Apakah Syi'ah Memiliki Kitab Shahih?
Jika memang validitas sebuah riwayat bisa diketahui, maka menyusun kitab shahih sangat mudah. Caranya dengan memisahkan riwayat yang shahih dari yang dhaif dan mengumpulkannya dalam satu buku. Namun memang ulama syi'ah sangat berkepentingan untuk mengambangkan masalah ini, mereka tidak mau menyusun kitab yang isinya riwayat shahih, mengapa? Simak selengkapnya
Penganut syi’ah harus menyadari bahwa Ulama yang selama ini diikuti tidak ingin dan memang mereka tidak bisa untuk menyusun sebuah buku yang memuat hadits shahih yang bersambung sanadnya pada keluarga Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam], hal ini sangat berbahaya, karena saat ulama syi’ah membius akal pengikutnya dengan kata-kata [dalam syi’ah tidak ada kitab hadits yang seluruh isinya shahih], mereka tidak sadar bahwa pernyataan di atas mengandung banyak konsekuensi yang berbahaya, yang tidak disadari oleh penganut syi’ah yang awam, sebagai ungkapan rasa kasih sayang kami pada pwnganut syi’ah yang awam, kami akan menjelaskannya di bawah ini:
Karena memang syi’ah tidak memiliki kitab hadits yang seluruh isinya disepakati sebagai shahih maka sebenarnya ulama syi’ah sedang membuktikan bahwa mereka benar-benar tidak akan bisa menyusun kitab seperti itu. karena memang ajaran syi’ah adalah ajaran buatan manusia yang berubah dan berkembang sesuai tempat dan waktu, ajaran yang dianggap sesat oleh ulama syi’ah masa lalu bisa menjadi ajaran yang diterima oleh syi’ah sekarang. Sepertinya ini adalah bukti kebenaran ayat Al Qur’an :
Kalau kiranya al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. 4:82)
Adanya pertentangan dan kontradiksi membuktikan bahwa ajaran syi’ah bukanlah dari Allah.
Ulama syi’ah memang tidak ingin menyusun kitab yang memuat riwayat shahih dari keluarga Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam], ini satu bukti mereka takut akan hal itu, karena jika mereka menyusun kitab itu maka mazhab syi’ah akan ketahuan belangnya. Karena khayalan-khayalan yang selama ini dianggap nyata akan hilang dan kembali menjadi khayalan, seperti kisah tulang rusuk Fatimah yang patah, sahabat yang membakar rumah Fatimah, begitu juga kisah kelahiran imam mahdi serta proses menghilangnya imam mahdi hingga kini, begitu juga tuduhan mereka pada para sahabat akan lenyap. Para sahabat Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam] adalah lulusan pendidikan Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam] yang maksum dan dibimbing langsung oleh Allah, bagaimana mungkin Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam] yang maksum salah memilih sahabatnya?
Sebagaimana yang dilakukan oleh ulama sunni seperti Ibnul Jauzi yang mengumpulkan hadits-hadits palsu dalam sebuah kitab diberi judu Al Maudhu’at, mestinya ulama syi’ah juga bisa mengumpulkan riwayat syi’ah yang ternyata palsu supaya riwayat shahih tidak tercampur dengan yang palsu, agar ajaran agama yang valid menjadi jelas. Dengan itu pula ulama syi’ah membantu orang awam yang ingin tahu tentang ajaran ahlulbait yang asli, juga agar bisa membantah ahlussunnah yang menemukan kontradiksi pada kitab literatur syi’ah, tetapi ulama syi’ah tidak akan pernah mau menyusun kitab seperti itu, sebagaimana mereka tidak mau mengumpulkan hadits shahih dan mengumpulkannya dalam satu kitab, karena semuanya akan berujung pada akibat yang sama, terbongkarnya kebatilan madzhab syiah.
