Pemisalan orang yang senantiasa menghapalkan Al-Qur’an seperti musafir yang terburu-buru (harus segera tiba ditujuan),yakni seperti dua orang musafir.Satu diantaranya membekali diri dengan kurma, sehingga jika datang rasa lapar diperjalanan, tangannya bisa merogoh kurma tadi untuk makan.Dengan cara seperti ini maka dia akan mampu menyelesaikan safarnya dalam 5 hari misalnya
Adapun pemisalan orang yang tidak menghapalkan al-quran ,adalah seperti orang yang satu nya lagi dari dua musafir tadi.Namun dia mempersiapkan bekalnya dengan membawa tepung atau beras.Tatkala lapar maka dia perlu waktu untuk mempersiapkan makanannya , baik mengadon nya ,mematangkannya atau mengumpulkan kayu bakar ,demikianlah harus selalu tersendat perjalanannya sekitar sejam dua jam tatkala hendak mengisi perut
Demikianlah orang-orang yang rajin menghapal Quran maka dia terkadang bisa membaca Al-Quran sepanjang hari.Allah mudahkan untuk itu, karena dia bisa membaca dalam keadaan dia dalam kendaraan,dia membaca ketika dalam kondisi berjalan ,membaca ketika sholat maupun diluar sholat.
Adapun yang tidak banyak memiliki hapalan, maka tatkala dia akan membaca AL-Quran,dia harus meluangkan waktu untuk berwudhu atau bersuci kemudia memerlukan mushaf.Dia senantiasa harus membacanya dalam keadaan duduk , tanpa bisa membaca sambil berjalan.Ya, duduk terus selama dia meneruskan bacaannya,sehingga lewatlah sebagian waktunya.
Olehkarena itu kami mendorong agar para penuntut ilmu dalam menghapal al-quran dan memacu agar memperbanyak hapalan.Karena yang demikian tersebut diantara sebab sebab banyaknya penghapal al-quran yang memberi manfaat kepada ummat dan dirinya sendiri.
Dinukil secara bebas dari Liqoaat Syaikh abdullah bin Jibrin hafidzahullah (http://www.ibn-jebreen.com/book.php?cat=9&book=169&toc=7930&page=6943&subid=32773)
0 komentar:
Post a Comment