Beberapa Hakikat Dakwah Ahlussunnah Dan Perbedaannya Dengan Ahlul Bid'ah
Kategori Manhaj
BEBERAPA HAKIKAT DAKWAH AHLUSSUMMAH DAN PERBEDANNYA DENGAN AHLUL BID'AH
Dakwah apapun jika tidak tegak di atas landasan kaidah-kaidah dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, hanyalah akan menjadi fitnah (adzab) yang menyerupai awan (yang membawa adzab) kaum ‘Ad. "Maka tatkala mereka melihat adzab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka. Mereka berkata, 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.' Bukan! Bahkan itulah adzab yang kamu minta supaya datang dengan segera, yaitu angin yang mengandung adzab yang pedih." [Al-Ahqaf: 24]
Yaitu dakwah yang tidak menjadikan ilmu hadits sebagai asas dan tidak bersandar kepada pemahaman para sahabat, generasi awal yang utama, dan alim ulama, pada awalnya tampak benar, namun lambat laun akan tampak cacat dan celanya kemudian akan berbalik menjadi fitnah (musibah) bagi umat dan akan menjadi penghalang dari agama Allah Subhanahu wa Ta'ala. "Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya akan mendapat banyak petunjuk ataukah orang yang berjalan tegar di atas jalan yang lurus?" [Al-Mulk : 22]
Berikut ini beberapa hakikat dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah :
Dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah dakwah yang tegak di atas Al-Qur’an dan Hadits menurut manhaj para salafus shalih dari kalangan shahabat, tabi’in, dan alim ulama, serta orang-orang yang mengikuti mereka. Ahlus Sunnah wal Jama’ah menetapkan sifat-sifat dan nama-nama Allah Subhanahu wa Ta'ala sesuai dengan apa yang ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam tanpa tahrif, tamtsil, takyif, atau ta’thil. (Tahrif adalah mengubah lafadz sifat yang disebutkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, atau menyimpangkannya dari makna sebenarnya. Tamtsil adalah menyamakan/menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya. Takyif adalah mempertanyakan bagaimana sifat Allah itu atau menggambarkannya. Ta’thil adalah meniadakan seluruh atau sebagain dari sifat-sifat Allah yang telah Dia tetapkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah)
Adapun selain Ahlus Sunnah, mereka menghukumi Al-Qur’an dan as-Sunnah dengan dengan mendahulukan akal, adat, kasyaf, perasaan, mimpi, ataupun (kepentingan) golongan. Jika Al-Qur’an dan As-Sunnah menyelisihinya, maka mereka akan menyelewengkannya dan memalingkannya. Dan jika mereka tidak mampu melakukannya, mereka akan menolaknya dengan dalih bertentangan dengan azas yang menjadi dasar mereka, atau berdalih dengan menyatakan bahwa hadits itu ahad (bukan mutawatir) atau dengan dalih bertolak belakang dengan maslahat dakwah. Menurut mereka dakwah harus menurut pemahaman mereka, bukan menurut pemahaman salafus shalih.
Ahlus Sunnah menegakkan wala’ (loyalitas) dan permusuhan berdasarkan manhaj tadi secara adil dan inshaf (tengah-tengah). Sedang-kan selain Ahlus Sunnah, menegakkan wala’ dan permusuhan berdasarkan hawa nafsu dan golongannya; siapa yang sependapat dengan mereka, akan dianggap sebagai orang/teman dekat yang diagungkan walaupun seorang penjahat. Dan siapa yang menyelisihi mereka akan diteror/diintimidasi dan dicampakkan, walaupun seorang alim yang bertakwa.
Penuntut ilmu dari kalangan Ahlus Sunnah amat peduli dengan ilmu-ilmu syar’i. Hal itu tampak pada keridhaannya terhadap ahli ilmu (ulama), (tampak pada kesukaannya) untuk mengambil faidah dari ilmu dan akhlak dari ahli ilmu, (tampak pada komitmennya untuk) bersandar pada dalil-dalil syar’i yang shahih serta beramal sesuai dengan tuntunan ilmu syar’i.