Apakah para imam syi’ah bisa menerima kenyataan bahwa pengikut mereka tidak bisa menyusun kitab yang berisi sabda-sabda mereka yang shahih, paling tidak sebagai bukti kesetiaan pengikut pada imam-imamnya, dengan menjaga warisan-warisan apra imam agar tidak terkontaminasi dari para penipu yang ingin memanfaatkan nama besar mereka. Sekarang ini sangat sulit diketahui mana yang benar-benar sabda para imam dan mana yang hasil gubahan dari para oportunis yang ingin memanfaatkan para imam untuk tujuan pribadi masing-masing. Akhirnya para pengikut tidak bisa menemukan mana sabda imam yang benar-benar asli.
Akhirnya kita bertanya, mengapa kaum syi’ah mewajibkan orang untuk mengikuti sebuah mazhab yang tidak memiliki kitab yang berisi riwayat shahih dari para imam keluarga Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam], yang tidak lagi memerlukan ijtihad ulama karena berasal dari sabda para imam itu sendiri, yang mana dengan itu kita bisa mengetahui syareat-syareat para imam, juga kitab itu bisa dijadikan pedoman untuk para pengikut imam di seluruh penjuru bumi. Jika memang semua masalah agama tergantung pada para mujtahid dan tidak ada keterangan sama sekali dari para imam, kita perlu bertanya ulang dan berpikir, sebenarnya kita mengikuti mujtahid atau para imam? Akhirnya penganut syi’ah hanya mengikuti mujtahid tanpa pernah bisa tahu mana sabda imam yang benar-benar asli sabda imam. Padahal ulama dan temen-temen syi’ah telah “berbusa-busa” menjelaskan pada umat tentang kewajiban untuk mengikuti para imam yang maksum, tetapi dalam kenyataan yang mereka ikuti adalah para mujtahid yang sama sekali bukan maksum.
Jika memang benar penganut syi’ah tidak bisa menyaring mana yang benar-benar sabda imam, maka mengikuti imam adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan, apa yang tidak mungkin dilakukan tidak mungkin pula diwajibkan oleh Allah, karena bagaimana Allah bisa mewajibkan manusia untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan? Jika kita melihat ada ayah yang menyuruh anaknya yang berusia dua tahun untuk membangun rumah, maka kita katakan ayah itu gila, karena menyuruh si anak untuk melakukan sesuatu yang mustahil bisa dilakukan.
Apakah kenyataan tidak adanya kitab yang shahih adalah sebuah kesengajaan untuk menjauhkan umat [tanpa mereka sadari] dari ahlulbait dan menggiring mereka untuk mengikuti para mujtahid. Maka sebenarnya kaum syi’ah saat ini adalah pengikut para mujtahid syi’ah [yang sama sekali bukan maksum] bukannya pengikut para imam syi’ah. Para ulama syi’ah hari ini mengatakan bahwa syi’ah tidak memiliki kitab yang isinya riwayat shahih dari para imam, karena pintu ijtihad selalu terbuka. Kita pun bertanya di sini, apa sebenarnya manfaat ijtihad? Bukankah kita sudah cukup dengan mengikuti para imam yang maksum? mengapa para ulama syi’ah merasa khawatir jika penganut syi’ah hanya bertaqlid kepada para imam? Karena fakta yang ada dari kehidupan keluarga Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam] bertolak belakang dengan apa yang didoktrinkan ulama syi’ah kepada pengikutnya, dan ini sesuai dengan apa yang ada dalam kitab-kitab syi’ah, di mana tercantum bahwa para imam memuji sahabat dan