WWW.INISIAL.CO.CC   Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka."(hadits shahih riwayat Ahmad) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak."(hadits shahih riwayat Abu Amr Ad Dani dan Al Ajurry)
Yang MEROKOK, dilarang buka blog saya...!!! image Klik! untuk mampir ke blog saya SILAKAN KLIK!
تبرئة العلامة الهرري مما افتراه عليه المدعو عبد الرحمن دمشقية في كتابه المسمى "الحبشي شذوذه وأخطاؤه"  والكتاب المسمى "بين أهل السنة وأهل الفتنة" وغيرهما من الإصدارات من مناشير وشرط  

Penentram Qolbu

Oleh Ustadz Abu Umar Basyir

Wanita shalihah, tak hanya seperti yang diungkap dalam Al-Quran:

إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ

… melainkan orang-orang yang beriman dan beramal shalih…

Yaitu yang selamat dari bencana kerugian dunia dan akhirat. Namun lebih dari itu, ia adalah anugerah duniawi yang paling mulia bagi seorang lelaki muslim. Dalam diri seorang wanita shalihah, terdapat berbagai faktor pendukung bagi terciptanya mahligai surga dunia untuk dirinya dan suaminya, plus merentang jalan bagi mereka berdua menuju kebahagiaan ukhrawi yang abadi.

Keshalihan dalam diri wanita, tentu tak terbentuk begitu saja. Menjadi wanita shalihah berarti menjadi wanita yang ikhlas beribadah kepada Allah Subhanahu wa Taala, dan sempurna ber-ittiba kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Ia harus mengetahui segala kewajibannya terhadap Dzat yang menciptakannya, dan terhadap manusia yang menjadi pendamping hidupnya. Yaitu sang suami. Dalam hal ini, dominasi ilmu menjadi demikian menonjol. Kestabilan jiwa dalam mengontrol prilaku dan akhlaknya juga menjadi amat menetukan. Ibnu Taimiyyah berkata: Manusia dicptakan dalam keadaan bodoh dan suka berbuat zhalim. Asal dirinya adalah al-jahlu, alias tak berbekal ilmu dan cenderung ingin berbuat jahat. Maka dikala hendak berbuat atau berkata-kata, ia membutuhkan konsep keilmuan yang rinci untuk megenyahkan kebodohannya, dan konsep keadilan yang rinci untuk mengantisipasi kecenderungannya berbuat zhalim. (lihat Majmu Fatawa XIV hal. 61. juga lihat at-Tafsiru al Kabir III/324 Daaru al-Kutub al-Ilmiah, Beirut)

Satu standar keshalihan seorang wanita muslimah telah disebutkan Allah Subhanahu wa Taala di dalam Al-Quran:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

…Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…

Imam Al-Baghawi berkata: Yang dimaksud dengan Qanitat, yaitu yang berlaku taat. Sedang al hafidhaat lil ghaib artinya yang selalu memelihara kemaluaannya, tatkala ditinggal pergi suaminya. Ada juga yang mengatakan yang dimaksud adalah mampu memelihara rahasia rumah tangganya. (lihat Maalim at-Tanzil II/107). Beliau (al-Baghawi) juga mengatakan dalam Syarhu as-Sunnah: Arti al-Qanitaat yaitu yang selalu memenuhi hak-hak suaminya. Ada juga yang mengatakan, artinya waita-wanita yang rajin melaksanakan shalat.

Ibnul Jauzi berkata: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ia berkata: Al-Qanitaat, yaitu wanita-wanita yang selalu berlaku baik terhadap sang suami. Sedang Ibnu Mubarok berkata: Yaitu mereka yang selalu beramal shalih. (lihat Zaadu al-Maisir fi Ilmi at-Tafsir, cetakan maktabah Daril Baz II/23).

Sementara Ibnu taimiyah menandaskan: Wanita shalihah, ialah yang bersifat qanitat. Yaitu yang menjaga kontinuitas ketaatannya terhadap suami. Apabila suatu ketika ia enggan memenuhi ajakan suaminya untuk bersenggama, maka ia telah berbuat kemaksiatan yang membolehkan dirinya untuk dipukul (dengan pukulan yang tidak menyakitkan).

Semua keterangan di atas cukup memberikan gambaran yang ringkas, bahwa seorang wanita shalihah harus membekali diri untuk menyempurnakan ibadahnya dihadapan Allah Subhanahu wa Taala. Disamping itu, ia juga selalu memperhatikan apa yang menjadi hak suaminya. Selalu menaati, memenuhi apa yang menjadi keinginannya selama masih dalam bentuk yang syari, serta sebisa mungkin melakukan tindakan dan amalan yang menurut pandangannya terbaik di hadapan suami. Kalau semuanya itu terlaksana dengan baik, satu hal yang wajar apabila seorang suami yang bertakwa akan merasakan rumah tangganya ibarat surga dunia, pelengkap dari anugerah ketakwaan yang telah Allah berikan kepadanya.

-Bersambung insya Allah-

0 komentar:

Labels

comment

Artikel cari disini

Download E book

Hire Me Direct
eXTReMe Tracker