Sebaliknya Ahlul bid’ah menjauhi ilmu-ilmu sunnah dan tokoh-tokohnya serta membenci ilmu sanad dan hadits. Dan mendorong para penuntut ilmu untuk membolak-balik tabloid, majalah, koran-koran harian, mingguan, dan lain-lain. Adapun Ahlus Sunnah tidaklah melarang untuk menela’ah hal-hal tersebut, akan tetapi kepedulian mereka yang utama adalah menela’ah ilmu syar’i. Sedangkan selain mereka hanya peduli dengan ilmu syar’i sekedar untuk membantu hizb (golongan) dan dakwah hizbiyah, atau membuat keonaran dan menghasut Ahlus Sunnah yang masih pemula atau menghujat tokoh ulama ahlus sunnah. Namun Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman, "Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa kecuali orang yang merencanakannya sendiri." [Fathir : 43]
Sejarah dakwah salafiyah telah ada sejak dahulu, mereka mengembalikan prinsip dakwah mereka kepada apa yang ditempuh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, para shahabat dan orang-orang yang mengikuti petunjuk mereka. Adapun golongan selain Ahlus Sunnah, memulai dakwah mereka dengan prinsip pendirinya atau tokoh-tokohnya. Dan terkadang sebagian mereka berkata, baik dengan bahasa lisan, atau bahasa kenyataan, bahwa petunjuk Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam tidak layak dipakai pada jaman sekarang ini. Padahal generasi akhir umat ini tidak akan menjadi baik melainkan dengan apa yang telah menjadikan baik generasi awal.
Menurut Ahlus Sunnah, Ahlul Hadits adalah golongan yang ditolong (Ath-Thaifatul Manshurah) dan Golongan yang selamat (Al-Firqatun Najiyah). Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menolong agamanya sejak dahulu sampai sekarang mela-lui mereka. Mereka adalah orang-orang yang berada di atas aqidah dan manhaj (pedoman) Ahlul Hadits. Alim ulama rabbani adalah tokoh mereka, sedangkan masyarakat umum yang beraneka ragam adalah pengikut mereka.
Ahlus Sunnah tidak menerima hadits apapun yang disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kecuali setelah mengetahui bahwa hadits tersebut adalah benar-benar terpercaya berasal dari beliau. Ahlus Sunnah berpendapat bahwa hadits yang munkar dan palsu sangat besar peranannya dalam menyuburkan kebid’ahan. Ahlus Sunnah tidak menjelaskan sebuah hadits atau menafsirkan suatu ayat, kecuali setelah mengetahui pendapat-pendapat alim ulama secara terperinci dalam hal itu.
Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, bid’ah lebih berbahaya bagi agama seseorang dari pada maksiat. Hal itu karena pelakunya mendekatkan diri kepada Allah dengan bid’ah tersebut dan ia mengira berada di atas hidayah, berbeda dengan pelaku maksiat. Kadangkala pelaku maksiat mengakui kesalahannya dan berdo’a meminta ampun kepada Allah atas perbuatannya. Sedangkan pada umumnya, pelaku bid’ah berasal dari golongan khusus yang dikenal dengan ilmu, ibadah, zuhudnya serta menjadi panutan orang lain. Oleh karena itu, bahayanya lebih besar dari pada pelaku maksiat yang pada umumnya berasal dari pengikut syahwat yang idak menjadi panutan.
Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Islam melarang perpecahan kaum Muslimin menjadi jama’ah-jama’ah, kelompok-kelompok, atau golongan-golongan, bahkan Islam mengharuskan seluruh kaum Muslimin untuk bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bersatu di atas jalan hidup salafus shalih, bukan di atas pemahaman si fulan A dan si fulan B. Dan jangan katakan (untuk berbangga diri) bahwa jamaah ini lebih dahulu berdiri daripada jamaah lainnya. Itu semua adalah perkataan yang tidak berfaidah.
Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, kelompok-kelompok dakwah hizbiyah (kelompok-kelompok sempalan) memiliki metode yang beraneka ragam, ruwet lagi kacau. Oleh karena itu wajib bagi para pencari kebenaran untuk sadar akan hal ini. Dan kesadaran tersebut hanya bisa diperoleh dengan ilmu dan kedewasaan berpikir, dan menjauhkan diri dari kebodohan, kekeliruan, sikap berlebih-lebihan, dan sikap membabi buta terhadap orang-orang yang berbeda pendapat dengannya.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengajak kepada persatuan dan kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam Keduanya sangat urgen di dalam dakwah ini. Ahlus Sunnah tidak akan menyerukan persatuan di atas kesesatan dan persatuan di atas buih-buih kerusakan. Ahlus Sunnah tidak mengajak kepada sesuatu yang bisa mencerai-beraikan kaum Muslimin dan melemahkan kekuatan mereka sehingga membuat gembira musuh-musuh mereka. Tetapi Ahlus Sunnah mengajak kepada persatuan, kesatuan dan kerukunan di atas sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan di atas kebenaran yang nyata. Apabila bertabrakan dua hal ini, yaitu antara urgensi persatuan dan sunnah, terkadang Ahlus Sunnah mendahulukan urgensi persatuan dan terkadang mendahulukan urgensi berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam Hal itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi, serta memperhitungkan maslahat dan mafsadat berdasarkan kaidah-kaidah yang telah disebutkan oleh alim ulama baik yang dahulu maupun yang sekarang, dan masing-masing kondisi punya sandaran di dalam sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Ahlus Sunnah, manhajnya adalah manhaj salaf dan sikap perjuangannya pun adalah sikap perjuangan salaf. Adapun selain ahlus sunnah, manhajnya bisa salafi tapi sikap perjuangannya adalah sikap perjuangan modern, yaitu menyibukkan diri dengan mengomentari penguasa dan tindakan-tindakan mereka, serta tidak menyibukkan diri dengan perkara-perkara Asma’ wa sifat kecuali hanya untuk dihafal dengan model hafalan usang yang tanpa makna. Adapun ahlus sunnah memberikan segala sesuatu sesuai dengan ukurannya sebagaimana yang dilakukan para salaf dan sesuai dengan kaidah-kaidah salaf dalam upaya meraih maslahat yang maksimal serta dalam upaya menghapus dan menekan mafsadah (kerusakan) seminimal mungkin.
Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah mencela, menghujat dan melaknat para penguasa di atas mimbar bukan merupakan manhaj (pedoman) salafus shalih (dalam menghilangkan kemungkaran –pent).
Ahlus Sunnah wal Jama’ah menekankan untuk selalu bersabar terhadap kejelekan penguasa walaupun mereka bertindak sewenang-wenang. Ahlus Sunnah juga tidak mengharapkan materi dunia dari penguasa. Dan Ahlus Sunnah memandang wajib menasehati para penguasa tanpa harus menyiarkan aib, tanpa hujatan, dan tanpa merusak di atas muka bumi.
Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, umat Islam itu bagaikan burung dengan kedua sayapnya. Sayap yang satu adalah alim ulama (bukan ulama su’ –yang buruk- yaitu ulama yang dengan ilmunya ingin mendapatkan kenikmatan di dunia dan mendapatkan kedudukan terpandang di kelompoknya) dan sayap yang lain adalah para penguasa. Burung tersebut tidak akan sampai ke tujuannya dengan selamat, kecuali dengan kedua sayap tersebut. Tugas alim ulama adalah menjelaskan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tugas para penguasa adalah memerintahkan umat untuk melaksanakannya. Jika terdapat kekurangan pada mereka (ulama dan pemerintah), segeralah dimusyawarahkan untuk mencari solusi terbaik bagi kaum Muslimin. Bukan dengan cara demonstrasi atau unjuk rasa, dan bukan pula dengan berburuk sangka kepada alim ulama (ulama Akhirat –pen.)
Menurut Ahlus Sunnah, kelompok-kelompok yang berseberangan dengan mereka juga memiliki kebaikan-kebaikan dan pendapat-pendapat yang benar. Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak akan menafikan hal itu hanya karena perselisihan yang terjadi dengan mereka. Namun hal itu bukan halangan untuk menasehati kelompok-kelompok tersebut dan memperingatkan umat dari kesalahannya dengan syarat:
[1]. Akibat buruk dari perbuatan mereka akan menyebar kepada umat, tidak terbatas kepada mereka saja, dan
[2]. Peringatan tersebut tidak mengakibatkan kemungkaran yang lebih besar.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandang bahwa kebodohan dan perpecahan adalah penyebab lemahnya umat ini. Oleh karena itu Ahlus Sunnah wal Jama’ah bertekad untuk menyebarkan ilmu yang bermanfaat di tengah-tengah umat dan Ahlus Sunnah mencegah sifat bergolong-golongan dan fanatik yang tercela.
Ahlus Sunnah tidak mengharamkan ilmu pengetahuan umum yang bermanfaat bahkan memandangnya sebagai amalan yang dibolehkan atau sunnah, atau bahkan wajib bagi sebagian orang pada waktu-waktu tertentu. Karena urusan dunia telah dibuka seluas-seluasnya bagi kita dengan syarat tidak bertentangan dengan syari’at. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Kamu lebih mengetahui urusan duniamu."