kenyataan lain yang membuktikan adanya hubungan kasih sayang yang terjalin antara sahabat Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam] dan para imam ahlulbait, sebuah kenyataan yang tidak disukai oleh seluruh ulama syi’ah. Jika ada kitab yang isinya shahih dalam mazhab syi’ah, penganut syi’ah akan mendapati dalam kitab itu riwayat bahwa Ali membaiat tiga khalifah sebelumnya, tidak hanya berbaiat tapi juga mendukung dan membantu mereka, demi Allah jika memang Ali memiliki hak maka dia tidak akan meninggalkan hak itu, sedangkan kita sudah tahu siapa Ali, mereka akan menemukan bahwa Hasan bin Ali bin Abi Thalib melengserkan diri dari jabatan khalifah dan menyerahkannya pada Muawiyah, dua hal ini, yaitu Ali yang berbaiat pada khalifah sebelumnya dan Hasan yang menyerahkan jabatan khalifah pada Muawiyah, adalah dua peristiwa yang menggugurkan sebuah prinsip yang terpenting dalam mazhab syi’ah, yaitu ajaran imamah, yang imam yang maksum membantah prinsip imamah dan membuktikan secara nyata bahwa imamah bukan salah satu ajaran pokok agama, karena figur seperti Ali dan Hasan tidak mungkin meninggalkan ajran agama yang terpenting, dan mereka tidak mungkin menjadi penipu dan berpura-pura [bertaqiyah], tetapi ketiak mereka meninggalkan jabatan khalifah ini adalah bukti nyata bahwa penunjukan [nash] bagi mereka memang tidak ada, maka bisa dikatakan bahwa Ali dan Hasan membantah apa yang diyakini oleh orang awam syi’ah yang selama ini ditipu oleh ulama yang memang tidak menginginkan orang awam untuk menjadi pengikut ahlulbait yang sebenarnya, tetapi ulama itu menginginkan orang awam agar mengikuti ulama dengan setia ketika ulama itu menyelisih ahlul bait, dengan menciptakan permusuhan dan kebencian antara sahabat Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam] yang mulia dan keluarga Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam], karena ada kebencian di hati para ulama syi’ah pada para sahabat Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam] yang dipuji oleh Allah dan RasulNya.
Maka anda jangan mengharap munculnya kitab yang seluruh isinya adalah riwayat shahih dari ahlulbait, dan kondisi ini sudah berlalu lebih dari seribu tahun, kita lihat ajaran syi’ah belum sempurna dan menunggu sampai sempurna, agar ulama syi’ah dapat menulis kitab yang isinya riwayat shahih dari Nabi [Shallallahu Alaihi Wa Sallam] dan keluarganya.





Apakah Syi'ah Memiliki Kitab Shahih?
HADIRILAH KAJIAN KHUSUS PUTRI
CITA WANITA PERINDU SURGA
Bersama: Ustadz ARIS SUGIYANTORO
(Pimpinan PonPes Al Ukhuwah, Sukoharjo & Penasihat Majalah NIKAH)
AHAD, 7 September 2008
Pukul 08.00 s/d 11.30 WIB
Di MASJID AN-NUUR SMA NEGERI 1 GEMOLONG, SRAGEN
Gratis Untuk Putri
INFORMASI:
Akhowat: 0852 9363 1396
Jangan Kau Rusak Puasamu!
Jangan Kau Rusak Puasamu!
Ramadhan Mubarak
Oleh
Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaaly
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
Banyak perbuatan yang harus dijauhi oleh orang yang puasa, karena kalau perbuatan ini dilakukan pada siang hari bulan Ramadhan akan merusak puasanya dan akan berlipat dosanya. Perkara-perkara tersebut adalah.
[1]. Makan dan Minum Dengan Sengaja
Allah Azza Sya’nuhu berfirman.
