ARAB SURAKARTA

    Pendaftaran Santri Baru LEMBAGA BAHASA ARAB SURAKARTA (TA 2009/2010)

    LEMBAGA BAHASA ARAB SURAKARTA

    TA 2009/2010

    MEMBUKA PENDAFTARAN PESERTA BARU 2009

    Bahasa Arab sebagai bahasa pengantar Al Qur’an dan Al Hadits, dua dasar hukum dalam Islam yang wajib dipahami oleh setiap muslim. Memahami Islam adalah wajib, dan tidak akan paham Islam kecuali dengan memahami bahasa Arab. Dan kaidah dasar belajar bahasa Arab adalah memahami nahwu (tata bahasa) dan tashrif (tata kata). Mengacu pada kitab mukhtashar ‘ilmi ash sharfi wa an nahwi yang ditulis oleh Ust. Abu Izzi, metode ini telah dipraktekkan berdasarkan studi empiris dan praktis, dimana orang yang belajar dari nol dalam setahun sudah bisa membaca kitab. Metode ini adalah gabungan dari paham dan hafal, sehingga teroti yang dipelajari bisa langsung dipraktekkan. Maka, kita mengajak kaum muslimin untuk bersemangat belajar bahasa Arab melalui lembaga ini. Kita hanya mohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memberikan kepahaman dna kemudahan kepada kita dalam mengambil ilmu dan mengamalkannya. Wallahu waliyyut taufiq.

    Syarat Pendaftaran

    Pria, Umur minimal 16 tahun, lancar membaca Al Qur’an

    Waktu Pendaftaran

    21 Dzulqo’dah – 13 Dzulhijjah 1430 H / 11-30 November 2009 M

    Biaya Belajar

    Pendaftaran (Rp 50.000,-)

    Buku Materi (Rp 50.000,-)

    SPP sesuai kesepakatan

    Waktu Belajar

    Mulai belajar insya Allah 1 Desember 2009, Masuk 3 kali perpekan

    Desember 2009 - Juli 2010 (8 Bulan, 2 Semester)

    Tempat Pendaftaran dan Belajar

    1. Ponpes Al Ukhuwah, Sukoharjo, 200 m selatan Alun-alun Kota Sukoharjo. Telp 08180 6833 396 – 0852 9315 5252
    2. Ponpes Imam Bukhari, Jl. Solo-Purwodadi Km 08, Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar. Telp 0813 9326 4801
    3. Masjid Sayyidinah (Selatan Masjid Al Karim) Banaran, Pabelan, Kartasura Telp. 0857 427 50500 – 0813 29 777 662
    4. Kompleks Yayasan Dar el Dzikr, Soronanggan, kec. Bulu (Belakang Pasar Bulu) Sukoharjo Telp 0852 133 55 888 – 081 741 60091
    5. SDIST Ibnu Qoyyim, Jl. Drupodo 13, Kebonan, Sriwedari, Solo Telp 081 99930313 – 0271 712472
    6. Masjid An Nuur (barat kantor kecamatan) Karangpandan, Karanganyar. Telp 0271 9188833 – 0813 2921 5149
    7. Rumah Bpk. Soedarwadi, Mojomulyo, Rt 02/X, Gg.9 Barat, Sragen Kulon. Telp. 0812 2586 7979
    8. Masjid Nurul Mukmin, Pendem, Bawak, Cawas, Klaten. Telp. 0815 7850 6253
    9. Masjid Al Jami’ Klayutan Rt 02/ 04 Ketitang, Nogosari (depan lapangan Klayutan), Boyolali. Telp. 0813 2913 1470
    10. Yayasan Umar bin Khoththob, Boyolali Telp. 0815 6733 189

    Diselenggarakan oleh:

    LEMBAGA BAHASA ARAB SURAKARTA

    Forum Suara Qur’an 94.4 FM Solo

    “CINTA BERKALANG NODA”

    Download Audio: Kajian Remaja “CINTA BERKALANG NODA” (Ust. Abu ‘Isa) [PENTING]

    Alhamdulillah, silakan download rekaman kajian remaja dengan tema CINTA BERKALANG NODA. Kajian ini disampaikan oleh Al Ustadz Abu ‘Isa Abdullah bin Salam hafizhahullah di SMA Negeri 1 Gemolong, Sragen beberapa waktu silam. Pembahasan tentang cinta merupakan tema yang sangat menarik, yang tidak akan pernah habis dan bosan untuk dibahas, baik oleh kalangan muda maupun tua. So, jangan nodai “cinta” kita. Semoga kajian ini bermanfaat. Silakan download pada link berikut:

    Cinta Berkalang Noda

    Cinta Berkalang Noda (Tanya Jawab)

    Kajian UIN Syarif Hidayatullah Ciputat “BAHAYA IDEOLOGI TERORISME BERKEDOK JIHAD

    Download Audio: Kajian UIN Syarif Hidayatullah Ciputat “BAHAYA IDEOLOGI TERORISME BERKEDOK JIHAD” (Ust. Dzulqornain) [NEW]

    Alhamdulillah..