Ahlus Sunnah tidak setuju dengan metode dakwah melalui pentas-pentas sandiwara sebab hal tersebut minimal mengandung kedustaan. Dan tidak pula melalui nasyid-nasyid sebab mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya. Juga karena hal itu adalah bentuk tasyabbuh (meniru orang kafir) dan dapat mengabaikan perkara yang lebih penting.
Ahlus Sunnah tidak membenarkan taqlid buta kepada seorang pun, karena semua orang dapat diambil atau ditolak ucapannya, kecuali Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan apa-apa yang benar-benar telah disepakati oleh umat. Karena sesungguhnya umat ini tidak akan bersepakat di atas kesesatan. Ahlus Sunnah mencintai seluruh imam Ahlus Sunnah dan mengikuti mereka jika dalil yang kuat ada pada mereka, tidak mengkhususkan salah satu di antara mereka untuk diikuti, dan Ahlus Sunnah selalu berusaha untuk memberantas fanatik madzhab atau fanatik golongan.
Inilah sebagian dari kaidah-kaidah dakwah Ahlus Sunnah dan perbedaannya dengan manhaj dakwah lainnya. Kepada sebagian kaum Muslimin yang sementara teracuni dengan berbagai pemikiran dan syubhat, kami ajak untuk kembali menggunakan akal sehat dan nurani yang jernih. Sudah lewat masanya kita menganggap hidup sebagai sebuah eksperimen dimana kita merasa bebas untuk mencoba-coba apa saja, termasuk agama kita. Wallahu Ta’alaa A’lam
[Dikutip dengan perubahan seperlunya dari Fatwa-fatwa Syaikh Abul Hasan Musthafa bin Ismail As Sulaimani Al Mishri dari terjemahan kitab Silsilah Al-Fatawa Asy-Syar’iyah dan Majalah As-Sunnah Edisi 07/Th. III/1419-1998]
BEBERAPA HAKIKAT DAKWAH AHLUSSUMMAH DAN PERBEDANNYA DENGAN AHLUL BID'AH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
- “SEPUTAR HIZBUT TAHRIR” (1)
- 21 Desember 2012 (1)
- ADAB DAN AKHLAK PENUNTUT ILMU (1)
- AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH (1)
- Akhidah (1)
- Akhlaq (1)
- Akhwat (2)
- Aku Belum Mengenal Salaf dan Salafi (1)
- Antara Wahhabi dan Teroris (1)
- Apakah Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah? (1)
- Aqidah (1)
- Asmaul Khomsah (1)
- atikel (2)
- Bahasa Arab (1)
- Bahasa Arab Dasar 21: Isim Mabni (1)
- Bedah Buku (1)
- Belajar Bahasa Arab lanjutan (14b) (1)
- Belajar bhs ARAB (3)
- Berdakwah Dengan Akhlak Mulia Ust Abul Hammad Muhsan Lc (1)
- Biografi (1)
- Bukti Cinta Nabi (1)
- business loan (1)
- buy (1)
- bv (1)
- Cara Menghitung Zakat Mal (1)
- Cinta Rasul; Hakikat dan Konsekuensinya (1)
- Dahsyatnya Ujian Wanita dan Dunia (2)
- Dauroh Pelajar dan Mahasiswa (1)
- Doanload Audio (37)
- Doanload Kajian (84)
- Download Audio (21)
- Download Ebook (6)
- Download Kajian (7)
- Download MP3 Murattal Al Qur’an (4)
- Download Murotal Al-Qur'an Ahmad Saud (1)
- Download Murotal Qur'an Muhammad Thaha (1)
- Download pdf (3)
- Download Video (1)
- Downloads Section (5)
- Dua Syarat Diterimanya Ibadah (1)
- Dunia di mata orang beriman (1)
- Engkau Melarang Anakmu (1)
- Fakta (3)
- Fiqh Muslimah (2)
- Fiqih (6)
- Fiqih Ibadah Haji (1)
- game poker (1)
- Gelar Al-Atsary (1)
- Hadirilah Tabligh Akbar (1)
- HADITS-HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN SHALAT DAN PUASA DI BULAN RAJAB (1)