“Artinya : Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam” [Al-Baqarah : 187]
Difahami bahwa puasa itu (mencegah) dari makan dan minum, jika makan dan minum berarti telah berbuka, kemudian dikhususkan kalau sengaja, karena jika orang yang puasa melakukannya karena lupa, salah atau dipaksa, maka tidak membatalkan puasanya. Masalah ini berdasarkan dalil-dalil.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Jika lupa hingga makan dan minum, hendaklah menyempurnakan puasanya, karena sesungguhnya Allah yang memberinya makan dan minum” [Hadits Riwayat Bukhari 4/135 dan Muslim 1155]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Allah meletakkan (tidak menghukum) umatku karena salah atau lupa dan karena dipaksa” [1]
[2]. Muntah Dengan Sengaja
Karena barangsiapa yang muntah karena terpaksa tidak membatalkan puasanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa yang terpaksa muntah, maka tidak wajib baginya untuk mengqadha’ puasanya, dan barangsiapa muntah dengan sengaja, maka wajib baginya mengqadha’ puasanya” [2]
[3]. Haidh dan Nifas
Jika seorang wanita haidh atau nifas, pada satu bagian siang, baik di awal ataupun di akhirnya, maka mereka harus berbuka dan mengqadha’ kalau puasa tidak mencukupinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Bukankah jika haid dia tidak shalat dan puasa ? Kami katakan : “Ya”, Beliau berkata : ‘Itulah (bukti) kurang agamanya” [Hadits Riwayat Muslim 79, dan 80 dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah]
Dalam riwayat lain.
“Artinya : Berdiam beberapa malam dan berbuka di bulan Ramadhan, ini adalah (bukti) kurang agamanya”
Perintah mengqadha’ puasa terdapat dalam riwayat Mu’adzah, dia berkata.
“Artinya : Aku pernah bertanya kepada Aisyah : ‘ Mengapa orang haid mengqadha’ puasa tetapi tidak mengqadha shalat?’ Aisyah berkata : ‘Apakah engkau wanita Haruri[3], Aku menjawab : ‘Aku bukan Haruri, tapi hanya (sekedar) bertanya’. Aisyah berkata : ‘Kamipun haidh ketika puasa, tetapi kami hanya diperintahkan untuk mengqadha puasa, tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat” [Hadits Riwayat Bukhari 4/429 dan Muslim 335]
[4]. Suntikan Yang Mengandung Makanan
Yaitu menyalurkan zat makanan ke perut dengan maksud memberi makan bagi orang sakit. Suntikan seperti ini membatalkan puasa, karena memasukkan makanan kepada orang yang puasa [4] Adapun jika suntikan tersebut tidak sampai kepada perut tetapi hanya ke darah, maka itupun juga membatalkan puasa, karena cairan tersebut kedudukannya menggantikan kedudukan makanan dan minuman. Kebanyakan orang yang pingsan dalam jangka waktu yang lama diberikan makanan dengan cara seperti ini, seperti jauluz dan salayin, demikian pula yang dipakai oleh sebagian orang yang sakit asma, inipun membatalalkan puasa.
[5]. Jima’
Imam Syaukani berkata (Dararul Mudhiyah 2/22) : “Jima’ dengan sengaja, tidak ada ikhtilaf (perbedaan pendapat) padanya bahwa hal tersebut membatalkan puasa, adapaun jika jima’ tersebut terjadi karena lupa, maka sebagian ahli ilmu menganggapnya sama dengan orang yang makan dan minum dengan tidak sengaja”
Ibnul Qayyim berkata (Zaadul Ma’ad 2/66) : “Al-Qur’an menunjukkan bahwa jima’ membatalkan puasa seperti halnya makan dan minum, tidak ada perbedaan pendapat akan hal ini”.
Dalilnya adalah firman Allah.