    Saudaraku seiman, silakan download rekaman kajian akbar bersama Al-Ustadz Dzulqarnain pada hari Jum’at, Tanggal 30 Oktober 2009 di Masjid Fathullah, Kampus UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, dengan tema “Bahayanya Ideologi Terorisme Berkedok Jihad”. Semoga bisa menjadi pencerahan bagi kita semua.

    Selain itu dengarkan pula kajian Al-Ustadz Dzulqarnain pada hari Jum’at, Tanggal 30 Oktober 2009 di Masjid Fatahillah, Depok, dengan tema “Anjuran Untuk Selalu Mengingat & Bersyukur Atas Nikmat Yang Allah Berikan Serta Tidak Berlebih-lebihan Terhadap Segala Sesuatu”. Dari tafsir Surat An-Nahl & At-Takatsur.

    Silakan download pada link berikut:

    Download TERORISME BERKEDOK JIHAD

    Download TERORISME BERKEDOK JIHAD (TANYA JAWAB)

    Download Anjuran Untuk Selalu Mengingat & Bersyukur Atas Nikmat Yang Allah Berikan

    Sumber: problemamuslim.wordpress.com

    Kematian

    Oleh Ustadz Adni Kurniawan, Lc.

    kematian

    Tema pembicaraan kali ini adalah mengenai sebuah ayat al-Qur’ān yang sekiranya diturunkan kepada gunung niscaya luluh lantak; yang apabila direnungkan oleh pembacanya maka hatinya bergetar ketakutan dan air matanya mengalir; yang jika dihayati oleh orang yang bergelimang maksiat maka ia bertaubat; serta bila dipahami oleh siapa saja yang berpaling dari seruan Allāh maka ia pun bersegera kepadanya-Nya. Ayat yang menyebutkan tentang pintu gerbang dari sebuah perjalanan panjang nan berat….

    كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

    Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Āli `Īmrān [3]: 185.)

    Kematian adalah langkah awal dari perjalanan agung yang memisahkan suami dari istrinya, orang tua dari anaknya, kekasih dari yang dicintainya dan saudagar dari kekayaannya. Perjalanan yang bermuara kepada keabadian; kenikmatan Surga atau kesengsaraan Neraka. Kematian merupakan hal yang diyakini namun sering kali sengaja dilupakan atau terlupakan; perkara yang diketahui akan tetapi begitu banyak diabaikan. Karena itulah, Nabi—shallā’Llāhu `alaihi wa sallam—mengingatkan,

    أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ – يَعْنِي الْمَوْت

    Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan (yakni kematian).” [Riwayat at-Tirmidzi IV/553/2307, Ibn Mājah II/1422/4258, dan lain-lain.]

    Dalam rangka mengingat kematian Nabi—shallā’Llāhu `alaihi wa sallam—menganjurkan ziarah kubur. Beliau bersabda,

    كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوهَا، فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْآخِرَةَ

    Dahulu aku pernah melarang kalian dari ziarah kubur. Namun saat ini lakukanlah ziarah kubur, karena hal itu mengingatkan kalian terhadap akhirat.” [Ash-Shahīhah II/545/886.]

    Dahulu, jika Khalīfah `Utsmān Ibn `Affān berdiri di daerah kuburan maka beliau menangis hingga basah jenggot beliau. Ada yang bertanya, “Disebutkan Surga dan Neraka namun Anda tidak menangis, maka mengapa Anda menangis karena kuburan ini?” `Utsmān menjawab, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah—shallā’Llāhu `alaihi wa sallam—bersabda,

    إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ

    Sungguh, kubur merupakan tempat pertama dari akhirat. Jika seseorang selamat darinya, maka yang berikutnya akan lebih mudah. Namun, jika ia tidak selamat, maka yang berikutnya akan lebih keras lagi.”

    `Utsmān melanjutkan, “Rasulullah—shallā’Llāhu `alaihi wa sallam—juga bersabda,

    مَا رَأَيْتُ مَنْظَراً قَطُّ إِلاَّ وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ

    Tidaklah aku melihat suatu pemandangan pun (di dunia) melainkan kuburan lebih buruk darinya.” [Riwayat at-Tirmidzi IV/553/2308; Ibn Mājah II/1426/4267; Ahmad I/63/454; dan lain-lain.]

    Suatu ketika `Ali Ibn Abī Thālib melewati daerah pekuburan. Beliau mengucapkan salam lalu berkata, “Wahai para penghuni kubur, istri kalian maka telah dinikahi, rumah kalian telah dihuni dan harta kalian telah dibagi. Inilah kabar dari kami, maka bagaimana kabar kalian?” [Tasliyah Ahl al-Mashā'ib, hal. 194 dan al-`Āqibah fī Dzikri'l Maut, hal. 196.]

    Nabi—shallā’Llāhu `alaihi wa sallam—pernah ditanya, “Siapakah yang paling cerdik dari kalangan kaum mukminin?” Beliau menjawab,

    أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولئِكَ الْأَكْيَاسُ

    Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya untuk setelah kematian. Mereka itulah orang-orang yang cerdik.” [Shahīh at-Targhīb wa't Tarhīb III/164/3335.]

