WWW.INISIAL.CO.CC   Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka."(hadits shahih riwayat Ahmad) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak."(hadits shahih riwayat Abu Amr Ad Dani dan Al Ajurry)
Yang MEROKOK, dilarang buka blog saya...!!! image Klik! untuk mampir ke blog saya SILAKAN KLIK!
تبرئة العلامة الهرري مما افتراه عليه المدعو عبد الرحمن دمشقية في كتابه المسمى "الحبشي شذوذه وأخطاؤه"  والكتاب المسمى "بين أهل السنة وأهل الفتنة" وغيرهما من الإصدارات من مناشير وشرط  

Ulama Bersepakat (Berijma’) Bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya



Alhamdullillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fiih kamaa yuhibbu robbuna wa yardho. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.


Masih dalam pembahasan yang sama seputar polemik di manakah Allah. Sebelumnya kita telah melihat berbagai dalil Al Qur’an, Hadits, perkataan sahabat, tabi’in dan para imam madzhab mengenai hal ini. Sekarang kita akan melihat beberapa perkataan ulama besar mengenai hal ini dan juga terakhir kami akan bawakan bahwa keyakinan bahwa Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya adalah ijma’ (kesepakatan kaum muslimin). Semoga bermanfaat.

Kesaksian Ulama Besar Mengenai Keberadaan Allah

Al Auza’i, Seorang Alim di Negeri Syam di Masanya Berbicara Mengenai Keyakinannya

Abu ‘Amr Abdurrahman bin ‘Amr Al Auza’iy mengatakan, “Kami dan pengikut kami mengatakan bahwa Allah ‘azza wa jalla berada di atas ‘Arsy-Nya. Kami beriman terhadap sifat-Nya yang ditunjukkan oleh As Sunnah.” (Dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam Kitab Al Asma’ wa Ash Shifat. Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 136)

Al Auza’i juga ditanyakan mengenai firman Allah Ta’ala (yang artinya), ‘’Kemudian Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy-Nya”. Al Auza’iy mengatakan, “Allah berada di atas ‘Arsy-Nya sebagaimana yang Dia sifati bagi Diri-Nya.” (Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 137)

Muqothil bin Hayyan, Seorang Alim di Negeri Khurosan dan Sezaman dengan Al Auza’i Meyakini Keberadaan Allah di Atas

Ketika Muqothil membicarakan ayat (yang artinya), “Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya”, beliau mengatakan, “Allah tetap berada di atas ‘Arsy-Nya, sedangkan ilmu-Nya yang senantiasa bersama makhluk-Nya.” (Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad bin Hambal dalam kitab As Sunnah. Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 137. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini hasan)
Muqothil berkata pula, “Allah-lah yang lebih memahami firman-Nya: huwal awwalu wal akhiru … (Allah adalah Al Awwal dan Al Akhir …). Makna Al Awwalu adalah sebelum segala sesuatu. Al Akhir adalah setelah segala sesuatu. Azh Zhohir adalah di atas segala sesuatu. Al Bathin adalah lebih dekat dari segala sesuatu. Kedekatan Allah adalah dengan ilmu-Nya. Sedangkan Allah sendiri berada di atas ‘Arsy-Nya.” (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dengan sanadnya hingga Muqotil. Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 137)

Seorang Alim Besar Negeri Khurosan, Abdullah bin Al Mubarok Menyatakan Allah Berada di Atas Langit Ketujuh

Dari ‘Ali bin Al Hasan bin Syaqiq, dia berkata, “Aku berkata kepada Abdullah bin Al Mubarok, bagaimana kita mengenal Rabb kita ‘azza wa jalla. Ibnul Mubarok menjawab,
في السماء السابعة على عرشه ولا نقول كما تقول الجهمية إنه هاهنا في الأرض
“Rabb kita berada di atas langit ketujuh dan di atasnya adalah ‘Arsy. Tidak boleh kita mengatakan sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Jahmiyah yang mengatakan bahwa Allah berada di sini yaitu di muka bumi.” Kemudian ada yang menanyakan tentang pendapat Imam Ahmad bin Hambal mengenai hal ini. Ibnul Mubarok menjawab, “Begitulah Imam Ahmad sependapat dengan kami.” (Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 139. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shohih)

Pakar Hadits Terkemuka yang Memiliki Kitab Hadits Tershohih Sesudah Al Qur’an Meyakini Ar Rahman Menetap Di Atas Langit

Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il yang terkenal dengan Imam Bukhari di akhir Al Jami’ Ash Shohih-nya dalam Kitab Bantahan terhadap Jahmiyyah, beliau berkata mengenai firman Allah Ta’ala,
وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
“Dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air.” (QS. Hud : 7)
Abul ‘Aliyah mengatakan bahwa maksud dari ‘istiwa’ di atas langit’ adalah naik. Mujahid mengatakan mengenai istiwa’ adalah menetap tinggi di atas ‘Arsy.