- Hadits-Hadits Pilihan Shahih al-Bukhari Bab Puasa (1)
- Halal Haram dalam Agama Syiah (1)
- HARAMNYA VALENTINE DAY (1)
- Healthy (1)
- Hidayah (1)
- Hukum Aqiqah Ketika Sudah Dewasa (1)
- HUKUM BERCADAR (1)
- Hukum Lelaki Shalat Memakai Celana Panjang (1)
- Hukum Nikah Siri (1)
- Info Kajian (3)
- Info Penting (6)
- Information (3)
- islam (9)
- Jadwal Kajian Rutin DI jakarta (1)
- Jadwal sholat Abadi juni 2009 solo (1)
- Jalan Golongan Yang Selamat (1)
- JANGAN MARAH (1)
- Jika Imam Membaca Qunut Shubuh (1)
- Jum’at (1)
- Kajian Akbar (1)
- Kajian Kitab Umdatul Ahkam (10) (1)
- KAJIAN MANHAJ SALAF (1)
- Kajian Umum (1)
- kaligrafi islam (2)
- KAMU AKAN MASUK SURGA (1)
- Kebutuhan terhadap Ilmu (1)
- Kejujuran seorang Doktor (1)
- Keluarga Abdul Muthalib (1)
- Kematian (1)
- Khawarij Kontemporer (1)
- knowledge (7)
- Kontrol Diri Menuju Takwa (1)
- Lailatul qadar (1)
- Larangan Mencaci Masa (1)
- Lihatlah Orang Di Bawahmu dalam Masalah Harta dan Dunia (1)
- LOWONGAN KERJA DI RADIO AL-IMAN SURABAYA (2)
- Lowongan Penerjemahan (1)
- mac game (1)
- makalah (1)
- Malah Engkau Sendiri Melanggarnya (1)
- MAYORITAS PENGHUNI NERAKA ADALAH KAUM WANITA (1)
- Mengais Keajaiban Cinta (1)
- Mengenal Imam Syafi'i rohimahulloh Lebih Dekat (1)
- MENGENAL PARA ULAMA PEMBAHARU DALAM ISLAM (1)
- MENGKAFIRKAN TANPA SADAR (1) (1)
- Menjaga Lisan (1)
- Menuntut Ilmu Untuk Meraih Ijazah (1)
- Menyentuh Istri Membatalkan Wudhu?? (1)
- Mereka Siap Menikam dari Belakang (1)
- Murottal (1)
- Murottal Muhammad Thaha Al Junayd (1)
- Musik Itu HAram (1)
- my mind (1)
- nduan Zakat Fithri (1)
- new small business (1)
- Nikah Sirri (1)
- NLF TV (1)
- ORANG-ORANG SESAT YANG PALING MERUGI (1)
- Pacaran Dalam Kacamata Islam (1)
- Penerimaan Santri Baru (1)
- Pengetahuan (1)
- PENJELASAN PARA ULAMA TENTANG MASALAH RAJAB (1)
- Penyakit Diabetes (1)
- Penyembelih Yang Sah (1)
- Peringatan Isra’ Mi’raj (1)
- POLEMIK KAWIN SIRRI (1)
- Puasanya Seorang Musafir (1)
- py (3)
- Ramadhan (2)
- Rekaman (1)
- RIBA (1)
- Rintangan dalam Menuntut Ilmu (1)
- salaf (8)
- SALAFIAH (1)
- Salafiyah dan Politik (1)
- Sea view apartment in Varna (1)
- SEBAB-SEBAB DAN PENANGGULANGANNYA SERTA SIKAP SEORANG MUSLIM DALAM MENGHADAPI FITNAH ZAMAN (1)
- Shalat Orang Yang Sakit (1)
- Siapa Sebenarnya Pembangkit Radikalisme Dan Terorisme Modern Di Tengah Umat Islam? (1)
- Sikap Terhadap Istri Yang Selingkuh (1)
- Sirih atau Syar’i (1)
- SUDAH SALAFYKAH AKHLAKMU (1)
- Sujud Tilawah ? (1)
- Syaikh al-Albani (1)
- Syarah Riyaadlush Shoolihiin_4 (1)
- Syi'ah (3)
- Talak (1)
- Tauhid (7)
- Tawasul Syar’i Vs Tawasul Syirik (1)
- Terbaru (1)
- TERORISME (1)
- Ulama Bersepakat (Berijma’) Bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya (1)
- Ustadz Armen Halim Naro (4)
- USTADZ YAZID JAWAS (2)
- Video Kajian (1)
- Wanita (1)
- Wasiat Nabi (1)
- Waspadai Syiah (1)
comment
Artikel cari disini
-
▼
08
(395)
-
▼
6
(61)
- Prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah
- Al-Firqotun Najiyah Adalah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
- ANTARA AHLUS SUNNAH DAN SALAFIYAH
- APAKAH POKOK-POKOK AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH DALAM ...