“Artinya : Sekarang pergaulilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kalian” [Al-Baqarah : 187]
Diizinkannya bergaul (dengan istri) di malam hari, (maka bisa) difahami dari sini bahwa puasa itu dari makan, minum dan jima’. Barangsiapa yang merusak puasanya dengan jima’ harus mengqadha’ dan membayar kafarat, dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu (dia berkata) :
“Pernah datang seseorang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia berkata, ‘Ya Rasulullah binasalah aku!’ Rasulullah bertanya, ‘Apa yang membuatmu binasa?’ Orang itu menjawab, ‘Aku menjimai istriku di bulan Ramadhan’. Rasulullah bersabda, ‘Apakah kamu mampu memerdekakan seorang budak?’ Orang itu menjawb, ‘Tidak’. Rasulullah bersabda, ‘Apakah engkau mampu memberi makan enam puluh orang miskin?’ Orang itu menjawab, ‘Tidak’ Rasulullah bersabda, ‘Duduklah’. Diapun duduk. Kemudian ada yang mengirim satu wadah korma kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah bersabda, ‘Bersedekahlah’, Orang itu berkata, ‘Tidak ada di antara dua kampung ini keluarga yang lebih miskin dari kami’. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tertawa hingga terlihat gigi serinya, lalu beliau bersabda, ‘Ambillah, berilah makan keluargamu” [5]
[Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata]
_________
Foote Note.
[1]. Hadits Riwayat Thahawi dalam Syrahu Ma’anil Atsar 2/56, Al-Hakim 2/198, Ibnu Hazm dalam Al-Ihkam 5/149, Ad-Daruquthni 4/171 dari dua jalan yaitu dari Al-Auza’i dari Atha’ bin Abi Rabah dari Ubaid bin Umar, dari Ibnu Abbas, sanadnya Shahih
[2]. Hadits Riwayat Abu Dawud 2/310, Tirmidzi 3/79, Ibnu Majah 1/536, Ahmad 2/498 dari jalan Hisyam bin Hasan, dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah, sanadnya Shahih sebagaimana yang diucapkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Haqiqtus Shyam halaman 14.
[3]. Al-Haruri nisbat kepada Harura’ (yaitu) negeri yang jaraknya 2 mil dari Kufah, orang yang beraqidah Khawarij disebut Haruri karena kelompok pertama dari mereka yang memberontak kepada Ali di negeri tersebut, hingga dinisbatkan di sana. Demikian dikatakan oleh Al-Hafidz dalam Fathul Bari 4/424, dan lihat A Lubab 1/359 karya Ibnu Atsir. Mereka orang-orang Haruriyah mewajbkan wanita-wanita yang telah suci daari Haid untuk mengqadha shalat yang terluput semasa haidnya. Aisyah khawatir Mu’adzah menerima pertanyaan dari Khawrij, yang mempunyai kebiasaan menentang sunnah dengan pikiran mereka, orang-orang seperti mereka pada zaman ini banyak, Lihat pasal At-Tautsiq ‘anillah wa ra rasuluhi dari tuliasan Dirasat Manhajiyat fi Aqidah As-Salafiyah karya Salim Al-Hilaly
[4]. Lihat Haqiqatus Shiyam halaman 15, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
[5]. Hadits Shahih dengan berbagai lafadz yang berbeda dari Bukhari 11/516, Muslim 1111, Tirmidzi 724, Baghwai 6/288, Abu Dawud 2390, Ad-Darimi 2/11, Ibnu Majah 1617, Ibnu Abi Syaibah 2/183-184, Ibnu Khuzaimah 3/216, Ibnul Jarud 139, Syafi’i 199, Malik 1/297, Abdur Razak 4/196, sebagian memursalkan, sebagian riwayat mereka ada tambahan :”Qadhalah satu hari sebagai gantinya”. Dishahihkan oleh Al-Hafidz dalam Fathul Bari 11/516, memang demikian.
