Oleh: Ustadz Armen Halim Naro, Rahimahullah
Pernah dengar cerita seorang tabi’in yang shalih dan sangat berbakti kepada ibunya? Demikian utamanya tabi’in ini, sampai-sampai jauh sebelumnya telah dikhabarkan oleh Rasulullah.
Beliau menceritakan keutamaan Uwais dan berpesan jika bertemu dengannya, hendaklah meminta do’a kepadanya agar diampuni Allah. Bagaimana kisahnya? Siapa sahabat yang (akhirnya) menemuinya?
Rasulullah pernah bercerita,
“Sungguh, kelak ada orang yang termasuk tabi’in terbaik yang bernama Uwais. Dia mempunyai seorang ibu, dan dia sangat berbakti kepadanya. Sehingga, kalau dia mau berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan do’anya. Dia mempunyai sedikit bekas penyakit kusta. Oleh karena itu, perintahkan dia (untuk berdo’a), niscaya dia akan memintakan ampun untuk kalian.” (HR. Muslim)
Umar bin Khathab bila datang ke pelosok negeri Yaman selalu bertanya kepada orang-orang di sana, “Apakah di antara kalian ada yang bernama Uwais bin Amir?” Suatu ketika Umar bertemu dengan seseorang yang ternyata (dia itu adalah -red vb) Uwais bin Amir. Umar bertanya kepadanya, “Apakah kamu yang bernama Uwais bin Amir?” Orang itu menjawab, “Betul.” Umar bertanya lagi, “Apakah kamu terkena penyakit kusta dan bisa sembuh kecuali ada sebesar uang dirham yang tidak tersembuhkan?” Orang itu menjawab, “Ya.” Umar bertanya lagi, “Apakah kamu mempunyai seorang ibu?” Orang itu menjawab, “Punya.” Kemudian Umar berkata, Saya pernah mendengar Rasulullah berkata, ‘Akan ada di antara kalian seseorang bernama Uwais bin Amir yang tinggal di pelosok Yaman dari Murad, Kemudian dari Qaran. Dia mempunyai bekas-bekas penyakit kusta dan bisa hilang bekas-bekas tersebut kecuali sebesar uang dirham yang tidak tersembuhkan. Dia mempunyai seorang ibu dan dia sangat berbakti kepada ibunya itu. Kalau dia mau berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan doanya. Kalau kamu bisa mengupayakan agar dia memintakan ampun untuk kalian, lakukanlah!’ Oleh karena itu, mohonkan ampunan untukku dan untuk beliau.1 Kemudian Umar bertanya kepadanya, “Hendak ke mana kamu?” Orang itu menjawab, “Ke Kufah.” Umar berkata, “Kalau begitu, saya akan angkat kamu menjadi pegawai di sana.” Orang itu menjawab, “Saya lebih suka menjadi orang-orang rendahan saja.”
Catatan Kaki
Pada tahun 22H, Umar bin Khathab pergi haji ke Masjidil Haram. Di sana dia bertanya tentang Uwais, dan dia bisa menemukannya. Umar meminta kepadanya agar memintakan ampun untuknya sebagaimana yang pernah diperintahkan oleh Nabi kepadanya. Uwais Al Qarni meninggal pada perang Shiffin. Ada yang mengatakan tidak pada perang Shiffin. Lihat kitab Al-Mi’dan Al-’Adani.
Sumber : http://blog. vbaitullah. or.id/2004/ 07/14/275- bakti-uwais- al-qarni- kepada-ibunya/
Kisah ini dapat juga didengarkan di file kedua ceramah yang dibawakan oleh Ustadz Armen Halim Naro, Rahimahullah.
0 komentar:
Post a Comment