- BEBERAPA HAKIKAT DAKWAH AHLUSSUMMAH DAN PERBEDANNY...
- BEBERAPA KARAKTERISTIK ‘AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JA...
- CIRI-CIRI AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH
- CIRI KHUSUS DAN SIFAT UTAMA AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH
- KAIDAH DAN PRINSIP AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH DALAM ...
- Mengapa Harus Manhaj Salaf ?
- Mengenal Manhaj Salaf
- DEFINISI AL-FIRQAH AN-NAJIYAH [AHLUS SUNNAH WAL JA...
- SALING BEKERJA SAMA DI DALAM PERKARA YANG DISEPAKATI
- KARAKTERISTIK PENGIKUT AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH
- MADZHAB AHLUS artikel, SUNHAH TIDAK IDENTIK DENGAN...
- MAKNA AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
- MANHAJ AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH DALAM BERAMAR MA'R...
- Mengenal Ahlus Sunnah wal Jama’ah, artikel, proposal
- Sikap Ahlussunnah dalam tahdzir dan ghibah atas ah...
- Sikap Ahlussunnah dalam tahdzir dan ghibah atas ah...
- Artikel SEJARAH HITAM PERPECAHAN UMAT
- sebab-sebab perpecahan dalam ISLAM
- Syarah Hadits Wali
- Shaum / Puasa
- Tips & Trik Mencari Uang Lewat Internet
- Sabda Nabi Saw Tentang Kuburan
- Kitab Cobaan Dan Tanda-Tanda Hari Kiamat
- Kitab Bentuk Kenikmatan Surga Dan Penghuninya
- Keutamaan Zikir
- “The Lessons from Death”
- Keutamaan Do'a
- Ketinggian Al-Qur'an
- KEUTAMAAN SIWAK
- Entrepreuneur
- Hadits Shahih tidak mungkin bertentangan dengan Al...
- Berpikirlah Sejak Anda Bangun Tidur
- Berpikir Secara Mendalam
- Awali Kesuksesan dengan kebiasaan memberi
- Iman, bertambah dan berkurang
- Arabic (Islamic) Inscriptions
- experience in Yugoslavia
- islam
- The National Weather Service in Sullivan
- Sejarah Singkat Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
- kewajiban memberantas kemungkaran
- menundukan nafsu
- renungan kehidupan
- Haekal mengulas isteri-isteri Nabi Muhammad saw
- Dalam Islam tak ada pertentangan agama dengan Negara
- menjahui duniawi
- Dua kebudayaan: Islam dan Barat
- patokan dalam Islam
- Puasa bukan suatu tekanan
- Sejarah Singkat Imam Syafi'i
- Sosialisma Islam
- Iman dasar Islam
- RENUNGAN BUAT SANG SUAMI
- RENUNGAN BUAT SANG ISTRI
- MAHAR MAS KAWIN
- RUKUN AKAD NIKAH
- TAHAP-TAHAP PERNIKAHAN DALAM ISLAM
-
▼
6
(61)
Download E-Book
- AQIDAH DAN MANHAJ
- Sepercik Keindahan Islam
- Prinsip-Prinsip Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah
- Studi Komprehensif Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah
- Dasar-Dasar Memahami Tauhid
- Pokok-Pokok Manhaj Salaf
- Ringkasan Manhaj dan Aqidah Imam Syafi’i Rahimahullah.
- Bai`at Antara Sunnah dan Bid`ah
- PERINGATAN DARI FITNAH EKSTREM DI DALAM MENGISOLIR DAN MENVONIS BID’AH
- Sittu Durror min ushuli ahli atsar (Landasan membangun jalan selamat)
- Syarhussunnah-Imam alBarbahari
- Menuju Penegakkan Hukum Allah
- Sebab-Sebab Kemunduran Kaum Muslimin
- Mengkafirkan tanpa Sadar
- Kelemahan Kaum Muslimin di Mata Musuh
- Sehari di Kediaman Rasulullah
- Mantasyabbaha biqoumin Fahuwa Minhum
- FIQIH DAN IBADAH
- Shifat Sholat Nabi-Syaikh Albani
- Darah Kebiasaan Wanita
- Fiqh Niat: Peran Niat dalam Amal
- Ringkasan Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah
- Hisnul Muslim-Doa dan Wirid
- Bagaimana Cara ber Amar Ma’ruf Nahi Mungkar ?
- AKHLAQ DAN TAZKIYATUN NUFUS
- SIROH DAN KISAH SHOHIH
0 komentar:
Post a Comment