Labels
- “SEPUTAR HIZBUT TAHRIR” (1)
- 21 Desember 2012 (1)
- ADAB DAN AKHLAK PENUNTUT ILMU (1)
- AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH (1)
- Akhidah (1)
- Akhlaq (1)
- Akhwat (2)
- Aku Belum Mengenal Salaf dan Salafi (1)
- Antara Wahhabi dan Teroris (1)
- Apakah Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah? (1)
- Aqidah (1)
- Asmaul Khomsah (1)
- atikel (2)
- Bahasa Arab (1)
- Bahasa Arab Dasar 21: Isim Mabni (1)
- Bedah Buku (1)
- Belajar Bahasa Arab lanjutan (14b) (1)
- Belajar bhs ARAB (3)
- Berdakwah Dengan Akhlak Mulia Ust Abul Hammad Muhsan Lc (1)
- Biografi (1)
- Bukti Cinta Nabi (1)
- business loan (1)
- buy (1)
- bv (1)
- Cara Menghitung Zakat Mal (1)
- Cinta Rasul; Hakikat dan Konsekuensinya (1)
- Dahsyatnya Ujian Wanita dan Dunia (2)
- Dauroh Pelajar dan Mahasiswa (1)
- Doanload Audio (37)
- Doanload Kajian (84)
- Download Audio (21)
- Download Ebook (6)
- Download Kajian (7)
- Download MP3 Murattal Al Qur’an (4)
- Download Murotal Al-Qur'an Ahmad Saud (1)
- Download Murotal Qur'an Muhammad Thaha (1)
- Download pdf (3)
- Download Video (1)
- Downloads Section (5)
- Dua Syarat Diterimanya Ibadah (1)
- Dunia di mata orang beriman (1)
- Engkau Melarang Anakmu (1)
- Fakta (3)
- Fiqh Muslimah (2)
- Fiqih (6)
- Fiqih Ibadah Haji (1)
- game poker (1)
- Gelar Al-Atsary (1)
- Hadirilah Tabligh Akbar (1)
- HADITS-HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN SHALAT DAN PUASA DI BULAN RAJAB (1)
- Hadits-Hadits Pilihan Shahih al-Bukhari Bab Puasa (1)
- Halal Haram dalam Agama Syiah (1)
- HARAMNYA VALENTINE DAY (1)
- Healthy (1)
- Hidayah (1)
- Hukum Aqiqah Ketika Sudah Dewasa (1)
- HUKUM BERCADAR (1)
- Hukum Lelaki Shalat Memakai Celana Panjang (1)
- Hukum Nikah Siri (1)
- Info Kajian (3)
- Info Penting (6)
- Information (3)
- islam (9)
- Jadwal Kajian Rutin DI jakarta (1)
- Jadwal sholat Abadi juni 2009 solo (1)
- Jalan Golongan Yang Selamat (1)
- JANGAN MARAH (1)
- Jika Imam Membaca Qunut Shubuh (1)
- Jum’at (1)
- Kajian Akbar (1)
- Kajian Kitab Umdatul Ahkam (10) (1)
- KAJIAN MANHAJ SALAF (1)
- Kajian Umum (1)
- kaligrafi islam (2)
- KAMU AKAN MASUK SURGA (1)
- Kebutuhan terhadap Ilmu (1)
- Kejujuran seorang Doktor (1)
- Keluarga Abdul Muthalib (1)
- Kematian (1)
- Khawarij Kontemporer (1)
- knowledge (7)
- Kontrol Diri Menuju Takwa (1)
- Lailatul qadar (1)
- Larangan Mencaci Masa (1)
- Lihatlah Orang Di Bawahmu dalam Masalah Harta dan Dunia (1)
- LOWONGAN KERJA DI RADIO AL-IMAN SURABAYA (2)
- Lowongan Penerjemahan (1)
- mac game (1)
- makalah (1)
- Malah Engkau Sendiri Melanggarnya (1)
- MAYORITAS PENGHUNI NERAKA ADALAH KAUM WANITA (1)
- Mengais Keajaiban Cinta (1)
- Mengenal Imam Syafi'i rohimahulloh Lebih Dekat (1)
