Beberapa Nasehat

Alhamdulillah, teman-teman bisa mendowload rekaman Ceramah Umum bersama Asy Syaikh Khalid azh Zhafiri yang dilaksanakan pada hari ini, Ahad 2 Agustus 2009 di Masjid PUSDAI, Bandung. Kajian tersebut diterjemahkan oleh Al Ustadz Usamah Mahri.

Di antara inti nasihat penting yang disampaikan oleh Asy Syaikh Khalid pada muhadhoroh beliau di Bandung, yaitu agar kaum Muslimin senantiasa mempelajari dan memahami tauhid yang benar, serta bersungguh-sungguh untuk mengikuti Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesuai pemahaman ulama Salaf.

Beliau juga menasihatkan agar kaum Muslimin selalu mementingkan ilmu (syar’i), sebab hanya dengan ilmu (syar’i) seorang hamba akan dapat memahami tauhid yang benar serta dapat beribadah kepada Allah sesuai dengan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kemudian beliau menasihatkan agar seluruh umat Islam menjaga persatuan dan persaudaraan di atas Al Kitab dan As Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih, serta menjauhi segala perpecahan, karena kedua hal tersebut (menjaga persatuan dan menjauhi perpecahan) adalah salah satu pokok terpenting dalam ajaran Islam.

Pada akhir ceramah umum beliau menjelaskan tentang bahaya dan kesesatan kaum Teroris – Khawarij (hadahumullah) yang selalu membuat kerusakan di setiap negeri Muslim melalui aksi perusakan dan bom bunuh diri yang mereka sangka hal tersebut adalah “jihad”, padahal Islam berlepas diri dari perbuatan keji mereka (kaum Teroris – Khawarij).

Kisah Lucu dari Syaikh Albani

Di masa lalu, ada seorang yang dianggap mufti (ahli fatwa) oleh manusia.Dia berhalangan karena hendak safar, maka anaknya diminta menggantikan posisinya selama dia safar.Bapaknya sadar bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang ilmu syariat atau yang berkaitan majlis fatwa.Sadar dengan hal itu,
Si Anak berkata : “Wahai Bapakku! Bagaimana aku menggantikan posisimu ,aku kan tidak tahu apa-apa!?

Bapaknya menjawab :”Saya akan beri satu petunjuk yang membuat engkau selamat sampai aku kembali”.

Si Anak menimpali “Apa itu?”.

Bapaknya menjawab,”Nanti, setiap ada yang bertanya padamu bertanya suatu masalah,tinggal katakan saja “Fil mas-alah qoulani” (Dalam masalah ini ada dua pendapat) tidak usah berpanjang lebar.Misalnya nanti ada orang datang bertanya :Wahai Tuan Syaikh! Seseorang sholat dzuhur kurang rakaatnya ,apakah sholatnya batal atau tidak.Jawab saja “Ada dua pendapat dalam masalah ini”.Beres.(Maksudnya ada pendapat yang mengatakan batal dan pendapat lain mengatakan tidak batal).Misal lagi nanti ada yang datang bertanya ,”Wahai Tuan Syaikh!,Saya telah menikahi istriku tanpa izin walinya apakah sahih akad nikahnya? Jawab saja “ada dua pendapat dalam maslaah ini”.Cukup begitu saja.

Kemudian si Anak nya mengucapkan :Wahai Bapak,Jazaakallah khoir,dan si Bapak pun pergi.Kemudian datangalah orang-orang.Begitulah ,setiap ada pertanyaan dijawab sebagaimana yang telah direncanakan,tanpa malu dengan jawaban singkat tersebut.

Kemudian diantara mereka ada seseorang yang cerdas ,mengetahui bahwa orang ini jahil dan mengkhawatirkan pengaruhnya kepada yang lain.Dan dia suruh seseorang disebelahnya untuk bertanya :Apakah pada Allah ragu? (A fillah syakkun?)

Ketika ditanyakan,Si Mufti (palsu) itu menjawab : Dalam masalah ini ada dua pendapat….(tertawalah majlis syaikh Albani).

Syaikh Albani mengatakan bahwa hakikat cerita ini bisa saja khurafat tapi ini nyata persis seperti kondisi sekarang.Bagaimana manusia menyangka sebagian orang itu ahli ilmu ,ahli fiqih ,padahal orang tersebut hanyalah orang jahil ,namun disebut oleh manusia sebagai kaum cendekiwan.

‘Israel must withdraw from Arab land’: Saudi official

Riyadh: Saudi Arabia will not recognise Israel until it withdraws from occupied Arab land and makes committed steps toward a lasting two-state solution, a senior official said on Wednesday.

Foreign ministry spokesman Osama Nugali also called Israeli policy “schizophrenic” and said it was jeopardising attempts to revive Middle East peace talks aimed at creating an independent Palestinian state. “Our position is well known. It is Israel that has to move seriously towards the peace process,” Nugali said.

“As we all know, Israel is continuing to take unilateral measures by changing the geographic and demographic facts on the ground, by building settlements and expanding the existing ones,” he said. “The Arab peace initiative is very clear,” he said, referring to a 2002 Saudi-inspired Middle East peace blueprint.

“That Israel should withdraw from the Arab lands and put an end to its occupation and resolve the major issues of the conflict,” he said, citing the future of Palestinian refugees, water-sharing issues, and the future status of Jerusalem as a capital for both states.

Such issues must be resolved “in order to achieve a permanent, just and lasting peace which is based on the establishment of an independent contiguous and viable Palestinian state,” Nugali said.

“In the Arab peace process normalisation comes after achieving these goals, not before it. So we should not put the cart before the horse.”

US Middle East peace envoy George Mitchell on Tuesday called on Arab states to take “meaningful steps” towards Israel to help open talks on a comprehensive regional peace settlement, saying that eventually they should fully normalise relations with the Jewish state.

In addition, several US legislators have drafted a letter to Saudi King Abdullah calling on him to make a “dramatic gesture” towards Israel similar to ground-breaking overtures that ultimately led to peace with Egypt and Jordan. But the Saudis maintain that those overtures have not brought progress toward creating a Palestinian state.

Nugali said Israeli colony expansion in the occupied West Bank continues to prevent any progress, and the Palestinians have refused to restart negotiations until Israel freezes construction.

But Israel has rejected calls by the US administration to halt colonizing activity, leading to the worst public rift between the two close allies in years.

“We have been seeing a schizophrenic Israeli policy. On one hand you talk about peace and their interest to achieve peace,” he said.

“On the other hand they take actions against the peace process that complicate it and put it in jeopardy.”