    Ulama Salaf berkata,

    كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا

    “Cukuplah kematian sebagai pemberi nasehat.” [Lihat Shifah ash-Shafwah vol. I, hal. 639; al-`Āqibah fī Dzikri'l Maut, hal. 43; dan al-Ihyā', vol. IV, hal. 450. Adapun hadits Nabi s.a.w. dengan lafal dimaksud, maka tidak valid.]

    Ka`b berkata, “Barangsiapa mengenal kematian, niscaya menjadi remehlah segala musibah dan kegundahan dunia.” [Al-Ihyā', vol. IV, hal. 451.]

    Terkadang seseorang menyadari tengah jauh dari-Nya, sehingga terpuruk dalam kehampaan jiwa yang demikian menyakitkan, meskipun secara zahir dikelilingi oleh kenikmatan duniawi. Ia ingin keluar dari kondisi tersebut, namun ia bingung untuk mencari penawar yang praktis dan tepat. Mengingat kematian adalah kunci dari obat rohani yang sangat efisien dan ampuh. Apapun bentuk kesenangan yang melenakan dan menjauhkan dari-Nya, baik berupa harta, wanita, jabatan, anak-anak dan lain sebagainya, seluruhnya akan terputus oleh kematian.

    Salah satu penyebab utama kerusakan kalbu yang menimpa banyak orang sehingga mereka terjerumus ke dalam kubangan dosa dan maksiat adalah karena jauhnya mereka dari mengingat dan menghayati kematian yang menanti di depan mereka. Karena itu Rabī` Ibn Abī Rāsyid berkata,

    لَوْ فَارَقَ ذِكْرَ الْمَوْتِ قَلْبِيْ سَاعَةً لَخَشِيْتُ أَنْ يَفْسدَ عَلَيَّ قَلْبِيْ

    “Sekiranya kalbuku terpisah sesaat saja dari mengingat kematian, maka aku benar-benar khawatir kalbuku menjadi rusak.” [Lihat Shifah ash-Shafwah, vol. III, hal. 109; dan az-Zuhd, Ibnu'l Mubārak, hal. 90. Dalam al-Ihyā', vol. IV, hal. 451, ucapan tersebut dinisbatkan kepada ar-Rabī` Ibn Khutsaim, namun yang tepat adalah sebagaimana telah disebutkan. Allāhu a`lam.]

    Seorang wanita pernah mendatangi `Āisyah untuk mengeluhkan tentang kekerasan kalbu. `Āisyah berkata, “Perbanyaklah mengingat kematian, niscaya kalbu itu akan menjadi lembut (baik).”

    Dikisahkan bahwa ar-Rabī` Ibn Khutsaim menggali kuburan di tempat tinggalnya dan tidur di dalamnya beberapa kali dalam sehari, agar selalu mengingat kematian.

    `Umar Ibn `Abdu’l `Azīz berkata, “Perbanyaklah mengingat kematian. Sekiranya engkau hidup dalam kelapangan maka hal itu akan menyempitkanmu. Namun apabila engkau hidup dalam kesempitan maka hal itu akan melapangkanmu.” [Al-Ihyā', vol. IV, hal. 451.]

    Tidak cukupkah kematian sebagai nasehat? Bayangkanlah ketika datangnya kematian dengan sekaratnya, alam kubur dengan kesunyian dan kegelapannya, hari kebangkitan dengan detail perhitungannya, serta Neraka dengan siksanya yang kekal atau Surga dengan kenikmatannya nan abadi.

    Kita masih saja terperdaya oleh kelezatan dunia yang fana. Saat kematian membawa kita ke kubur, adakah kenikmatan dunia yang masih terasa? Semuanya musnah tak berbekas. Mana rumah yang megah, pakaian yang indah, wajah yang rupawan, tubuh yang bagus, istri yang jelita, kekasih yang dicintai, anak yang dibanggakan, jabatan yang tinggi dan kedudukan yang terhormat? Kita terbenam dalam tanah. Di atas, bawah, kanan dan kiri kita hanyalah tanah. Tiada kawan kecuali kegelapan yang sangat pekat, kesempitan dan serangga yang menggerogoti daging kita. Kita benar-benar mengharapkan kumpulan amal shalih yang mendampingi dan membantu kita, namun sayangnya harapan dan penyesalan tidak lagi berguna.

    Kita menganggap kematian itu berada pada posisi yang sangat jauh dari kita, padahal ia begitu dekatnya. Waktu berlalu bagaikan kedipan mata. Masa kecil dan remaja bertahun-tahun yang lalu hanyalah bagai hari kemarin, dan tanpa terasa kita telah berada di hari ini. Begitu pula yang akan terjadi dengan esok hari. Sampai kemudian kematian tiba-tiba datang menjemput kita untuk mengarungi sebuah perjalanan yang sangat penjang dan berat, sementara kita belum memiliki bekal untuk itu, karena kesengajaan dan kelalaian kita.

    Semoga ada manfaatnya.

    Labels

    comment

    Download E book

    Hire Me Direct
    eXTReMe Tracker