- MENGENAL PARA ULAMA PEMBAHARU DALAM ISLAM (1)
- MENGKAFIRKAN TANPA SADAR (1) (1)
- Menjaga Lisan (1)
- Menuntut Ilmu Untuk Meraih Ijazah (1)
- Menyentuh Istri Membatalkan Wudhu?? (1)
- Mereka Siap Menikam dari Belakang (1)
- Murottal (1)
- Murottal Muhammad Thaha Al Junayd (1)
- Musik Itu HAram (1)
- my mind (1)
- nduan Zakat Fithri (1)
- new small business (1)
- Nikah Sirri (1)
- NLF TV (1)
- ORANG-ORANG SESAT YANG PALING MERUGI (1)
- Pacaran Dalam Kacamata Islam (1)
- Penerimaan Santri Baru (1)
- Pengetahuan (1)
- PENJELASAN PARA ULAMA TENTANG MASALAH RAJAB (1)
- Penyakit Diabetes (1)
- Penyembelih Yang Sah (1)
- Peringatan Isra’ Mi’raj (1)
- POLEMIK KAWIN SIRRI (1)
- Puasanya Seorang Musafir (1)
- py (3)
- Ramadhan (2)
- Rekaman (1)
- RIBA (1)
- Rintangan dalam Menuntut Ilmu (1)
- salaf (8)
- SALAFIAH (1)
- Salafiyah dan Politik (1)
- Sea view apartment in Varna (1)
- SEBAB-SEBAB DAN PENANGGULANGANNYA SERTA SIKAP SEORANG MUSLIM DALAM MENGHADAPI FITNAH ZAMAN (1)
- Shalat Orang Yang Sakit (1)
- Siapa Sebenarnya Pembangkit Radikalisme Dan Terorisme Modern Di Tengah Umat Islam? (1)
- Sikap Terhadap Istri Yang Selingkuh (1)
- Sirih atau Syar’i (1)
- SUDAH SALAFYKAH AKHLAKMU (1)
- Sujud Tilawah ? (1)
- Syaikh al-Albani (1)
- Syarah Riyaadlush Shoolihiin_4 (1)
- Syi'ah (3)
- Talak (1)
- Tauhid (7)
- Tawasul Syar’i Vs Tawasul Syirik (1)
- Terbaru (1)
- TERORISME (1)
- Ulama Bersepakat (Berijma’) Bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya (1)
- Ustadz Armen Halim Naro (4)
- USTADZ YAZID JAWAS (2)
- Video Kajian (1)
- Wanita (1)
- Wasiat Nabi (1)
- Waspadai Syiah (1)
comment
Download E-Book
- AQIDAH DAN MANHAJ
- Sepercik Keindahan Islam
- Prinsip-Prinsip Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah
- Studi Komprehensif Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah
- Dasar-Dasar Memahami Tauhid
- Pokok-Pokok Manhaj Salaf
- Ringkasan Manhaj dan Aqidah Imam Syafi’i Rahimahullah.
- Bai`at Antara Sunnah dan Bid`ah
- PERINGATAN DARI FITNAH EKSTREM DI DALAM MENGISOLIR DAN MENVONIS BID’AH
- Sittu Durror min ushuli ahli atsar (Landasan membangun jalan selamat)
- Syarhussunnah-Imam alBarbahari
- Menuju Penegakkan Hukum Allah
- Sebab-Sebab Kemunduran Kaum Muslimin
- Mengkafirkan tanpa Sadar
- Kelemahan Kaum Muslimin di Mata Musuh
- Sehari di Kediaman Rasulullah
- Mantasyabbaha biqoumin Fahuwa Minhum
- FIQIH DAN IBADAH
- Shifat Sholat Nabi-Syaikh Albani
- Darah Kebiasaan Wanita
- Fiqh Niat: Peran Niat dalam Amal
- Ringkasan Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah
- Hisnul Muslim-Doa dan Wirid
- Bagaimana Cara ber Amar Ma’ruf Nahi Mungkar ?
- AKHLAQ DAN TAZKIYATUN NUFUS
- SIROH DAN KISAH SHOHIH