Abu Zur’ah menyatakan bahwa ulama mana saja yang dia temui mengakui bahwa Allah Ta’ala berada di atas ‘Arsy-Nya

Abdurrahman bin Abi Hatim berkata bahwa Abu Zur’ah ditanyakan mengenai aqidah Ahlus Sunnah dalam ushulud din dan apa yang dipahami oleh para ulama di berbagai negeri dan apa yang mereka yakini :
Yang kami ketahui bahwa ulama di seluruh negeri di Hijaz, ‘Iraq, Mesir, Syam, Yaman; mereka semua meyakini bahwa Allah Tabaroka wa Ta’ala berada di atas ‘Arsy-nya terpisah dari makhluk-Nya sebagaimana yang Allah sifati dan tanpa kita ketahui hakikatnya. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. (Lihat Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, 188. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shohih)

Syaikh Abdul Qodir Al Jailani juga Meyakini Allah Beristiwa’ yakni Menetap Tinggi di Atas ‘Arsy-Nya

Syaikh Abdul Qodir Al Jailani mengatakan, “Keyakinan bahwa Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy-Nya telah disebutkan dalam setiap kitab suci yang Allah turunkan pada para nabi.” (Fathu Robbil Bariyyah bi Talkhishil Hamawiyyah, hal. 33)

Masih banyak lagi perkataan-perkataan ulama-ulama besar dan pakar hadits lainnya mengenai keyakinan Allah berada di atas langit yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Jika pembaca ingin mengetahui secara lebih detail mengenai perkataan para ulama yang bersaksi bahwa Allah di atas langit, silakan baca di Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar yang ditulis oleh Adz Dzahabiy dan Itsbat Sifatil ‘Uluw yang ditulis oleh Ibnu Qudamah Al Maqdisy.


Keyakinan Allah Di Atas Seluruh Makhluk-Nya adalah Ijma’ Ahlus Sunnah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,

Ahlus Sunnah telah bersepakat bahwa Allah Ta’ala berada di atas ‘Arsy-Nya. Tidak ada satu orang pun dari Ahlus Sunnah meyakini bahwa Allah tidak berada di atas ‘Arsy-Nya. Tidak mungkin seorangpun dapat menukil dari mereka (bahwa Allah tidak berada di atas ‘Arsy, pen) baik dalil nash (dalil tegas yang cuma mengandung satu makna saja) atau dalil zhohir (dalil yang mengandung makna lebih kuat, namun masih mengandung makna lainnya yang lemah).” (Fathu Robbil Bariyyah, hal. 33-34)

Al Awza’iy mengatakan, “Kami dan para tabi’in mengatakan, “Allah Ta’ala menyebut keberadaan-Nya di atas ‘Arsy-Nya. Kami pun mengimani hal sebagaimana yang terdapat pada As Sunnah mengenai sifat-sifat-Nya”.”

Masih Al Awza’iy, beliau juga mengatakan, “Setelah nampak pendapat Jahm (pemimpin kelompok Jahmiyah) yang menafikan (meniadakan) sifat Allah dan sifat ‘uluw (ketinggian), namun manusia perlu mengetahui bahwa jalan ulama salaf tidaklah demikian. Para salaf telah menyelisihi paham Jahm (paham Jahmiyah).” (Fathu Robbil Bariyyah, hal. 28)

Inilah bahayanya orang yang menyelisihi keyakinan ini, karena dia telah menyelisihi ijma’ (kesepakatan) Ahlus Sunnah. Yang menyelisihi ijma’ ini akan mendapat ancaman yang keras sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”(QS. An Nisa’ [4] : 115).

Jalan orang-orang mukmin inilah ijma’ (kesepakatan) mereka.

Insya Allah pada kesempatan selanjutnya, kita akan melihat dalil lainnya yang menunjukkan bahwa Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya.

Semoga Allah senantiasa memberi taufik dan hidayah kepada kita sekalian.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala wa alihi wa shohbihi wa sallam.

0 komentar:

Labels

comment

Download E book

Hire Me Direct
eXTReMe Tracker